ESDMESDM

Indonesian Journal on GeoscienceIndonesian Journal on Geoscience

Penelitian mengenai hidrogeokimia dan kualitas air tanah dangkal di Cekungan Penguluran, Jawa Timur, Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hidrogeokimia serta kualitas air tanah dangkal di Cekungan Penguluran dengan mengambil dua belas sampel air sumur warga pada bulan Juli selama musim kemarau. Sampel air tanah dianalisis di laboratorium untuk menentukan konsentrasi ion utama, kemudian data dianalisis menggunakan Diagram Piper, Diagram Gibbs, serta indeks-indeks kualitas air seperti Sodium Adsorption Ratio (SAR), Soluble Sodium Percentage (SSP), Residual Sodium Carbonate (RSC), Permeable Index (PI), Magnesium Hazard (MH), Chloro‑Alkaline Indices (CAI), Corrosivity Ratio (CR), dan Anthropogenic Impact (AI). Hasil menunjukkan bahwa facies hidrogeokimia di daerah studi didominasi tipe Ca‑Mg‑HCO₃, dengan kation utama Ca²⁺ dan anion HCO₃⁻. Mayoritas sampel merupakan air tawar dengan proses pelapukan silikat, dan kualitas air untuk irigasi berada dalam kelas baik hingga sangat baik, sementara nilai CAI sebagian besar negatif menandakan pertukaran ion yang menguntungkan. Nilai CR umumnya <1 menunjukkan risiko korosif yang rendah. Namun, 58 % sampel melebihi batas nitrat yang diizinkan, mengindikasikan dampak antropogenik yang signifikan. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi baru tentang kondisi air tanah di Cekungan Penguluran.

Penelitian ini berhasil mengkarakterisasi fitur hidrogeokimia dan menilai kualitas air tanah dangkal di Daerah Aliran Sungai Penguluran, Jawa Timur, yang didominasi oleh facies Ca‑Mg‑HCO₃ dengan ion Ca²⁺ dan HCO₃⁻ sebagai dominan, serta menunjukkan karakteristik air tawar hasil pelapukan silikat dan risiko korosif yang rendah.Kualitas air secara umum berada pada kelas baik hingga sangat baik untuk keperluan irigasi.Namun, dampak antropogenik terlihat jelas karena lebih dari setengah sampel melebihi batas aman nitrat, menimbulkan ancaman signifikan terhadap keberlanjutan sumber air tanah.

Penelitian lanjutan sebaiknya memperluas jaringan pemantauan dengan menambah jumlah sumur sampling dan melakukan pengambilan sampel pada berbagai musim sehingga dapat menangkap variabilitas temporal dan spasial hidrogeokimia secara lebih representatif. Selanjutnya, penerapan analisis isotop stabil (seperti δ¹⁸O, δ²H, dan δ¹⁵N) dapat membantu membedakan sumber nitrat alami versus antropogenik, serta melacak proses pelapukan dan kontaminasi secara lebih akurat. Terakhir, pengembangan model hidrogeologi terintegrasi dengan transport reaktif kimia akan memungkinkan simulasi skenario perubahan penggunaan lahan dan iklim, sehingga dapat memprediksi dinamika kualitas air tanah di masa depan dan merumuskan strategi pengelolaan berkelanjutan.

  1. Groundwater Recharge Area Based on Hydrochemical and Environmental Isotopes Analysis in the South Bandung... jurnal.ugm.ac.id/ijc/article/view/58633Groundwater Recharge Area Based on Hydrochemical and Environmental Isotopes Analysis in the South Bandung jurnal ugm ac ijc article view 58633
  2. Hydrogeochemical Assessment of Groundwater Quality and Geological Influence in Igarra and environs, Southwestern... doi.org/10.4314/jasem.v27i4.30Hydrogeochemical Assessment of Groundwater Quality and Geological Influence in Igarra and environs Southwestern doi 10 4314 jasem v27i4 30
Read online
File size4.67 MB
Pages23
Short Linkhttps://juris.id/p-1xF
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test