LPPMUNSERALPPMUNSERA

Jurnal Sistem dan Manajemen IndustriJurnal Sistem dan Manajemen Industri

PT. LF Beauty Manufacturing Indonesia adalah sebuah kelompok perusahaan Li & Fung berpusat di Hongkong yang bergerak dalam bidang jasa manufaktur. Perusahaan memiliki 4 pelanggan tetap, yaitu: PT JHHP, PT.Diversey, PT.Topindo dan PT.Wavin. Selama tahun 2015 perusahaan mendapatkan 12 keluhan cacat yang mana 8 keluhan berasal dari PT. JHHP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab keluhan cacat PT JHHP, memberi perbaikan untuk masalah yang ada sehingga tidak terjadi di masa mendatang dan sebagai alat ukur produktivitas perusahaan untuk meningkatkan kualitas produksi. Metode penelitian ini menggunakan Six Sigma dengan tahapan DMAIC (Define Measure, Analyze, Improvement, Control). Objek penelitian adalah data produksi bulan Agustus 2015 sesuai dengan data keluhan pelanggan. Hasil analisa dari keluhan pelanggan JHPP diperoleh cacat terbesar produk kiwi paste yang sesuai dengan diagram adalah finish good bocor. Faktor – faktor yang mempengaruhi keluhan cacat finish good bocor produk kiwi paste adalah operator sering melakukan adjustment angin mesin autocapper, belum tersedianya alat termometer ruang pada area warehouse dan area dry produksi, belum tersedianya alat ukur tekanan angin yang dipakai untuk mengetahui jumlah bar yang dipakai dalam proses asemble dan temperatur ruang area penyimpanan melebihi dari standar dari yang ditetapkan. Nilai defect mengalami penurunan, sebelum implementasi 3.497 DPMO dengan level sigma 4,20 menjadi 568 DPMO dengan level sigma 4,75.

Dari data dan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa cacat terbesar produk kiwi paste yang sesuai dengan diagram adalah finish good bocor.Faktor – faktor yang mempengaruhi keluhan cacat finish good bocor produk kiwi paste adalah operator sering melakukan adjusment angin mesin autocapper, belum tersedianya alat termometer ruang pada area warehouse dan area dry produksi, belum tersedianya alat ukur tekanan angin yang dipakai untuk mengetahui jumlah bar yang dipakai dalam proses assemble dan temperatur ruang area penyimpanan melebihi dari standar yang ditetapkan.Nilai defect mengalami penurunan, sebelum implementasi 3.497 DPMO dengan level sigma 4,20 σ menjadi 568 DPMO dengan level sigma 4,75 σ.Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menerapkan metode Lean Six Sigma untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

Ke depannya, bagaimana jika dilakukan penelitian lebih lanjut terkait implementasi Lean Six Sigma untuk meningkatkan efisiensi produksi pada PT. LF Beauty Manufacturing Indonesia? Selain itu, bisa juga dieksplorasi lebih dalam mengenai pengaruh pelatihan operator terhadap pengurangan keluhan produk cacat, serta pentingnya penggunaan teknologi sensor dalam proses produksi untuk meminimalkan cacat produk. Pertanyaan penelitian yang relevan adalah, Apa dampak dari pelatihan operator dalam mengurangi tingkat cacat produk selama proses produksi? dengan fokus utama pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan kerja mereka.

  1. Implementasi Six Sigma untuk Perbaikan Kualitas Produk Kiwi Paste Berdasarkan Keluhan Pelanggan | Jurnal... e-jurnal.lppmunsera.org/index.php/JSMI/article/view/609Implementasi Six Sigma untuk Perbaikan Kualitas Produk Kiwi Paste Berdasarkan Keluhan Pelanggan Jurnal e jurnal lppmunsera index php JSMI article view 609
  1. #gula milik#gula milik
  2. #bocor produk kiwi#bocor produk kiwi
Read online
File size960.59 KB
Pages10
Short Linkhttps://juris.id/p-1vf
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test