UTMUTM
SEMNAS KABASTRA: Prosiding Seminar Nasional Kajian Bahasa, Sastra, dan PengajarannyaSEMNAS KABASTRA: Prosiding Seminar Nasional Kajian Bahasa, Sastra, dan PengajarannyaPemanfaatan teknologi dalam meningkatkan literasi multikultural dalam pembelajaran bahasa dan sastra merupakan strategi efektif untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan pemahaman budaya siswa. Teknologi memungkinkan akses luas ke sumber informasi beragam, seperti platform pembelajaran online, aplikasi edukatif, dan media sosial, yang membantu siswa memahami dan menghargai perbedaan budaya.Platform seperti Google Classroom, Edmodo, dan Zoom memungkinkan siswa dari berbagai latar belakang untuk belajar bersama secara virtual, tanpa terbatas oleh lokasi geografis. Dengan menggunakan teknologi ini, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan relevan bagi semua siswa. Teknologi juga memungkinkan siswa untuk mengakses informasi dalam berbagai bahasa, sehingga mereka dapat belajar tentang budaya lain tanpa dibatasi oleh bahasa. Media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter dapat digunakan untuk memperluas wawasan budaya dan mendorong pemahaman lintas budaya. Implementasi teknologi ini meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa, serta membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masala. Oleh karena itu, integrasi teknologi dalam sistem pendidikan multikultural sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan multikultural sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar inklusif dan beragam.Dengan platform digital, siswa dapat mengakses sumber informasi keragaman budaya, memperkaya pengetahuan, empati, dan toleransi.Integrasi teknologi melalui adaptasi kurikulum inklusif dan diskusi tema digital membangun keterampilan berpikir kritis serta mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global.
Penelitian selanjutnya dapat fokus pada pengukuran dampak jangka panjang penggunaan teknologi digital terhadap peningkatan literasi multikultural siswa di sekolah menengah, seperti melalui studi longitudinal yang membandingkan motivasi dan keterampilan siswa sebelum dan sesudah implementasi platform belajar online selama beberapa tahun. Selain itu, penelitian bisa explore perbedaan adopsi teknologi dalam pendidikan multikultural antara guru-guru dari latar belakang budaya yang beragam di Indonesia, dengan menggunakan metode survei kuesioner kepada sampel lebih luas untuk mengidentifikasi hambatan seperti keterbatasan akses internet atau pelatihan yang tidak memadai. Ide penelitian lainnya adalah pengembangan dan evaluasi aplikasi mobile khusus yang dirancang untuk mengintegrasikan sastra dari berbagai budaya Indonesia, guna menfasilitasi kolaborasi virtual antar sekolah dan mengukur tingkat empati siswa melalui analisis data interaksi pengguna, memperluas temuan dari wawancara yang hanya terbatas pada satu guru. Literatur penelitian menunjukkan potensi besar dalam penelitian ini untuk melengkapi keterbatasan metode kualitatif saat ini, seperti sampel kecil, dengan pendekatan kuantitatif yang lebih komprehensif. Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, penelitian lanjutan dapat memberikan wawasan lebih mendalam tentang cara teknologi membentuk generasi muda yang inklusif di era globalisasi. Pendidikan multikultural yang didukung teknologi bukan hanya meningkatkan aspek akademis, tapi juga keterampilan sosial yang vital dalam menghadapi tantangan masyarakat saat ini. Oleh karena itu, saran pertama meliputi studi tentang dampak jangka panjang, sedangkan saran kedua menekankan perbandingan lintas budaya, dan saran ketiga fokus pada inovasi aplikasi, semua terinspirasi dari latar belakang paper yang menyoroti pentingnya akses informasi dan kolaborasi digital.
| File size | 466.57 KB |
| Pages | 6 |
| DMCA | ReportReport |
Related /
UTMUTM Dengan mengadopsi pendekatan ini, siswa dapat mengembangkan keterampilan bahasa secara efektif sambil meningkatkan kesadaran antarbudaya. Pendidikan multikulturalDengan mengadopsi pendekatan ini, siswa dapat mengembangkan keterampilan bahasa secara efektif sambil meningkatkan kesadaran antarbudaya. Pendidikan multikultural
UTMUTM Pentingnya penjelasan eksplisit tentang nilai-nilai multikultural tidak bisa diremehkan, karena jika nilai-nilai tersebut dikemas secara lebih eksplisitPentingnya penjelasan eksplisit tentang nilai-nilai multikultural tidak bisa diremehkan, karena jika nilai-nilai tersebut dikemas secara lebih eksplisit
UTMUTM Era globalisasi sudah banyak penggunaan teknologi baik di bidang pendidikan dan bidang lain-lain, seperti teknologi komunikasi, kecerdasan buatan (AI),Era globalisasi sudah banyak penggunaan teknologi baik di bidang pendidikan dan bidang lain-lain, seperti teknologi komunikasi, kecerdasan buatan (AI),
UTMUTM Modalitas yang sering muncul adalah modalitas epistemik yang menunjukkan tingkat keyakinan, intensional yang mengukapkan harapan serta modalitas deontikModalitas yang sering muncul adalah modalitas epistemik yang menunjukkan tingkat keyakinan, intensional yang mengukapkan harapan serta modalitas deontik
Useful /
UTMUTM Analisis data menerapkan analisis interaktif model Miles & Huberman. Guru tidak menyusun perencanaan asesmen diagnostik dengan baik, sehingga asesmen padaAnalisis data menerapkan analisis interaktif model Miles & Huberman. Guru tidak menyusun perencanaan asesmen diagnostik dengan baik, sehingga asesmen pada
UTMUTM Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi terhadap dua guru bahasa Inggris di madrasah untuk mengidentifikasi praktik pembelajaran yangPenelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi terhadap dua guru bahasa Inggris di madrasah untuk mengidentifikasi praktik pembelajaran yang
ARIKESIARIKESI Sampel sera dari Delapan puluh pasien dan kontrol dari kedua jenis kelamin. empat puluh pasien yang didiagnosis penyakit Crohn yang rentang usia antaraSampel sera dari Delapan puluh pasien dan kontrol dari kedua jenis kelamin. empat puluh pasien yang didiagnosis penyakit Crohn yang rentang usia antara
UMMUMM Menariknya, meskipun mereka tidak memiliki hubungan kerja formal dengan perusahaan, pekerja pemotong masih menikmati perlakukan yang terlihat setara, sepertiMenariknya, meskipun mereka tidak memiliki hubungan kerja formal dengan perusahaan, pekerja pemotong masih menikmati perlakukan yang terlihat setara, seperti