UNUDUNUD

Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies)Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies)

Kelahiran bayi selalu disertai ungkapan suka cita dan mengharukan. Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan ekspresi verbal masyarakat Bali terhadap kelahiran bayi. Data diambil dari media sosial WhatsApp dan Facebook yang dikumpulkan dengan metode simak yaitu menyimak ungkapan masyarakat Bali terhadap kelahiran bayi di media sosial dibantu dengan teknik simpan. Data dianalisis dengan cara menemukan inti ungkapan tersebut dikaitkan dengan konteks budaya Bali. Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan ekspresi verbal antara bayi laki-laki dan perempuan. Ekspresi verbal untuk bayi laki-laki banyak mengandung makna positif seperti harapan, kebahagiaan, rasa syukur sedangkan untuk bayi perempuan di samping makna positif seperti doa dan harapan, juga mengandung makna negatif seperti kurang bersyukur dan rasa penyesalan. Hal tersebut mengimplikasikan adanya bias gender karena ekspresi verbal yang diberikan mengandung ketimpangan yaitu masyarakat Bali masih mengutamakan laki-laki. Variasi ekspresi verbal tersebut tidak semata-mata karena kebetulan, tetapi secara ideologis menunjukkan pemaknaan masyarakat terhadap fakta atau realitas yang ada.

Terdapat bias gender dalam ekspresi verbal masyarakat Bali terhadap kelahiran bayi, di mana kelahiran bayi laki-laki lebih banyak diungkapkan dengan makna positif seperti kebahagiaan dan rasa syukur, sedangkan kelahiran bayi perempuan kadang diiringi ekspresi negatif seperti kekecewaan dan kurangnya rasa syukur.Harapan terhadap bayi perempuan cenderung terbatas pada peran domestik seperti membantu ibu dan menjadi penyangga keluarga, yang mencerminkan ketimpangan gender dalam budaya Bali.Ekspresi verbal tersebut merupakan cerminan dari konstruksi budaya masyarakat Bali yang masih patriarkal dan mengutamakan laki-laki sebagai penerus keturunan dan pewaris keluarga.

Pertama, perlu diteliti bagaimana generasi muda Bali di perkotaan atau luar negeri mengekspresikan sambutan terhadap kelahiran bayi perempuan dibandingkan dengan yang tinggal di daerah pedesaan, untuk melihat pengaruh modernisasi terhadap pergeseran nilai gender dalam ekspresi verbal. Kedua, penting untuk mengkaji peran media sosial dalam memperkuat atau melemahkan bias gender melalui analisis percakapan di grup-grup komunitas Bali, guna memahami apakah platform digital menjadi ruang reproduksi atau transformasi norma budaya. Ketiga, perlu dilakukan penelitian tentang respons verbal orang tua terhadap kelahiran anak perempuan dalam konteks keluarga tanpa anak laki-laki, untuk mengeksplorasi apakah tekanan sosial terhadap kehadiran pewaris laki-laki masih dominan atau sudah mengalami perubahan secara kultural.

File size523.84 KB
Pages23
DMCAReportReport

ads-block-test