HIPKIN JATENGHIPKIN JATENG

Journal of Curriculum IndonesiaJournal of Curriculum Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan Kurikulum 1947 dan Kurikulum 1964 dalam konteks sejarah pendidikan di Indonesia. Kurikulum 1947 merupakan kurikulum pertama yang disiapkan setelah kemerdekaan Indonesia, dengan fokus pada pembentukan karakter bangsa melalui pendidikan yang menekankan moral dan nilai-nilai nasional. Sementara itu, Kurikulum 1964 dikembangkan dengan filosofi Pancawardhana, yang menekankan pengembangan lima aspek siswa, yaitu moral, kecerdasan, keterampilan, emosi, dan fisik, untuk mendukung pembangunan bangsa. Studi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis dokumen dan literatur. Hasil analisis menunjukkan bahwa Kurikulum 1947 lebih berorientasi pada pembangunan karakter dan nasionalisme, sedangkan Kurikulum 1964 lebih pragmatis dengan menekankan keterampilan praktis dan pengetahuan untuk mendukung kebutuhan ekonomi dan pembangunan negara. Meskipun menghadapi berbagai tantangan dalam implementasi, kedua kurikulum ini memberikan fondasi penting bagi sistem pendidikan Indonesia.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa perbedaan filosofi dan pendekatan antara kedua kurikulum mencerminkan perubahan prioritas sosial dan politik di Indonesia pada saat itu, dan menawarkan pelajaran berharga dalam perumusan kebijakan pendidikan di masa depan.Kurikulum 1947 berhasil membentuk identitas nasional di kalangan generasi muda, sementara Kurikulum 1964 berkontribusi dalam mempersiapkan tenaga kerja terampil yang dibutuhkan untuk pembangunan ekonomi.Adaptasi kurikulum terhadap dinamika sosial, politik, dan ekonomi menjadi kunci untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik.

Berdasarkan analisis terhadap Kurikulum 1947 dan 1964, beberapa saran penelitian lanjutan dapat diajukan. Pertama, perlu dilakukan studi komparatif mendalam mengenai efektivitas pendekatan karakter pada Kurikulum 1947 dalam membentuk nilai-nilai kebangsaan, serta bagaimana pendekatan ini dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum modern. Kedua, penelitian dapat difokuskan pada analisis faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan implementasi Kurikulum 1964, khususnya terkait dengan dampak perubahan politik, untuk mengidentifikasi strategi mitigasi risiko dalam reformasi kurikulum di masa depan. Ketiga, penting untuk mengeksplorasi bagaimana prinsip Pancawardhana dapat diadaptasi dan diterapkan dalam konteks pendidikan abad ke-21, dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar kerja yang terus berubah. Dengan menggabungkan ketiga saran ini, diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang lebih komprehensif dan relevan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, serta memastikan bahwa kurikulum yang diterapkan mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya berpengetahuan luas, tetapi juga memiliki keterampilan praktis, karakter yang kuat, dan kesadaran sosial yang tinggi, sehingga berkontribusi secara signifikan terhadap pembangunan bangsa.

  1. #kurikulum merdeka#kurikulum merdeka
  2. #keterampilan praktis#keterampilan praktis
Read online
File size129.93 KB
Pages5
Short Linkhttps://juris.id/p-1rd
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test