STTSIMPSONSTTSIMPSON

Evangelikal: Jurnal Teologi InjiliEvangelikal: Jurnal Teologi Injili

Ungkapan “Allah menyesal di dalam Alkitab Perjanjian Lama untuk sebagian atau mungkin sebagian besar orang, sulit dipahami. Untuk memperoleh pengertian makna ungkapan tersebut, penulis melakukan penelitian, yakni: Penelitian Biblika, untuk menggali pengertian ungkapan “Allah menyesal berdasarkan penulusuran makna kata atau frasa dari Bahasa Ibrani, setelah mendapatkan data tersebut, dilakukan suatu kajian; apakah terjadi penyimpangan pengertian orang percaya terhadap ungkapan “Allah menyesal tersebut dan dilakukan upaya koreksi untuk meluruskan kekeliruan tersebut. Berdasarkan penelusuran makna kata dari Bahasa Ibrani, kata ~x;n (nawkham) yang diterjemahkan menyesal, bukan hanya memiliki makna tunggal: 1) Allah berduka, bersedih atau prihatin dengan keadaan manusia yang telah berbuat jahat, memberontak dan melawan kehendak Allah; 2) Allah menaruh belaskasihan terhadap umat-Nya; 3) Allah mengasihani umat-Nya yang menyadari dosanya dan bertobat; 4) Kata “menyesal yang artinya memang menyesal sebagaimana manusia yang menyesal, dalam pengertian Allah diharapkan menyesal oleh umat-Nya atau manusia berpikir bahwa Allah akan menyesal; 5) Kata “menyesal yang artinya memang menyesal sebagaimana manusia yang menyesal. Allah memang tidak akan dan tidak pernah menyesal.

Ungkapan “Allah menyesal dipahami sebagai ungkapan antropomorfis yang bermakna Allah prihatin, berbelaskasihan, atau mengasihani umat yang bertobat, bukan penyesalan seperti manusia.Allah tidak pernah berubah pikiran maupun menyesali rencana-Nya karena Ia Mahatahu dan sempurna.

Bagaimana jika penelitian selanjutnya membandingkan pemakaian kata menyesal dalam kitab-kitab Perjanjian Lama dengan perumpamaan serupa dalam literatur Timur Kuno untuk menilai apakah pembaca masa lalu juga memahami ungkapan ini secara kiasan? Dapat pula disusun studi eksperimental yang mengevaluasi cara penyampaian topik ini di mimbar gereja: apakah penataan visual, ilustrasi kontekstual, atau metode dialogis lebih efektif mengurangi kesalahpahaman awam? Selain itu, penting untuk mengembangkan kamus digital interaktif yang menampilkan makna ~x;n (nawkham) berdasarkan bentuk gramatikal dan konteks perikopnya agar pembaca awam bisa menelusur makna secara mandiri dan menilai sendiri kebenaran teologis ungkapan “Allah menyesal tanpa tergantung sepenuhnya kepada khotbah pemberitaan.

Read online
File size148.21 KB
Pages20
Short Linkhttps://juris.id/p-1m3
DMCAReport

Related /

ads-block-test