STTSIMPSONSTTSIMPSON

Evangelikal: Jurnal Teologi InjiliEvangelikal: Jurnal Teologi Injili

Prinsip pertama Pancasila menyatakan bahwa Indonesia sebagai bangsa yang berkeTuhanan Yang Maha Esa. Meskipun secara resmi Indonesia bersifat sekuler, negara ini memiliki keragaman budaya dan agama. Keragaman ini menimbulkan potensi sengketa yang muncul dari masalah keagamaan di berbagai daerah. Artikel ini menekankan bagaimana elemen-elemen seperti politisasi agama, eksklusivisme, dan politik identitas dapat menyebabkan ketidakamanan beragama. Penggunaan paradigma DAMAI (Dialog, Adaptasi, Mediasi, Akomodasi, Integrasi) untuk membangun moderasi beragama dalam konteks pendidikan teologi Kristen di Papua juga dibahas dalam artikel ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara terhadap 40 peserta yang terdiri dari staf, dosen, dan mahasiswa, serta observasi. Temuan penelitian menunjukkan tingkat penerapan model DAMAI yang tinggi di Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Sentani (STAKPN Sentani), dengan skor antara 80% hingga 99% untuk indikator Komunikasi, Keadilan, Kasih, Keamanan, dan Inovasi. Artikel ini menghadirkan paradigma DAMAI untuk mendorong moderasi beragama yang inklusif dan damai di Papua, sekaligus mengungkap tantangan terkait moderasi beragama dalam lingkungan pendidikan teologi Kristen.

Penerapan model DAMAI sebagai prototipe moderasi beragama dalam konteks pendidikan teologi di Papua sangat penting, sebagaimana ditunjukkan oleh tingginya komitmen terhadap dialog antaragama, literasi keagamaan, serta pengembangan pemimpin yang inklusif.Indikator seperti komunikasi, keadilan, kasih, keamanan, dan inovasi menunjukkan bahwa budaya moderasi telah tertanam kuat di lingkungan kampus STAKPN Sentani.Model ini berhasil menciptakan lingkungan yang aman, harmonis, dan inklusif, serta menjadi contoh nyata penerapan moderasi beragama dalam pendidikan Kristen di wilayah multikultural.

Pertama, perlu dilakukan penelitian komparatif tentang penerapan model DAMAI di institusi pendidikan teologi Kristen di luar Papua untuk melihat sejauh mana model ini dapat direplikasi di wilayah dengan dinamika sosial dan keagamaan yang berbeda. Kedua, perlu dikaji secara mendalam bagaimana nilai-nilai moderasi beragama dalam model DAMAI diintegrasikan ke dalam kurikulum harian, metode pengajaran, dan kegiatan mahasiswa, sehingga tidak hanya bersifat simbolis namun menjadi bagian dari praktik pendidikan yang konkret. Ketiga, perlu dikembangkan studi tentang dampak jangka panjang model DAMAI terhadap lulusan, khususnya dalam konteks peran mereka sebagai pemimpin jemaat dan agen perdamaian di tengah masyarakat yang beragam, untuk menilai efektivitas model ini dalam membentuk karakter moderat yang berkelanjutan.

  1. PEMAKNAAN MAHASISWA TERHADAP NARASI KONFLIK BERAGAMA | Jurnal Kewarganegaraan. pemaknaan mahasiswa narasi... doi.org/10.31316/jk.v5i1.1288PEMAKNAAN MAHASISWA TERHADAP NARASI KONFLIK BERAGAMA Jurnal Kewarganegaraan pemaknaan mahasiswa narasi doi 10 31316 jk v5i1 1288
  2. ACEH DAN KONFLIK AGAMA: KONSTRUKSI PADA HARIAN REPUBLIKA | Triyono | Profetika: Jurnal Studi Islam. aceh... doi.org/10.23917/profetika.v22i1.14773ACEH DAN KONFLIK AGAMA KONSTRUKSI PADA HARIAN REPUBLIKA Triyono Profetika Jurnal Studi Islam aceh doi 10 23917 profetika v22i1 14773
  3. One moment, please.... moment please wait request verified journals.jozacpublishers.com/jahca/article/view/203One moment please moment please wait request verified journals jozacpublishers jahca article view 203
  1. #paradigma damai dialog#paradigma damai dialog
  2. #damai model#damai model
Read online
File size510.65 KB
Pages15
DMCAReport

Related /

ads-block-test