ITBITB

Journal of Engineering and Technological SciencesJournal of Engineering and Technological Sciences

Penelitian ini bertujuan untuk mengkuantifikasi paparan radiasi eksternal individual di Kabupaten Mamuju, Indonesia. Sebuah dosimeter personal portabel SmartRad digunakan dalam penelitian ini, dengan pengumpulan data selama 30 hari. Temuan menunjukkan bahwa laju dosis bervariasi antara 0,152 hingga 4,200 μSv/jam dan secara kumulatif berkisar antara 0,1 hingga 8,4 μSv/hari berdasarkan durasi pengukuran rata-rata 160 menit. Rata-rata laju dosis di daerah dengan endapan mineral radioaktif adalah 11,02 mSv per tahun, sedangkan rata-rata dosis efektif di area tanpa endapan mineral radioaktif sebesar 2,6493 mSv per tahun. Dosis efektif rata-rata tahunan individu diukur sebesar 6,8347 mSv. Hasil ini mengindikasikan bahwa paparan radiasi personal pada masyarakat Mamuju melebihi ambang batas yang direkomendasikan oleh Komisi Internasional Perlindungan Radiologi (ICRP).

Penelitian ini menunjukkan bahwa laju dosis radiasi eksternal di Kabupaten Mamuju tergolong tinggi dengan rata-rata 0,94 μSv/jam atau sekitar 8,24 mSv/tahun, melebihi ambang batas paparan yang disarankan.Variasi dosis yang tinggi terutama terjadi di daerah dengan mineralisasi uranium dan thorium, dengan lokasi Ahu mencatat dosis kumulatif dan tahunan eksternal tertinggi.Temuan ini penting untuk memahami efek kesehatan paparan radiasi laju rendah dan dapat dijadikan dasar bagi studi epidemiologi lanjutan.

Pertama, penelitian lanjutan dapat dilakukan untuk mengukur paparan radiasi internal di Mamuju melalui pengukuran konsentrasi gas radon di udara rumah tangga dan kandungan radionuklida seperti radium dalam air minum penduduk, sehingga dapat diperoleh gambaran komprehensif terhadap total paparan radiasi yang mencakup jalur internal dan eksternal. Kedua, sebuah studi epidemiologi kohort jangka panjang perlu dikembangkan dengan mengaitkan data dosimetri personal individu selama periode tertentu dengan rekam medis atau survei kesehatan penduduk lokal, misalnya untuk menelusuri insidens kanker, gangguan tulang, atau masalah kesehatan lainnya sehingga hubungan antara dosis radiasi dan dampak kesehatan dapat dievaluasi secara sistematis. Ketiga, pengembangan peta radiasi dinamis di wilayah Mamuju bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi sensor lingkungan otomatis yang dipasang di titik-titik strategis dan data dosimeter personal, lalu dianalisis dengan perangkat lunak QGIS dan metode machine learning untuk memprediksi variasi dosis yang lebih detail setiap hari dan memudahkan pemantauan real time. Dengan arah penelitian ini, diharapkan aspek risiko internal, dampak kesehatan jangka panjang, dan pemetaan spasial radiasi dapat lebih lengkap, akurat, dan bermanfaat bagi pengambilan kebijakan perlindungan radiasi di masa depan.

File size497.81 KB
Pages8
DMCAReportReport

ads-block-test