KPUKPU

Thesis on Electoral GovernanceThesis on Electoral Governance

Dalam konteks reformasi demokrasi Indonesia, partisipasi politik pemilih pemula menjadi penting, dengan opini publik dipengaruhi oleh hasil polling yang merepresentasikan aspirasi masyarakat. Polling memainkan peran dalam pra-elek menentukan kandidat potensial hingga post-election sebagai mekanisme kontrol terhadap hasil pemilu. Penelitian ini menginvestigasi pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta putaran pertama tahun 2017, dengan fokus pada strategi bandwagon dan underdog effect. Analisis kerangka teori meliputi definisi polling, opini publik, dan karakteristik pemilih pemula sebagai kelompok kritis yang mempengaruhi pemilih dewasa, serta metode penelitian menggunakan survei terhadap 218 responden pemilih pemula di enam wilayah DKI Jakarta.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara hasil polling dan pembentukan opini pemilih pemula pada pilkada DKI Jakarta 2017, dengan koefisien korelasi pearson sebesar 0,553 yang menunjukkan pengaruh sedang.Koefisien determinasi menyatakan polling mempengaruhi 30,5% terhadap opini pemilih pemula, sementara 69,5% dipengaruhi variabel lain.Pengaruh ini bervariasi per wilayah, dengan hubungan kuat di Jakarta Selatan (95,3%) dan lemah di Kepulauan Seribu (9,8%), menunjukkan polling efektif di wilayah pemilu aktif namun kurang di daerah terpencil.

Penelitian lanjutan bisa mengeksplorasi bagaimana hasil polling dipengaruhi oleh kampanye media sosial sebelum masa pemilihan, dengan mempertanyakan apakah peminat tren viral seperti TikTok atau Instagram mengubah opini pemilih muda lebih dinamis daripada survei tradisional, karena penelitian ini menunjukkan survei membantu pendidikan politik tapi perlu akses mudah melalui sekolah. Bisa juga dikembangkan untuk membandingkan dampak hasil polling antara pilkada lokal seperti DKI Jakarta dengan pemilihan nasional, intinya bagaimana hasil polling pra-election memprediksi popularitas kandidat jangka panjang, mengingat hasil studi menemukan variasi antar-wilayah yang bisa diperluas ke tingkat provinsi lain untuk memahami perilaku pemilih pemula di daerah urban versus rural yang profesionalisme lembaga survei dapat ditingkatkan lewat peran yang lebih kuat seperti dalam Persepsi. Selain itu, fokus pada strategi underdog effect dapat dijadikan arah studi baru, yakni apakah hasil polling yang memprediksi kandidat underdog turut memberi keberanian bagi pemilih pemula untuk memilih kandidat non-favorit, karena penelitian lawas menunjukkan bandwagon lebih dominan namun dengan sosialisasi luas melalui kampus, kemungkinan pergeseran bisa diamati dalam jajak pendapat mendatang seperti pemilu presiden. Kombinasi tiga ide ini menawarkan peluang utama karena penelitian sekarang telah membuka pintu pemahaman dasar polling terhadap opini, sehingga kajian lanjutan bisa membuktikan efek media digital, skala geografis, dan psikologi pemilihan sebagai cara efektif memajukan partisipasi demokrasi tanpa bergantung pada data lama.

  1. #kepala daerah#kepala daerah
  2. #jaringan sosial#jaringan sosial
Read online
File size594.6 KB
Pages33
Short Linkhttps://juris.id/p-1x4
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test