UNILAUNILA

Jurnal Sylva LestariJurnal Sylva Lestari

Meskipun banyak studi telah mengkaji pengelolaan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di Indonesia, penelitian yang berfokus pada kebijakan kemitraan spesifik dalam pengembangan pariwisata berbasis alam di KPH masih sedikit. Studi ini menghadirkan kasus kemitraan dalam pengembangan pariwisata berbasis alam di kawasan Mangunan, KPH Yogyakarta, Indonesia. Untuk memahami sejauh mana kemitraan memberikan manfaat bagi masyarakat lokal dan kawasan hutan, pendekatan triangulasi yang mencakup pengumpulan data sekunder, wawancara, dan observasi lapangan digunakan. Dalam kasus ini, jelas bahwa kebijakan deliberatif KPH Yogyakarta mendorong inovasi sosial dalam pengembangan pariwisata berbasis alam dan menjadi jalur untuk memberikan manfaat simultan bagi masyarakat lokal dan kawasan hutan. Studi ini menyoroti bahwa pengembangan pariwisata berbasis alam di kawasan Mangunan telah memperkuat peran masyarakat lokal dalam mengelola kawasan hutan negara, sehingga menghasilkan sejumlah manfaat. Selain itu, studi ini memberikan wawasan berharga yang memungkinkan kita memahami dampak positif dari kebijakan inovatif dalam pengelolaan KPH.

Kemitraan dalam pengelolaan destinasi pariwisata di kawasan Mangunan telah memperkuat peran masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan, sekaligus meningkatkan kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, dan pendapatan pemerintah daerah.Pengembangan pariwisata berbasis alam juga mendukung upaya konservasi hutan melalui partisipasi aktif masyarakat dalam pemantauan dan penanaman pohon, serta mempromosikan otentisitas budaya lokal.Kebijakan deliberatif dan insentif yang menjanjikan berperan penting sebagai katalis dalam memperbaiki pengelolaan hutan agar berkelanjutan dan memberikan mata pencaharian yang lestari bagi masyarakat.

Penelitian lanjutan dapat mengkaji bagaimana model kemitraan yang sukses di Mangunan dapat diterapkan di kawasan hutan negara lain di Indonesia yang memiliki kondisi serupa, seperti ketergantungan masyarakat pada sumber daya hutan dan tantangan pengelolaan lahan. Selain itu, perlu diteliti sejauh mana penguatan institusi lokal melalui koperasi seperti KNW dapat bertahan dan berkembang dalam jangka panjang, terutama jika terjadi pergantian kepemimpinan atau perubahan kebijakan pemerintah daerah. Terakhir, studi dapat menggali bagaimana pemanfaatan pendapatan pariwisata untuk konservasi hutan dan pelestarian budaya lokal bisa diukur secara kuantitatif dan dihubungkan dengan perubahan ekologis serta kepuasan budaya masyarakat dalam jangka waktu lima hingga sepuluh tahun ke depan.

  1. Residents’ support for tourism: An Identity Perspective - ScienceDirect. residents support... doi.org/10.1016/j.annals.2011.05.006ResidentsyAAAo support for tourism An Identity Perspective ScienceDirect residents support doi 10 1016 j annals 2011 05 006
  2. Delivering Benefits from State Forest: Lesson from Partnership of Nature-Based Tourism Development in... doi.org/10.23960/jsl29239-251Delivering Benefits from State Forest Lesson from Partnership of Nature Based Tourism Development in doi 10 23960 jsl29239 251
  3. Barriers to collaborative forest management and implications for building the resilience of forest-dependent... doi.org/10.1016/j.jenvman.2014.12.006Barriers to collaborative forest management and implications for building the resilience of forest dependent doi 10 1016 j jenvman 2014 12 006
File size301.76 KB
Pages13
DMCAReportReport

ads-block-test