POLTEKKES JAKARTA 3POLTEKKES JAKARTA 3

JKEPJKEP

Anemia adalah kondisi dimana kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam tubuh rendah. Penyebab utama anemia meliputi kurangnya pengetahuan tentang anemia, serta kekurangan zat besi, vitamin B12, vitamin A, dan asam folat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkaitan dengan terjadinya anemia pada remaja perempuan di Indonesia. Penelitian ini adalah survey analitik yang menggunakan desain Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu perempuan dengan usia 19-25 tahun. Pengumpulan data menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dan dianalisis dengan uji Paired T-Test SPSS. Hasil dari penelitian ini adalah terjadinya anemia pada perempuan di Indonesia berhubungan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, kriteria kasus, kepatuhan mengkonsumsi obat dan jarak rumah.

Terjadinya anemia pada perempuan di Indonesia berkaitan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, kriteria kasus, kepatuhan dalam mengonsumsi obat, dan jarak rumah.Faktor yang paling berpengaruh adalah usia dan kepatuhan mengonsumsi obat dibandingkan faktor lainnya.Penelitian ini merekomendasikan analisis lebih lanjut mengenai hubungan faktor-faktor tersebut serta perlunya mempertimbangkan asupan diet dalam penelitian berikutnya.

Pertama, perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana pola konsumsi makanan sehari-hari, terutama asupan zat besi dan vitamin penting, memengaruhi risiko anemia pada remaja perempuan di daerah perkotaan dan pedesaan secara mendalam. Kedua, penting untuk mengeksplorasi pengaruh tingkat stres dan aktivitas fisik terhadap kejadian anemia, karena kedua hal ini mungkin memengaruhi metabolisme zat besi dan kepatuhan terhadap suplemen. Ketiga, sebaiknya dikaji efektivitas program pemberian tablet tambah darah (TTD) dengan pendekatan edukasi berbasis komunitas, termasuk peran tokoh masyarakat dan media sosial, dalam meningkatkan kepatuhan remaja perempuan secara jangka panjang. Penelitian lanjutan dapat mengombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk memahami hambatan sosial dan budaya dalam pencegahan anemia. Studi juga perlu melihat apakah intervensi berbasis sekolah lebih efektif dibandingkan intervensi di puskesmas. Selain itu, penting mengevaluasi dampak sistem pemantauan rutin hemoglobin terhadap deteksi dini anemia. Penelitian berikutnya bisa fokus pada perbandingan kelompok usia remaja lebih muda (15-18 tahun) dan dewasa muda (19-25 tahun) untuk melihat perbedaan faktor risiko utama. Idealnya, penelitian melibatkan data primer dari berbagai provinsi untuk memperkuat temuan. Pengembangan model prediktif kejadian anemia berbasis faktor demografi, sosial, dan perilaku juga layak diteliti. Terakhir, penting menguji strategi edukasi kesehatan yang interaktif dan relevan dengan budaya lokal untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan anemia sejak dini.

Read online
File size232.6 KB
Pages10
Short Linkhttps://juris.id/p-1ru
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test