STITPEMALANGSTITPEMALANG

MadaniyahMadaniyah

Usia dini merupakan masa emas (golden age) bagi anak-anak, karena pada usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mental yang luar biasa. Masa ini juga merupakan periode pembentukan watak, kepribadian, dan karakter yang utama. Oleh karena itu, penting memberikan pendidikan agama sejak dini. Penanaman nilai-nilai agama sejak usia dini bertujuan untuk membentuk manusia yang berakhlak mulia. Pendidikan Agama Islam diberikan kepada anak sejak dini melalui pengenalan terhadap ciptaan Allah tentang alam dan seisinya. Selanjutnya, anak diperkenalkan dengan ibadah, terutama salat, wudu, dan membaca doa sehari-hari. Selain itu, juga diajarkan pembiasaan-pembiasaan bernuansa Islami agar terbentuk akhlak karimah.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak usia dini, terutama dalam penyampaian materi dan pemilihan metode.Materi aqidah dikenalkan melalui ciptaan Allah, sedangkan ibadah dan akhlak dibentuk melalui pembiasaan, seperti salat berjamaah dan menghormati orang tua.Metode yang bervariasi, seperti bercerita, karyawisata, pembiasaan, dan bermain sambil belajar, diperlukan agar pembelajaran tidak monoton dan mendukung perkembangan optimal anak, serta evaluasi dilakukan setiap pertemuan untuk memantau kemajuan belajar.

Pertama, perlu diteliti bagaimana efektivitas metode bermain sambil belajar dalam meningkatkan pemahaman konsep aqidah pada anak usia dini di berbagai lingkungan sosial, seperti daerah perkotaan dan pedesaan. Kedua, penting mengkaji pengaruh karyawisata ke tempat-tempat religius, seperti masjid atau situs sejarah Islam, terhadap pembentukan kebiasaan ibadah pada anak usia dini secara jangka panjang. Ketiga, perlu dikembangkan penelitian tentang kombinasi metode pembiasaan dan keteladanan orang tua dalam membentuk akhlak mulia, termasuk bagaimana konsistensi pendidik dan orang tua memengaruhi internalisasi nilai-nilai agama pada anak. Penelitian-penelitian ini akan melengkapi temuan dalam artikel yang menekankan pentingnya pendekatan terstruktur, namun belum menguji efektivitas perbandingan metode secara empiris dalam konteks berbeda. Dengan memahami dinamika metode dan lingkungan, hasil penelitian dapat memberikan panduan lebih konkret bagi pendidik dan orang tua dalam mengoptimalkan pembelajaran Agama Islam. Selain itu, pendekatan kualitatif mendalam terhadap pengalaman anak dalam aktivitas keagamaan sehari-hari juga bisa membuka wawasan baru tentang cara anak memaknai ajaran agama. Penelitian lanjutan sebaiknya tidak hanya fokus pada hasil belajar, tetapi juga pada proses internalisasi nilai dan faktor-faktor pendukungnya. Dengan demikian, intervensi pendidikan dapat dirancang lebih tepat sasaran dan berkelanjutan. Temuan dari penelitian semacam ini juga dapat menjadi dasar pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam yang lebih adaptif dan relevan. Akhirnya, kolaborasi antara lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat perlu diteliti lebih lanjut sebagai ekosistem pendidikan agama bagi anak usia dini.

  1. #pendidikan agama islam#pendidikan agama islam
Read online
File size116.26 KB
Pages16
Short Linkhttps://juris.id/p-1py
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test