IKTGMIKTGM

Graha Medika Pharmacy JournalGraha Medika Pharmacy Journal

Pengelolaan perencanaan dan pengadaan obat untuk ketersediaan obat di fasilitas kesehatan seperti puskesmas jika ketersediaan kurang dari kebutuhan masyarakat akan menyebabkan terjadinya kekosongan obat sehingga berakibat pada terganggunya kegiatan pelayanan kesehatan di puskesmas serta menurunnya tingkat kepercayaan pasien terhadap tenaga dan sarana kesehatan, sedangkan ketersediaan obat yang berlebih akan berdampak pada banyaknya obat yang akan mengalami kadaluwarsa dan berakibat pada adanya kerugian finansial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses tentang ketersediaan obat dipuskesmas komangaan ditinjau dari perencanaan dan pengadaan obat. Penelitian ini adalah studi observasional dengan pendekatan deskriptif, menggunakan data sekunder yang dikumpulkan secara retrospektif melalui rekapitulasi beban persediaan obat tahun 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan perencanaan obat di puskesmas komangaan terdapat satu macam sumber pembiayaaan obat melalui penyusunaan Rencana Kebutuhan Obat (RKO) yang dibuat selama satu tahun kedepan, Proses Perencanaan obat Menggunakan Metode Konsumsi dan Apoteker yang terlibat sebagai penangggung jawab Apoteker Aulia Innayahsari Datungsolang. Sementara itu, Proses Pengadaan obat di lakukan hanya melalui dinkes, Pengadaan dilakukan setiap bulan dan perencanaan dilakukan satu tahun dengan Menggunakan format Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang diajukan Melalui Dinas Kesehatan.

Proses Ketersediaan obat yang ditinjau dari perencanaan obat di Puskesmas Komangaan menggunakan metode konsumsi.Proses perencanaan dilakukan berdasarkan metode analisis konsumsi logistik periode sebelumnya dan Apoteker yang terlibat sebagai penanggung jawab Apoteker Aulia Innayahsari Datungsolang, S.Proses Ketersediaan obat yang ditinjau dari pengadaan obat di Puskesmas Komangaan dilakukan hanya melalui Dinkes, Pengadaan dilakukan setiap bulan dan perencanaan dilakukan satu tahun dengan menggunakan format Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) melalui Dinkes.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran penelitian lanjutan yang dapat dikembangkan. Pertama, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengeksplorasi efektivitas berbagai metode perencanaan obat, seperti metode epidemiologi, dalam konteks puskesmas dengan karakteristik geografis dan demografis yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi metode perencanaan yang paling sesuai untuk memastikan ketersediaan obat yang optimal di berbagai wilayah. Kedua, penelitian kuantitatif dapat dilakukan untuk mengukur dampak ketersediaan obat yang memadai terhadap indikator kesehatan masyarakat, seperti angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat diobati dengan obat. Hasil penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai pentingnya pengelolaan obat yang efektif dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Ketiga, penelitian kualitatif dapat dilakukan untuk menggali lebih dalam perspektif tenaga kesehatan terkait tantangan dan kendala dalam perencanaan dan pengadaan obat, serta faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan terhadap prosedur yang ada. Informasi ini dapat digunakan untuk merancang program pelatihan dan pendampingan yang lebih efektif, serta memperbaiki sistem pengelolaan obat secara keseluruhan. Ketiga saran penelitian ini saling terkait dan dapat saling mendukung dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan obat di puskesmas, sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan dapat lebih efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

  1. #nas sumber#nas sumber
Read online
File size242.68 KB
Pages11
Short Linkhttps://juris.id/p-1og
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test