UNMUNM

International Journal of Language EducationInternational Journal of Language Education

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Banyuwangi. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan kausalitas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan di RSUD Kabupaten Banyuwangi sebanyak 1.200 orang, dengan sampel sebanyak 92 responden yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Variabel reliability (X1), responsiveness (X2), assurance (X3), empathy (X4), dan tangible (X5) secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan (Y) dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai Fhitung 72,773 > Ftabel 2,31. Secara parsial, variabel reliability, responsiveness, assurance, dan tangible berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, sedangkan variabel empathy tidak berpengaruh signifikan. Koefisien determinasi (R²) sebesar 0,808 menunjukkan bahwa 80,8% variasi kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh kelima variabel independen, sedangkan sisanya 19,2% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

Kualitas pelayanan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.Empat dimensi kualitas pelayanan yaitu reliability, responsiveness, assurance, dan tangible terbukti memengaruhi kepuasan, sedangkan empathy tidak signifikan.RSUD Banyuwangi perlu mempertahankan dan meningkatkan dimensi yang sudah signifikan agar kepuasan pasien tetap optimal.

Bagaimana jika peneliti berikutnya menguji apakah pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien akan berbeda secara nyata bila dikelompokkan berdasarkan jenis layanan kesehatan tertentu seperti IGD, poli anak, atau poli gigi? Kemungkinan besar hasilnya bisa menjadi dasar penataan prioritas perbaikan layanan per poli. Selain itu, apakah menarik meneliti apakah pelatihan soft skill perawat dan petugas rekam medis—yang difokuskan pada aspek empathy—dapat menaikkan skor empathy sehingga ia menjadi signifikan memengaruhi kepuasan? Strategi intervensi semacam itu belum banyak diterapkan dan bisa jadi kunci pembeda. Terakhir, bagaimana bila peneliti mengembangkan model kepuasan pasien yang memasukkan variabel modern seperti ketersediaan wifi gratis dan sistem antrian digital sebagai bagian dari dimensi tangible; apakah model baru ini akan meningkatkan kekuatan prediksi dibanding lima dimensi SERVQUAL yang selama ini digunakan? Studi komparatif model lama versus model terintegrasi teknologi ini tentu akan bermanfaat bagi rumah sakit dalam menghadapi transformasi digital.

File size253.71 KB
Pages8
DMCAReportReport

ads-block-test