LPPMUNSERALPPMUNSERA

Jurnal Sistem dan Manajemen IndustriJurnal Sistem dan Manajemen Industri

PT. Tainan Enterprises Indonesia cabang Cianjur memproduksi berbagai jenis produk garmen. Salah satu produk yang paling banyak adalah celana panjang. Produk yang dihasilkan masih terdapat banyak cacat. Hal ini terlihat dari jumlah produk cacat selama bulan Februari 2015 sampai pertengahan Maret 2015 yang mencapai 509 unit produk dari 10.138 celana panjang yang diproduksi. Oleh karena itu diperlukan pengendalian kualitas yang tepat untuk mengoptimalkan kualitas produk celana panjang. Metoda penelitian ini menggunakan pendekatan Six Sigma dengan siklus DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improvement, Control). Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis cacat produk yang dominan adalah cacat belt loop miring dan cacat jahitan loncat. Faktor-faktor penyebab cacat belt loop miring bersumber dari faktor manusia (operator tidak mengikuti pola dan operator mengalami kelelahan), faktor mesin (umur mesin sudah tua dan setting mesin kurang sempurna), faktor material (bahan jarum jahit yang kurang handal dan bahan perlu pemanasan yang tinggi), dan faktor metoda (informasi mengenai metoda kerja yang masih kurang). Sedangkan faktor-faktor penyebab cacat jahitan loncat bersumber dari faktor manusia (operator kurang teliti dalam memilih jarum jahit dan operator mengalami kelelahan), faktor mesin (umur mesin yang sudah tua dan tidak ada perawatan mesin secara rutin), faktor material (bahan jarum jahit kurang handal), dan faktor metoda (pengawasan produksi dan quality control masih lemah). Peningkatan kualitas mampu meningkatkan nilai Six sigma dari 3,82 menjadi 4,27.

Analisis menunjukkan bahwa cacat belt loop miring dan jahitan loncat merupakan jenis cacat paling banyak pada produksi celana panjang.Faktor penyebabnya meliputi faktor manusia (ketidaksesuaian pola, kelelahan), faktor mesin (usia mesin tua, setting tidak tepat), faktor material (jarum jahit kurang handal, suhu setrika tidak memadai), dan faktor metode (informasi kerja tidak jelas).Penanganan melalui perbaikan pada faktor-faktor tersebut, termasuk pelatihan operator, perawatan mesin, standar material, dan peningkatan komunikasi metode, berhasil meningkatkan nilai sigma dari 3,82 menjadi 4,27.

Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi integrasi Six Sigma dengan metode Taguchi atau Design of Experiments untuk mengoptimalkan pengendalian simultan beberapa jenis cacat pada produksi garmen, sehingga dapat memperoleh solusi yang lebih komprehensif. Selain itu, dikembangkan sistem pemantauan real‑time berbasis sensor IoT untuk mendeteksi kelelahan operator dan kondisi keausan mesin secara otomatis, yang diharapkan dapat mengurangi frekuensi munculnya cacat belt loop miring dan jahitan loncat. Selanjutnya, penerapan model pembelajaran mesin (machine learning) untuk memprediksi kemungkinan terjadinya cacat berdasarkan variabel proses seperti kecepatan mesin, jenis jarum, dan suhu setrika dapat memberikan indikasi dini sehingga tindakan korektif dapat diambil sebelum produk mengalami kerusakan, meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas akhir.

  1. Optimalisasi Proses Produksi Celana Panjang Melalui Pendekatan Six Sigma | Jurnal Sistem dan Manajemen... doi.org/10.30656/jsmi.v2i1.559Optimalisasi Proses Produksi Celana Panjang Melalui Pendekatan Six Sigma Jurnal Sistem dan Manajemen doi 10 30656 jsmi v2i1 559
  1. #gula milik#gula milik
  2. #proyek six sigma#proyek six sigma
Read online
File size679.9 KB
Pages10
Short Linkhttps://juris.id/p-1vd
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test