UINSALATIGAUINSALATIGA

ATTARBIYAH: Journal of Islamic Culture and EducationATTARBIYAH: Journal of Islamic Culture and Education

Penelitian ini mengkaji relevansi pemikiran Ibn Khaldun dalam pendidikan multikultural kontemporer, khususnya dalam membangun sistem pendidikan multikultural yang inklusif dan harmonis. Penelitian ini berargumen bahwa konsep sosial yang diusulkan oleh Ibn Khaldun, seperti ashabiyyah (solidaritas sosial), merupakan dasar dalam mengelola keragaman dalam pendidikan. Dengan memahami keragaman sebagai sumber kekuatan, pendidikan harus mampu membentuk kebiasaan sosial yang memperkuat hubungan antara kelompok berbeda dan membangun solidaritas sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan tipe studi literatur. Temuan penelitian menunjukkan bahwa meskipun pendidikan multikultural menawarkan peluang untuk membentuk individu yang lebih inklusif dan toleran, kenyataan di lapangan seringkali menghadirkan tantangan yang signifikan. Keragaman dalam pendidikan masih menyebabkan ketegangan antara kelompok berbeda, baik agama, etnis, maupun sosial. Studi ini menemukan bahwa penerapan prinsip ashabiyyah, yang menekankan solidaritas sosial, dan penggunaan pendekatan pendidikan berbasis kasih sayang serta pengulangan gradual konsep dapat membantu mengatasi tantangan ini. Selain itu, metode mengajar yang menekankan pengembangan keterampilan sosial dan emosional, seperti komunikasi efektif dan empati, sangat relevan untuk menciptakan individu yang siap hidup harmonis dalam masyarakat yang beragam.

Visi ideal pendidikan multikultural adalah menciptakan lingkungan inklusif dan harmonis yang menghargai keragaman sosial, budaya, dan agama sebagai sumber kekuatan.Namun, realitas seringkali menunjukkan tantangan seperti ketegangan antarkelompok dan kurangnya pemahaman pendidik dalam mengelola keragaman.Studi ini menyoroti pentingnya pemikiran Ibn Khaldun, terutama ashabiyyah (solidaritas sosial), sebagai dasar untuk menumbuhkan kebiasaan sosial positif dan memperkuat hubungan antara kelompok yang beragam.Pendekatan pendidikan yang berbasis kasih sayang, penguatan gradual konsep, dan pengembangan keterampilan sosial seperti empati dan komunikasi efektif dianggap penting untuk menanamkan nilai-nilai inklusif serta membentuk generasi yang mampu menghadapi kompleksitas masyarakat majemuk.

Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan menggali lebih dalam penerapan konsep ashabiyyah Ibn Khaldun dalam konteks pendidikan multikultural di berbagai wilayah geografis untuk memahami variasi dan tantangan yang spesifik. Selain itu, studi eksperimental dapat dirancang untuk menguji efektivitas metode pengajaran berbasis kasih sayang dan pengulangan gradual dalam meningkatkan solidaritas sosial di kalangan siswa. Penelitian lanjutan juga dapat mengeksplorasi bagaimana integrasi teknologi dalam pendidikan multikultural dapat memperkuat nilai-nilai inklusif dan toleransi, serta bagaimana pendekatan ini dapat diadopsi dalam kurikulum pendidikan formal.

  1. Religion, Education, and Maintaining Ethno-religious Harmony in Sanggau, West Kalimantan | Dinamika Ilmu.... journal.uinsi.ac.id/index.php/dinamika_ilmu/article/view/8763Religion Education and Maintaining Ethno religious Harmony in Sanggau West Kalimantan Dinamika Ilmu journal uinsi ac index php dinamika ilmu article view 8763
  1. #multicultural education#multicultural education
  2. #sosial positif#sosial positif
File size637.13 KB
Pages17
DMCAReportReport

ads-block-test