ITBITB

Journal of Engineering and Technological SciencesJournal of Engineering and Technological Sciences

Mataram merupakan ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat yang terdiri atas dua pulau, Lombok dan Sumbawa. Gempa Lombok 2018 secara signifikan memengaruhi percepatan spektral, faktor penting dalam perancangan struktur. Percepatan spektral periode pendek (SS) meningkat sebesar 18,323% dibandingkan nilai pada SNI 1726:2012 dengan periode ulang 2500 tahun. Meskipun SS meningkat, kategori desain gempa bangunan tetap berada pada kelas D. Secara umum, nilai percepatan dalam penelitian ini relatif lebih tinggi dibanding kode yang berlaku untuk periode di bawah 0,462 s pada kelas lokasi D dan di bawah 0,830 s pada kelas lokasi E. Koefisien respons seismik (CS) pada tanah sedang meningkat 10,782% dibanding perhitungan kode saat ini, dan peningkatan lebih tinggi mencapai 13,168% pada tanah lunak. Revisi kode seismik dengan parameter desain yang mempertimbangkan guncangan besar terkini akan meningkatkan kesiapsiagaan dan menjadi bagian penting dalam pengurangan risiko bencana lokal.

Penelitian ini menunjukkan bahwa percepatan spektral periode pendek (SS) meningkat sebesar 18,323% dibanding SNI 1726.2012, sedangkan percepatan spektral periode panjang (S1) lebih rendah.Meskipun demikian, kategori desain gempa Mataram tetap kelas D dan nilai percepatan spektral serta koefisien respons seismik (CS) pada periode pendek menunjukkan peningkatan dibanding kode saat ini.Nilai CS meningkat 10,782% untuk tanah sedang dan 13,168% untuk tanah lunak, sehingga disarankan agar kode bangunan seismik direvisi dengan memperhitungkan gempa besar terkini.

Pertama, penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi pengaruh profil tanah yang lebih kompleks di wilayah Mataram, termasuk transisi antara kelas lokasi D dan E, dengan melakukan analisis percepatan spektral pada periode menengah (0,5–2 detik) menggunakan data guncangan Lombok 2018 untuk menghitung ulang faktor amplifikasi tanah secara lokal dan memperbarui peta percepatan spektral pada kode SNI. Kedua, studi komprehensif tentang kerusakan dan kinerja bangunan beton bertulang serta rangka baja pasca-gempa Lombok 2018 harus mempertimbangkan variasi umur konstruksi, kondisi pemeliharaan, dan akumulasi kerusakan akibat rangkaian gempa untuk merumuskan metode penilaian kerentanan struktur yang lebih akurat dan berbasis data lapangan. Ketiga, perlu dikembangkan model prediktif percepatan spektral lokal dengan mengintegrasikan rekaman akselerogram periode pendek dan panjang ke dalam simulasi numerik nonlinier untuk menghasilkan respons spektrum yang disesuaikan dengan kondisi seismik daerah. Keempat, evaluasi efektivitas revisi kode seismik dapat dilakukan melalui pemodelan skenario gempa terkini dan analisis kegagalan struktur pada beragam tipologi bangunan untuk memvalidasi rekomendasi kebijakan mitigasi. Dengan menitikberatkan pada pendekatan eksperimental lapangan dan simulasi berbasis data, saran ini diharapkan dapat meningkatkan ketepatan perancangan struktur dan pengurangan risiko bencana lokal.

  1. #plain woven fabric#plain woven fabric
  2. #time optimal#time optimal
File size827.19 KB
Pages14
DMCAReportReport

ads-block-test