UPIUPI

Indonesian Journal of Science and TechnologyIndonesian Journal of Science and Technology

Pohon persik merupakan spesies yang sangat membutuhkan air dan terpengaruh oleh stres air yang semakin parah akibat pemanasan global. Lingkungan tanah juga dipengaruhi oleh praktik pengolahan dan penanaman, yang memengaruhi kandungan air, suhu, aerasi, dan bahan organik tanah. Pengendalian gulma merupakan praktik budaya yang sangat penting dalam arborikultur karena gulma dapat bersaing dengan pohon buah dalam memperoleh sumber daya. Penelitian ini bertujuan mengukur dampak stres air yang dikombinasikan dengan berbagai metode pemeliharaan tanah terhadap pertumbuhan vegetatif dan produksi pohon persik. Berbagai kondisi evapotranspirasi (ETc) digunakan. Dua dosis irigasi R1 (80% ETc) dan R2 (100% ETc) dikombinasikan dengan tiga mode pemeliharaan tanah T1 (Sapping), T2 (Sickle tillage), dan T3 (Pemeliharaan kimia). Hasil penelitian menunjukkan stres air mengurangi pertumbuhan dan perkembangan pohon persik namun tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil ketika dosis irigasi dikurangi 20%. Mode pemeliharaan sapping dan sickle menghasilkan hasil terbaik untuk kebanyakan parameter, sementara mode pemeliharaan kimia memberi efek positif pada jumlah buah total dan hasil pada rezim air 100% ETc.

Pengurangan laju irigasi sebesar 20% tidak memengaruhi hasil, menunjukkan bahwa stres air mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pohon persik.Kombinasi tiga mode pemeliharaan tanah dengan dua rezim air menunjukkan bahwa mode sapping dan sickle memberikan hasil terbaik pada kebanyakan parameter, sedangkan mode kimia meningkatkan jumlah buah total dan hasil pada rezim 100% ETc.Penelitian ini terbatas pada satu lokasi dan satu varietas, serta tidak mempertimbangkan faktor lain seperti hama, pemangkasan, dan fertilisasi.oleh karena itu diperlukan replikasi di lokasi dan varietas berbeda serta penambahan variabel agronomi dan lingkungan dalam studi lanjutan.

Penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi bagaimana kombinasi praktik pemeliharaan tanah (sapping, sickle, kimia) dengan regimen irigasi 80% dan 100% ETc memengaruhi pertumbuhan dan hasil pohon persik pada varietas lain (misalnya Elberta, Redhaven) di wilayah dengan iklim berbeda, guna menilai keumuman temuan. Selain itu, penting untuk menyelidiki apakah integrasi teknik pengendalian gulma mekanis dengan strategi pemupukan organik dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air serta kualitas buah pada kondisi stres air, sehingga memberikan rekomendasi manajemen yang lebih berkelanjutan. Selanjutnya, penerapan sensor kelembaban tanah dan model prediksi mikroklimat dapat diujicobakan untuk mengoptimalkan penjadwalan irigasi deficit pada kebun persik, sekaligus mengamati dampaknya terhadap dinamika populasi hama dan penyakit, sehingga memperluas pemahaman tentang interaksi agronomi dan lingkungan dalam produksi persik.

File size2 MB
Pages12
DMCAReportReport

ads-block-test