UNILAUNILA

Jurnal Sylva LestariJurnal Sylva Lestari

Hutan merupakan sumber berbagai jenis tumbuhan obat. Tumbuhan obat hidup secara liar dalam kawasan hutan termasuk juga dalam kawasan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Identifikasi jenis merupakan langkah awal untuk pemanfaatan dan pelestarian tumbuhan obat tersebut. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis, kepadatan setiap populasi dan tingkat dominasi setiap populasi tumbuhan obat. Penelitian ini dilakukan di areal garapan petani Kelompok Pengelola dan Pelestari Hutan (KPPH) Talang Mulya Tahura Wan Abdul Rachman. Penelitian ini dilakukan dengan metode petak ganda. Jumlah plot sampel 87 plot masing-masing berukuran 2m x 2m. Variabel yang diamati meliputi jenis-jenis tumbuhan, kepadatan setiap populasi dan tingkat dominasi setiap populasi tumbuhan obat. Hasil dari penelitian ini adalah teridentifikasi 29 jenis tumbuhan obat yang termasuk ke dalam 18 famili tumbuhan. Jenis tumbuhan obat terbanyak didominasi oleh awar-awar, sedangkan yang terendah adalah temulawak dan lada. Tumbuhan obat yang ada di areal garapan petani KPPH Talang Mulya cukup banyak namun ada tumbuhan obat yang terancam populasinya misalnya temulawak, diduga karena dimanfaatkan oleh masyarakat tanpa upaya pembudidayaan.

Di lahan garapan petani KPPH Talang Mulya, Tahura Wan Abdul Rahman, ditemukan 29 jenis tumbuhan obat dari 18 famili yang hidup liar, dengan beberapa telah dimanfaatkan.Spesies dengan dominasi kerapatan tertinggi adalah awar‑awar (Ficus septica) (234,52 individu/ha, frekuensi 0,218).Penyebaran tertinggi ditemukan pada spesies Calincing (Oxallis barrelleri) dengan indeks 0,575.

Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi dinamika populasi spesies yang terancam seperti temulawak di bawah berbagai skenario pemanenan berkelanjutan untuk memahami dampak tekanan manusia terhadap kelangsungan populasi; selanjutnya, studi terapan dapat menilai efektivitas program penanaman kembali dan domestikasi tumbuhan obat oleh komunitas lokal, mengukur peningkatan populasi serta manfaat sosial‑ekonomi yang diperoleh masyarakat; terakhir, penggunaan citra satelit dan teknik pemetaan ruang dapat dianalisis untuk mengidentifikasi pengaruh fragmentasi hutan terhadap keragaman dan distribusi spesies tumbuhan obat, sehingga menghasilkan rekomendasi konservasi berbasis data geografis yang mendukung kebijakan pengelolaan hutan berkelanjutan.

File size209.99 KB
Pages9
DMCAReportReport

ads-block-test