UNSOEDUNSOED

JOS | Universitas Jenderal SoedirmanJOS | Universitas Jenderal Soedirman

Eksplorasi metabolit sekunder yang secara alami terjadi dari tanaman yang berfungsi sebagai sumber langsung atau prekursor untuk pengembangan obat baru mendorong kami untuk melakukan penyelidikan komprehensif terhadap keberadaannya. Indonesia menonjol sebagai hotspot keanekaragaman hayati global, dengan sejumlah spesies endemik yang menawarkan reservoir sumber daya yang kaya untuk penggunaan farmasi, pertanian, dan lingkungan. Sementara itu, genus Dysoxylum, yang termasuk dalam keluarga Meliaceae, dikenal sebagai sumber penting metabolit sekunder dan terkenal untuk aplikasi medis tradisional. Oleh karena itu, kami fokus untuk menganalisis senyawa kimia yang ditemukan di kulit batang salah satu spesies Dysoxylum Indonesia, yaitu D. parasiticum (Osbeck) Kosterm., dan menilai aktivitas biologisnya sebagai agen antikarsinogenik. Penelitian kami mengidentifikasi tiga senyawa yang diketahui: triterpenoid tipe tirucallane, cneorin-NP36 (1), limonoid sekunder dari kelompok preurianin, amotsangin A (2), dan steroid tipe ergostane, 22(E)-ergosta-6,22-dien-3β,5α,8α-triol (3). Evaluasi biologis terhadap garis sel kanker payudara manusia MCF-7 menunjukkan bahwa senyawa 2 menunjukkan efek penghambatan yang signifikan, dengan nilai IC50 34,5 μM. Keberadaan struktur yang sangat teroksidasi dalam senyawa 2, karena substituen esternya, menyoroti efektivitasnya dalam menghambat proliferasi sel kanker, lebih baik daripada obat referensi cisplatin, yang memiliki IC50 53,0 μM. Temuan ini menunjukkan bahwa amotsangin A (2) adalah agen antikanker yang menjanjikan, terutama dalam pengobatan kanker payudara. Penelitian lebih lanjut, termasuk analisis in silico dan modifikasi struktur, diperlukan untuk meningkatkan aktivitas sitotoksik dan selektivitasnya.

Dalam penyelidikan fitokimia ini, kami menyajikan isolasi dan karakterisasi dari tiga senyawa yang diketahui berasal dari kulit batang Dysoxylum parasiticium, (1) cneorin-NP36, (2) amotsangin A, dan (3) 22(E)-ergosta-6,22-dien-3β,5α,8α-triol.Senyawa 1 diidentifikasi sebagai triterpenoid tipe tirucallane yang ditandai dengan kerangka dasar, sangat dikenal oleh pasangan sistem ikatan ganda yang terletak di C-7/C-8.Senyawa 2 diklasifikasikan dalam kategori limonoid, khususnya dari tipe preurianin, mengandung banyak modifikasi terhadap struktur dasarnya, termasuk adanya moiety α,β-unsaturated-ε-caprolactone di cincin A dan pembukaan di cincin B.Senyawa 3 ditandai oleh keberadaan grup polihidroksi yang khas dari steroid tipe ergostane di posisi C-3, C-5, dan C-8.Efektivitas biologis dari senyawa (1-3) menunjukkan bahwa limonoid yang dimodifikasi dalam senyawa 2 menunjukkan efek penghambatan yang superior terhadap pertumbuhan garis sel kanker payudara manusia MCF-7 dibandingkan agen kemoterapi yang ditetapkan, cisplatin (IC50, 53.parasiticum, seperti paraxylines A–G, menunjukkan aktivitas sitotoksik yang mencolok terhadap garis sel kanker MCF-7 dan HeLa, yang sangat terkait dengan tingkat oksigenasi tinggi dan modifikasi cincin yang berbeda.Sejalan dengan temuan tersebut, amotsangin A (2) juga merupakan limonoid tipe preurianin yang sangat teroksidasi menunjukkan sitotoksisitas yang kuat terhadap sel MCF-7.

Melihat hasil penelitian ini, ada beberapa saran untuk penelitian lanjutan yang dapat dilakukan. Pertama, bagaimana jika dilakukan studi lebih dalam mengenai mekanisme kerja biologis senyawa amotsangin A secara in vitro dan in vivo untuk memahami cara kerjanya melawan sel kanker payudara MCF-7? Kedua, penelitian tentang modifikasi struktural lebih lanjut dari senyawa-senyawa yang terisolasi, khususnya amotsangin A, menjadi alternatif menarik untuk dioptimalkan dalam pengembangan obat antikanker yang lebih efektif. Ketiga, bagaimana dampak potensial dari kombinasi senyawa amotsangin A dengan obat kemoterapi lain, seperti cisplatin, dalam meningkatkan efektivitas pengobatan terhadap berbagai jenis sel kanker akan sangat relevan untuk dieksplorasi. Penelitian yang terdahulu sudah menunjukkan jalan bagi pengembangan ini, serta memperluas wawasan terhadap potensi senyawa-senyawa dari tanaman Indonesia.

  1. #insidensi kanker payudara#insidensi kanker payudara
File size625.31 KB
Pages12
DMCAReportReport

ads-block-test