GMPIONLINEGMPIONLINE

Jurnal Pendidikan Indonesia GemilangJurnal Pendidikan Indonesia Gemilang

Pengembangan karakter mulia, khususnya kesadaran melindungi lingkungan, dapat dioptimalkan melalui proses internalisasi dalam pembelajaran. Media sastra anak merupakan sarana yang efektif, terutama bila diterapkan pada anak usia sekolah dasar yang berada pada usia emas penanaman karakter. Cerita dalam sastra anak mampu mendialogkan kehidupan secara menarik, konkret, dan kontekstual. Fabel berjudul Kisah Seekor Camar dan Kucing yang Mengajarinya Terbang karya Luis Sepulveda adalah salah satu fabel terjemahan bertema lingkungan dan keluarga yang dinilai berpotensi menjadi sumber belajar pendidikan lingkungan. Penelitian yang berupaya menganalisis nilai lingkungan dalam fabel dan penggunaannya sebagai sumber belajar di era Kurikulum Merdeka masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) mendeskripsikan nilai pendidikan lingkungan dalam fabel Kisah Seekor Camar dan Kucing yang Mengajarinya Terbang karya Luis Sepulveda; 2) mendeskripsikan penggunaan fabel sebagai sumber belajar bagi siswa sekolah dasar; dan 3) mendeskripsikan relevansinya dengan profil pelajar Pancasila dalam kurikulum Merdeka Belajar. Penelitian ini bersifat kualitatif, menggunakan pendekatan studi teks dan analisis deskriptif. Hasil studi menunjukkan bahwa fabel ini dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar bagi siswa sekolah dasar, sesuai dengan teori yang mendukung perkembangan siswa dan pendekatan pembelajaran seperti pembelajaran bermakna dan konstruktivisme, serta relevan dengan perwujudan profil pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka Belajar. Implikasi dari penelitian ini adalah rekomendasi untuk pengembangan media pembelajaran berbasis sastra anak guna menginternalisasikan karakter peduli lingkungan.

Fabel Kisah Seekor Camar dan Kucing yang Mengajarinya Terbang karya Luis Sepulveda secara sentral mengangkat isu lingkungan, khususnya polusi ekosistem laut dan eksploitasi hewan, dengan tujuan membangun kesadaran akan pengelolaan lingkungan.Fabel ini memuat nilai-nilai penting tentang habitat makhluk hidup dan dampak pencemaran akibat aktivitas manusia, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan menjadi media pembelajaran seperti cerita bergambar, komik berseri, atau buku skrap tiga dimensi.Penggunaan fabel sebagai media pembelajaran tersebut sangat relevan dengan Kurikulum Merdeka, khususnya dalam menanamkan profil pelajar Pancasila yang memiliki akhlak terhadap alam semesta, merekomendasikan sastra anak sebagai sarana internalisasi karakter peduli lingkungan.

Penelitian lanjutan dapat memperkaya pemahaman kita mengenai potensi fabel dalam pendidikan lingkungan. Salah satu arah studi yang krusial adalah mengevaluasi efektivitas media pembelajaran berbasis fabel yang telah dikembangkan, seperti komik bergambar atau buku skrap tiga dimensi. Bagaimana media-media inovatif ini secara konkret memengaruhi peningkatan kesadaran ekologi serta perubahan perilaku pro-lingkungan pada siswa sekolah dasar, dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional? Pertanyaan ini membuka peluang untuk studi eksperimen dan longitudinal yang dapat mengukur dampak jangka panjang. Selanjutnya, mengingat bahwa fabel yang secara eksplisit membahas isu lingkungan masih terbatas dalam kurikulum, ada kebutuhan untuk melakukan studi komparatif. Penelitian ini dapat mengidentifikasi dan menganalisis fabel atau literatur anak lainnya, baik dari khazanah lokal maupun internasional, yang secara implisit atau eksplisit mengandung nilai-nilai pendidikan lingkungan. Pemahaman tentang elemen naratif dan karakteristik cerita yang paling efektif dalam menyampaikan pesan ekologi dapat menjadi kontribusi berharga. Terakhir, untuk memastikan implementasi yang optimal, penelitian perlu mendalami perspektif guru sekolah dasar. Bagaimana para pendidik mengintegrasikan fabel ke dalam pembelajaran sesuai Kurikulum Merdeka, tantangan apa yang mereka hadapi, serta strategi pedagogis apa yang paling efektif untuk membentuk karakter pelajar Pancasila yang peduli terhadap alam? Menggali pengalaman dan kebutuhan pelatihan guru akan sangat penting guna merancang dukungan yang lebih baik bagi upaya internalisasi kesadaran lingkungan sejak dini.

Read online
File size256.31 KB
Pages10
Short Linkhttps://juris.id/p-1tr
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test