UNILAUNILA

Jurnal Sylva LestariJurnal Sylva Lestari

Penelitian keanekaragaman hayati flora dan fauna di hutan konservasi pada industri perminyakan/kilang minyak jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keanekaragaman hayati flora dan fauna, terutama jenis burung. Penelitian dilaksanakan di kawasan hutan Bukit Datuk Dumai, Provinsi Riau. Untuk keanekaragaman flora, dibuat plot berukuran 100 m x 100 m (1 ha), sedangkan untuk burung, dibuat plot berjari-jari 25 m yang tersebar secara acak di lokasi tersebut. Struktur dan komposisi jenis pohon dengan diameter setinggi dada ≥ 10 cm, pancang, dan semai diamati dari petak ukur permanen seluas 1 ha. Ditemukan 32 jenis pohon berdiameter ≥ 10 cm dengan jumlah 354 pohon, termasuk dalam 22 suku, dengan suku terbanyak adalah Dipterocarpaceae. Jenis yang mendominasi tingkat pohon berturut-turut adalah keterung (Garcinia dioca L.) dengan INP=39,67%, undal (Gironniera subaequalis Planch.) dengan INP=30,39%, dan para (Ochanostachys amentaceae Mast.) dengan INP=30,26%. Pada tingkat pancang, jenis dominan adalah kelat putih (Hopea mengarawan Miq.) dengan INP=73,71%, undal (Gironniera subaequalis Planch.) dengan INP=42,51%, dan meranti bunga (Shorea acuminata Dyer.) dengan INP=35,24%. Pada tingkat semai, jenis dominan adalah selumar (Glochidion sp.) dengan INP=47,10%, kempas (Koompassia excelsa Taub.) dengan INP=43,52%, dan kelat putih (Hopea mengarawan Miq.) dengan INP=24,62%. Jumlah jenis burung yang ditemukan sebanyak 33 spesies dengan indeks keragaman 2,63, indeks kemerataan 0,75, dan indeks kekayaan jenis 6,52.

Di kawasan hutan Bukit Datuk Dumai, ditemukan 32 jenis pohon berdiameter ≥ 10 cm dengan total 354 individu, didominasi oleh suku Dipterocarpaceae.Jenis dominan pada tingkat pohon adalah keterung, undal, dan para, sedangkan pada tingkat regenerasi (pancang dan semai) didominasi oleh kelat putih, undal, meranti bunga, selumar, dan kempas.Jumlah jenis burung sebanyak 33 spesies dengan indeks keragaman 2,63, kemerataan 0,75, dan kekayaan jenis 6,52, serta ditemukannya burung rangkong yang menandakan kualitas hutan yang masih baik.

Penelitian lanjutan dapat mengkaji bagaimana perubahan struktur regenerasi pohon dan keanekaragaman burung berubah seiring waktu akibat gangguan manusia seperti tebangan dan pembangunan infrastruktur di sekitar hutan Bukit Datuk, dengan memantau kembali petak ukur permanen setiap lima tahun. Selain itu, perlu dilakukan studi tentang hubungan antara keberadaan spesies burung endemik atau indikator seperti rangkong dengan ketersediaan pohon besar dan jenis pakan alami seperti buah Garcinia dan Ficus di kawasan hutan ini, guna memahami mekanisme ketergantungan ekologis mereka. Terakhir, penelitian dapat mengembangkan model prediksi keberlanjutan populasi burung berdasarkan data regenerasi pohon, tingkat kerusakan tanah organosol, dan pola penggunaan lahan di sekitar hutan, sehingga dapat menjadi dasar pengelolaan konservasi yang berkelanjutan di kawasan industri perminyakan.

File size339.26 KB
Pages13
DMCAReportReport

ads-block-test