UPGRIPLKUPGRIPLK

Meretas: Jurnal Ilmu PendidikanMeretas: Jurnal Ilmu Pendidikan

Permainan manyipet merupakan permainan tradisional yang ada di Indonesia. Namun permainan tradisional tersebut kini semakin terkikis keberadaannya sedikit demi sedikit khususnya di kota-kota mungkin untuk anak-anak sekarang ini banyak yang tidak mengenal permainan tradisional yang ada padahal permainan teradisional adalah permainan warisan nenek moyang rakyat Indonesia. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau seluruh anggota tubuh atau sebagai besar atau seluruh angggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh pengaruh olahraga permaianan tradisional terhadap peningkatan gerak motorik kasar padas siswa Laki-Laki Sekolah Dasar Negeri 7 Bukit Tunggal. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan kemampuan motorik kasar jumlah 20 anak. Rancangan penelitian mengacu pada model penelitian Kemmis & Mc. Taggart. Dikumpulkan melalui lembar observasi, dokumentasi dan pemberian tugas. Pra tindakan, aspek keseimbangan tubuh anak katagori BSB 10%, BSH 10%, MB 5%, 30% BB. Aspek kekuatan tubuh anak, katagori BSB 5%, BSH 15%, MB 20%, dan BB 30%. Aspek klelincahan tubuh anak, 10% BSB, 15% BSH, MB 1% dan BB 50%.

Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan permainan tradisional Manyipet secara rutin dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar siswa laki‑laki kelas V, terutama pada aspek keseimbangan, kekuatan, dan kelincahan.Setelah dua siklus tindakan, persentase siswa yang berada pada kategori Berkembang Sangat Baik meningkat secara signifikan pada ketiga aspek tersebut.Oleh karena itu, penggunaan Manyipet dapat direkomendasikan sebagai salah satu strategi pembelajaran fisik di sekolah dasar.

Penelitian selanjutnya dapat menyelidiki berapa frekuensi optimal sesi permainan Manyipet dalam seminggu untuk memperoleh peningkatan motorik kasar yang maksimal pada siswa kelas V, misalnya dengan membandingkan tiga, lima, dan tujuh kali pertemuan. Selain itu, diperlukan studi mengenai model pelatihan guru yang efektif dalam mengintegrasikan permainan tradisional ke dalam kurikulum pendidikan jasmani, sehingga guru dapat mengatasi hambatan implementasi dan meningkatkan motivasi siswa. Terakhir, penelitian lintas daerah dapat mengevaluasi apakah variasi permainan tradisional lainnya, seperti gasing atau congklak, memberikan manfaat serupa atau bahkan lebih baik dibandingkan Manyipet dalam meningkatkan keseimbangan, kekuatan, dan kelincahan anak, dengan mempertimbangkan perbedaan budaya dan lingkungan setempat. Metode penelitian yang dapat dipertimbangkan antara lain desain eksperimen dengan kelompok kontrol, pengukuran pre‑post menggunakan tes motorik standar, serta analisis longitudinal untuk melihat keberlanjutan efek. Hasil dari studi tersebut diharapkan dapat memberikan pedoman kebijakan bagi kementerian pendidikan dalam memperkuat peran permainan tradisional sebagai alat pembelajaran fisik yang berbasis kearifan lokal.

Read online
File size404.37 KB
Pages11
Short Linkhttps://juris.id/p-1ph
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test