APTKLHIAPTKLHI
Indonesian Journal of Forestry ResearchIndonesian Journal of Forestry ResearchRESPON MORFOLOGIS BIBIT Parkia speciosa TERHADAP BERBAGAI AMELIORAN, MUKA AIR TANAH DANGKAL, DAN PENGARUHNYA TERHADAP IKLIM MIKRO SETEMPAT. Budidaya tanaman petai (Parkia speciosa Hassk.) di lahan basah memerlukan evaluasi tanaman terhadap kondisi muka air dangkal. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pertumbuhan tanaman petai dan kondisi iklim mikro dalam variasi campuran substrat dan tingkat muka air dangkal. Penelitian ini dilakukan di Fasilitas Penelitian Jakabaring (104°4644 E, 3°0135 S), Palembang, Sumatera Selatan, dan dimulai pada bulan September hingga Desember 2023, serta menggunakan rancangan acak kelompok faktorial. Faktor pertama campuran amelioran pada substrat, faktor kedua kedalaman muka air dangkal. Setiap perlakuan diulang sebanyak empat (4) kali. Hasil penelitian pertumbuhan opimal daun tanaman petai terjadi pada media tanam dengan amelioran biochar, namun pertumbuhan tanaman pada empat jenis media tanam tidak menunjukkan perbedaan nyata secara statistik. Meskipun kondisi suhu udara, suhu substrat, dan kelembapan tanah bervariasi, tanaman petai tetap tumbuh baik pada keempat media tanam, termasuk amelioran biochar, gambut, cocopeat, dan tanah topsoil pada muka air dangkal. Model zero-intercept linear dianggap optimal untuk memprediksi luas daun dengan mempertimbangkan panjang midrib, lebar daun, dan interaksi keduanya berdasarkan nilai R². Pertumbuhan daun petai optimal terlihat pada muka air dangkal SWT-12, namun pertumbuhan tanaman pada tiga variasi muka air dangkal (SWT-20, SWT-16, dan SWT-12) tidak berbeda nyata, meskipun iklim mikro berfluktuasi, termasuk suhu udara, suhu substrat, dan kelembapan udara pada tiga perbedaan muka air dangkal, pengaruhnya belum signifikan pada pertumbuhan tanaman petai. Ini menunjukkan budidaya tanaman petai pada permukaan air dangkal bisa dilaksanakan.
Kesimpulan menunjukkan bahwa pertumbuhan daun optimal tanaman petai terjadi pada media tanam amelioran biochar.Namun, tidak terdapat perbedaan signifikan antara empat media tanam yang diuji.Jamkan itu, kondisi mikroklimat tidak berdampak signifikan pada pertumbuhan tanaman petai di berbagai kedalaman muka air dangkal.
Pertama, perlu dilakukan percobaan faktor 3×2 dengan menggabungkan pupuk organik (kompos) dan mineral pada media tanam biochar, cocopeat, serta topsoil untuk mengevaluasi sinergi nutrisi terhadap pertumbuhan dan kesehatan akar petai serta dampaknya pada kualitas hasil. Kedua, peneliti disarankan untuk mengembangkan studi jangka panjang selama satu tahun tropis guna meninjau adaptasi sistem akar petai terhadap fluktuasi kedalaman muka air dangkal, serta memanfaatkan sensor kemudahan monitoring kondisi tanah agar dapat memodelkan stres hidroponik secara real‑time. Ketiga, penerapan perbandingan varietas petai antara lokal dan varietas unggul perlu ditindaklanjuti dengan analisis fisiologi, termasuk laju photosynthesis, konduktansi stomata, serta komposisi alkaloid, guna menentukan toleransi lahan basah yang optimal. Hasil empiris ini dapat meningkatkan pendekatan rehabilitasi lahan phagitan, mempromosikan praktek agrikultur yang ramah lingkungan, serta mengoptimalkan produktivitas petai di wilayah peat karst. Penelitian lanjutan bertujuan menambahkan nilai tambah ekonomi melalui peningkatan nilai pasar petai, sekaligus mengurangi gangguan ekologis pada habitat alami. Seluruh rekomendasi ini selaras dengan upaya pengembangan sistem terpadu pemukiman pedesaan yang berkelanjutan. Selain itu, evaluasi unsur makro dan mikroelement pada media tanam harus memanfaatkan analisis tanah dan media secara periodik untuk menyesuaikan dosis pupuk sesuai kebutuhan spesifik tiap tingkat kedalaman air. Pengujian keterbarukan biochar dapat dilakukan melalui studi degradasi bahan organik di media tanam, menilai seberapa lama ia mempertahankan sifat porositas dan retroaksinya terhadap pH tanah. Metodologi vegetasi non‑destruktif, seperti estimasi luas daun menggunakan GPS dan perangkat lunak imaging, dapat ditingkatkan dengan algoritma kecerdasan buatan untuk memprediksi massa kering pada petai. Integrasi data hasil di atas ke dalam sistem informasi geografis (GIS) akan memudahkan perencanaan lokasi tanam bestre kecocokan iklim dan kedalaman air untuk memaksimalkan hasil pertanian di wilayah sejenis.
- Biochar Type, Ratio, and Nutrient Levels in Growing Media Affects Seedling Production and Plant Performance.... doi.org///10.3390/agronomy10091421Biochar Type Ratio and Nutrient Levels in Growing Media Affects Seedling Production and Plant Performance doi 10 3390 agronomy10091421
- Radware Bot Manager Captcha. radware manager captcha apologize ensure keep safe please confirm human... doi.org/10.1088/1755-1315/995/1/012049Radware Bot Manager Captcha radware manager captcha apologize ensure keep safe please confirm human doi 10 1088 1755 1315 995 1 012049
- Flooding tolerance of four tropical peatland tree species in a nursery trial | PLOS One. flooding tolerance... doi.org///10.1371/journal.pone.0262375Flooding tolerance of four tropical peatland tree species in a nursery trial PLOS One flooding tolerance doi 10 1371 journal pone 0262375
- hort. hort need enable javascript doi.org/10.21273/HORTSCI13875-19hort hort need enable javascript doi 10 21273 HORTSCI13875 19
- Radware Bot Manager Captcha. radware manager captcha apologize ensure keep safe please confirm human... doi.org///10.1088/1748-9326/ab6b35Radware Bot Manager Captcha radware manager captcha apologize ensure keep safe please confirm human doi 10 1088 1748 9326 ab6b35
| File size | 842.08 KB |
| Pages | 14 |
| DMCA | ReportReport |
Related /
APTKLHIAPTKLHI Metode organosolv menggunakan pelarut etanol 60% pada suhu 170 °C selama 90 menit untuk menghilangkan lignin dan hemiselulosa. Hasil menunjukkan bahwaMetode organosolv menggunakan pelarut etanol 60% pada suhu 170 °C selama 90 menit untuk menghilangkan lignin dan hemiselulosa. Hasil menunjukkan bahwa
APTKLHIAPTKLHI Sementara itu, sampel yang dipanaskan dengan hot-press menunjukkan perubahan warna yang lebih signifikan (lebih gelap) dan permukaan yang lebih halus.Sementara itu, sampel yang dipanaskan dengan hot-press menunjukkan perubahan warna yang lebih signifikan (lebih gelap) dan permukaan yang lebih halus.
APTKLHIAPTKLHI Uji lapang kayu tanpa menyentuh tanah dilakukan pada rak dengan kemiringan 45º selama 90 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuanUji lapang kayu tanpa menyentuh tanah dilakukan pada rak dengan kemiringan 45º selama 90 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan
UNILAUNILA Metode penelitian meliputi ekstraksi selulosa, pembuatan bioplastik, dan karakterisasi sifat mekanik serta biodegradabilitas. Hasil menunjukkan bioplastikMetode penelitian meliputi ekstraksi selulosa, pembuatan bioplastik, dan karakterisasi sifat mekanik serta biodegradabilitas. Hasil menunjukkan bioplastik
Useful /
UNHASUNHAS Penelitian menggunakan desain kuasi-eksperimen dengan dua kelompok (eksperimen dan kontrol). Data dikumpulkan melalui tes berpikir kritis dan observasiPenelitian menggunakan desain kuasi-eksperimen dengan dua kelompok (eksperimen dan kontrol). Data dikumpulkan melalui tes berpikir kritis dan observasi
APTKLHIAPTKLHI Penelitian mendatang sebaiknya mengadopsi pendekatan interdisipliner yang mengintegrasikan dimensi sosial‑ekonomi untuk memberikan pemahaman holistikPenelitian mendatang sebaiknya mengadopsi pendekatan interdisipliner yang mengintegrasikan dimensi sosial‑ekonomi untuk memberikan pemahaman holistik
UNILAUNILA Perkembangan terbaru mengenai penggunaan nanofiller, khususnya nanoclay, yang ramah lingkungan, tersedia dalam jumlah besar, dan murah, juga dibahas sertaPerkembangan terbaru mengenai penggunaan nanofiller, khususnya nanoclay, yang ramah lingkungan, tersedia dalam jumlah besar, dan murah, juga dibahas serta
UNILAUNILA Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian kayu dan jenis cuka kayu berpengaruh signifikan terhadap retensi, absorpsi, penetrasi, dan kehilangan berat kayu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian kayu dan jenis cuka kayu berpengaruh signifikan terhadap retensi, absorpsi, penetrasi, dan kehilangan berat kayu.