UNILAUNILA

Jurnal Sylva LestariJurnal Sylva Lestari

Dormansi pada benih aren (Arenga pinnata) disebabkan oleh struktur kulit benih yang keras, sehingga sulit menyerap air untuk berkecambah. Dormansi benih dapat diatasi dengan memberikan perlakuan secara fisik, mekanis, dan atau secara kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian perlakuan fisik dan pemberian perlakuan kimiawi terhadap perkecambahan benih aren dan mengetahui konsentrasi larutan giberelin yang berpengaruh paling baik terhadap perkecambahan benih aren. Dalam penelitian ini dormansi benih diatasi secara kimia yaitu dengan perendaman air bersuhu awal 75 °C dibiarkan dingin selama 15 menit, kemudian direndam dalam larutan giberelin dengan konsentrasi 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm selama 24 jam. Penelitian ini dilakukan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan empat kali ulangan. Hasil analisis mengindikasikan bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata pada persentase kecambah, daya kecambah, dan rata-rata hari berkecambah. Penambahan perendam larutan giberelin 150 ppm selama 24 jam memberikan pengaruh yang paling baik dengan rata-rata persen kecambah sebesar 65 persen, dibandingkan dengan penambahan perendaman larutan giberelin 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm selama 24 jam dengan rata-rata persentase kecambah sebesar 15 persen, 34,5 persen, 53,125 persen, dan 26,875 persen.

Perendaman benih aren dalam air bersuhu awal 75 °C selama 15 menit kemudian direndam dalam larutan giberelin selama 24 jam berpengaruh terhadap persentase kecambah, daya kecambah, dan percepatan berkecambah benih aren.Perlakuan yang paling efektif untuk meningkatkan nilai persentase kecambah benih aren dalam penelitian ini adalah perendaman benih aren dengan suhu awal 75 °C kemudian direndam dengan larutan hormon giberelin 150 ppm, yang menghasilkan rata‑rata persentase kecambah 65 persen.

Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi (1) berapa lama waktu optimal ekstraksi buah aren sebelum pengambilan benih untuk meningkatkan tingkat perkecambahan; (2) bagaimana variasi kondisi penyimpanan benih, seperti suhu dan kelembapan, memengaruhi viabilitas dan kecepatan perkecambahan benih aren; (3) apakah kombinasi konsentrasi giberelin dengan regulator pertumbuhan lain, misalnya kinetin atau asam indolat, dapat lebih meningkatkan daya kecambah dan mengurangi waktu rata‑rata berkecambah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi pembibitan aren dan mempercepat produksi bibit berkualitas tinggi.

File size107.93 KB
Pages8
DMCAReportReport

ads-block-test