IAINPTKIAINPTK

Journal of Islamic LawJournal of Islamic Law

Penekanan terhadap hukum adat dalam komunitas Aceh Singkil, yang juga menerapkan norma fikih dalam praktik keagamaannya, menimbulkan persoalan terkait pembentukan realitas hukum yang berlaku. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap berbagai pertimbangan sosial dalam praktik hukum, dengan menitikberatkan pada peran identitas etnis dalam komunitas Aceh Singkil. Untuk mencapai tujuan tersebut, artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan pendekatan sosiologi struktural-fungsional yang memandang penerapan hukum sebagai suatu fenomena sosial. Hasil temuan menunjukkan bahwa kesadaran kolektif berbasis etnis memengaruhi kecenderungan untuk lebih mengutamakan hukum adat dibandingkan dengan ketentuan fikih dalam menetapkan kriteria kesetaraan (kafāʾah) dalam pernikahan. Penekanan ini tercermin dalam penetapan standar kesetaraan berbasis ekonomi dan pekerjaan, larangan pernikahan dalam satu marga, serta pengabaian status agama orang tua pasangan. Standar tersebut mempertimbangkan perlindungan hak individu, pelestarian warisan leluhur, dan pembentukan harmoni sebagai bagian dari proyek kebangsaan. Meskipun demikian, komunitas Aceh Singkil tetap mempertahankan norma fikih, khususnya persyaratan seagama bagi pasangan, menunjukkan bahwa hukum Islam tetap menjadi bagian integral dari kesadaran kolektif, beroperasi bersamaan dengan norma adat.

Studi ini menunjukkan bahwa identitas religius Aceh Singkil dipengaruhi oleh kesadaran kolektif etnis yang menekankan hukum adat sebagai landasan utama menjaga kohesi sosial, khususnya dalam penetapan kriteria kafāʾah.Meskipun norma adat seperti kesetaraan ekonomi, larangan pernikahan intra-marga, dan penerimaan pasangan dengan orang tua non‑Muslim memengaruhi praktik, kewajiban agama bahwa kedua pasangan harus seagama tetap dipertahankan, menandakan keberlangsungan hukum Islam berdampingan dengan adat.Kedua sistem normatif ini beroperasi paralel tanpa asimilasi total, sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk menilai apakah norma adat menjadi standar keagamaan yang wajib atau sekadar mekanisme sosial pelengkap.

Pertama, peneliti dapat menyelidiki apakah norma adat di komunitas Aceh Singkil dipandang sebagai kewajiban religius atau sekadar pelengkap sosial, dengan menggabungkan analisis etnografis dan kajian yuridis di beberapa desa. Kedua, studi perbandingan antara praktik perkawinan dan kriteria kafāʾah pada kelompok etnis lain di Aceh atau wilayah Indonesia lainnya dapat mengungkap apakah pola negosiasi antara fikih dan adat serupa atau memiliki karakteristik unik. Ketiga, penelitian longitudinal yang melacak pasangan menikah selama beberapa tahun dapat mengukur bagaimana kepatuhan pada standar kesetaraan ekonomi dan larangan intra-marga memengaruhi stabilitas pernikahan, kesejahteraan ekonomi, dan kepuasan hidup, sehingga memberikan bukti empiris tentang dampak praktis norma adat dalam konteks modern.

  1. Kajian ‘Urf pada Tradisi Rompak Paga Di Luhak Lima Puluh Kota Sumatera Barat | AL-IHKAM: Jurnal... doi.org/10.19105/al-lhkam.v12i2.1458Kajian AoUrf pada Tradisi Rompak Paga Di Luhak Lima Puluh Kota Sumatera Barat AL IHKAM Jurnal doi 10 19105 al lhkam v12i2 1458
  2. APA PsycNet. psycnet loading doi.org/10.1037/qup0000173APA PsycNet psycnet loading doi 10 1037 qup0000173
  3. Instilling the Understanding of Values of Interaction in Managing Extreme Attitudes towards Designing... doi.org/10.6007/IJARBSS/v11-i11/11667Instilling the Understanding of Values of Interaction in Managing Extreme Attitudes towards Designing doi 10 6007 IJARBSS v11 i11 11667
  4. Harmonization of State, Custom, and Islamic Law in Aceh: Perspective of Legal Pluralism | Hasanuddin... doi.org/10.20956/halrev.v10i1.4824Harmonization of State Custom and Islamic Law in Aceh Perspective of Legal Pluralism Hasanuddin doi 10 20956 halrev v10i1 4824
  5. Reconstructing the Philosophy of Marriage: Banjar Wedding Rituals as Cultural Implementation of Maqashid... doi.org/10.18592/SJHP.V24I2.15617Reconstructing the Philosophy of Marriage Banjar Wedding Rituals as Cultural Implementation of Maqashid doi 10 18592 SJHP V24I2 15617
  1. #social harmony#social harmony
File size653.72 KB
Pages22
DMCAReportReport

ads-block-test