ALJAMIAHALJAMIAH

Al-Jami'ah: Journal of Islamic StudiesAl-Jami'ah: Journal of Islamic Studies

Topik riset ini mencoba mengangkat beberapa isu kontroversi yang terkait dengan bahasa orang Yahudi di Yathrib (Medinah). Berbagai teori dan penjelasan dari akademisi muslim atau Orientalis masih memperdebatkan apakah bahasa tersebut merupakan bahasa lisan atau tulis. Secara eksplisit dalam hadis Nabi terindikasi adanya tiga bahasa yaitu: Ibrani, Aramaik dan Syria. Dalam tulisan ini, peneliti akan mengumpulkan, akreditasi dan analisis hadits Nabi yang autentik terkait dengan topik ini. Kesimpulannya menunjukkan bahwa Nabi memerintahkan Zayd, penerjemahnya, untuk belajar bahasa Ibrani yang mana merupakan bahasa surat – menyurat dan ritual orang Yahudi di Medinah. Oleh karena itu, tulisan ini menunjukkan bahwa bahasa komunikasi sehari-hari orang Yahudi di Medinah adalah bahasa Arab yang diantaranya meminjam beberapa istilah dalam bahasa Ibrani.

Bahasa Arab merupakan bahasa komunikasi sehari-hari orang Yahudi Yathrib, dengan beberapa orang Yahudi berasal dari Arab yang memeluk agama Yahudi dan lainnya adalah imigran yang menetap di sana.Mereka menggunakan bahasa Ibrani untuk pembacaan Taurat dan ibadah, yang dipraktikkan oleh rabbi.Ketika konflik politik muncul dengan Arab, Nabi Muhammad meminta Zayd Ibn Thabit untuk belajar aksara Ibrani untuk korespondensi rahasia dengan rabbi Yahudi.Kajian ini menolak bahwa Siriak adalah salah satu bahasa Yahudi Yathrib, melainkan digunakan untuk komunikasi dengan komunitas Kristen di Semenanjung Arab dan Levant.

Penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi bagaimana interaksi budaya antara Yahudi Yathrib dan masyarakat Arab memengaruhi perkembangan bahasa Arab pra-Islam, seperti melalui studi tentang peminjaman kata-kata Ibrani ke dalam dialek Arab. Sebuah arah studi baru bisa menyelidiki peran linguistik Nabi Muhammad dalam membentuk identitas multikultural Madinah, dengan fokus pada analisis hadits tentang komunikasi antar-etnis yang belum banyak dikaji. Para peneliti bisa mengembangkan metodologi baru untuk membandingkan versi hadits dari sumber Muslim dan non-Muslim, guna mengungkap nuansa politik dalam penggunaan bahasa Siriak oleh Nabi di era penyebaran Islam awal. Selain itu, kajian mendalam tentang makna identitas kolektif melalui bahasa bisa diperluas ke konteks kontemporer, mempertanyakan bagaimana bahasa menjadi penanda persatuan atau pemisahan dalam masyarakat plural. Ide penelitian ini bisa mengintegrasikan analisis arkeologis, seperti manuskrip Yahudi yang ditemukan di kawasan Hijaz, untuk melengkapi temuan hadits seperti yang disarankan dalam metode baru deskripsi narasi hadits. Dengan menggunakan pendekatan interdispliner antara linguistik, sejarah, dan studi Islam, penelitian bisa menjawab pertanyaan tentang pengaruh bahasa minoritas pada formasi bahasa nasional Arab. Akhirnya, studi lanjutan dapat mempertimbangkan keterbatasan akses ke sumber hadits autentik dengan merancang program digital untuk verifikasi massal, sehingga memperluas perspektif tentang interaksi bahasa di era Madinah.

  1. Yathrib Jews’ Language(s): A Study Based on Authentic Ḥadiṯs | Sbaihat | Al-Jami'ah: Journal... doi.org/10.14421/ajis.2017.552.327-356Yathrib JewsAo Language s A Study Based on Authentic adis Sbaihat Al Jamiah Journal doi 10 14421 ajis 2017 552 327 356
  1. #huruf bahasa arab#huruf bahasa arab
  2. #yathrib jews#yathrib jews
Read online
File size635.95 KB
Pages30
DMCAReport

Related /

ads-block-test