ABULYATAMAABULYATAMA

Jurnal Dedikasi PendidikanJurnal Dedikasi Pendidikan

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi dalam bentuk variabel tertentu yang dapat diukur dengan metode-metode tertentu. Status gizi yang rendah atau tidak normal akan memberikan dampak pada tingkat kebugaran jasmani. Karena salah satu yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani adalah status gizi. Selain status gizi, adanya aktivitas olahraga yang teratur juga dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani. Aktivitas olahraga yang teratur dan tidak berlebihan akan menghasilkan kebugaran di atas rata-rata, dan dengan melakukan latihan aktivitas olahraga akan menghasilkan tingkat kebugaran jasmani yang lebih tinggi. Sehingga pengaruh terhadap kebugaran jasmani memiliki persentase yang lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh dan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan status gizi dan aktivitas olahraga terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen melalui pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh yang berjumlah 270 siswa. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster sampling dengan jumlah sampel sebanyak 47 siswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah IMT/U untuk status gizi, angket aktivitas olahraga, dan tes TKJI untuk mengukur kebugaran jasmani. Analisis data yang digunakan regresi logistik. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa status gizi memiliki nilai sig 0,024 < ρ value (sig) 0,05, dengan koefisien determinasi sebesar 42,5%, maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Jadi, terdapat hubungan antara status gizi dengan kebugaran jasmani sebesar 42,5%. Sedangkan aktivitas olahraga memiliki nilai sig 0,817 > ρ value (sig) 0,05, maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak. Jadi, tidak terdapat hubungan antara aktivitas olahraga dengan kebugaran jasmani. Hasil Regresi Logistik menunjukkan hasil sig. 0,215. Hal ini menunjukkan bahwa sig (0,215) > alpha 0,005, yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dan aktivitas olahraga dengan tingkat kebugaran jasmani pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh.

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dan aktivitas olahraga dengan tingkat kebugaran jasmani pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banda Aceh, meskipun terdapat hubungan antara status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani.Sumbangan status gizi terhadap kebugaran jasmani mencapai 42,5%, sementara aktivitas olahraga tidak memberikan sumbangan yang signifikan.Dengan demikian, status gizi berperan lebih penting dibandingkan aktivitas olahraga dalam menentukan tingkat kebugaran jasmani siswa.

Pertama, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih besar dan dari berbagai sekolah untuk melihat apakah hubungan antara status gizi dan kebugaran jasmani tetap konsisten di populasi yang lebih luas. Kedua, sebaiknya diteliti pengaruh jenis dan intensitas olahraga tertentu terhadap kebugaran jasmani, mengingat dalam penelitian ini aktivitas olahraga dinilai secara umum dan mungkin aktivitas yang berlebihan justru mengurangi manfaatnya. Ketiga, perlu dikaji lebih dalam faktor lain seperti pola tidur, asupan nutrisi spesifik, dan kondisi lingkungan sekolah yang mungkin memengaruhi kebugaran jasmani, karena penelitian ini menunjukkan bahwa status gizi dan aktivitas olahraga secara bersama-sama tidak cukup menjelaskan variasi kebugaran jasmani, sehingga kemungkinan faktor lain turut berperan. Penelitian yang lebih komprehensif dengan variabel tambahan dapat memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai determinan kebugaran jasmani remaja. Studi yang membandingkan sekolah dengan program gizi dan olahraga terstruktur versus yang tidak memiliki program tersebut juga dapat memberikan wawasan baru. Disarankan pula untuk menggunakan desain longitudinal agar dapat melihat perubahan kebugaran jasmani seiring perbaikan status gizi atau penyesuaian aktivitas olahraga. Selain itu, pendekatan kualitatif bisa digunakan untuk memahami persepsi siswa terhadap aktivitas fisik dan kebiasaan makan mereka. Dengan menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif, hasil penelitian akan lebih kaya dan aplikatif. Penelitian berikutnya juga dapat mengevaluasi efektivitas intervensi terpadu gizi dan olahraga di sekolah. Temuan dari penelitian semacam ini dapat menjadi dasar pengembangan kebijakan kesehatan dan pendidikan jasmani yang lebih efektif di tingkat menengah pertama.

  1. #siswa kela ii#siswa kela ii
  2. #siswa kelas v#siswa kelas v
Read online
File size681.63 KB
Pages5
DMCAReport

Related /

ads-block-test