UKSWUKSW

Jurnal Ekonomi dan BisnisJurnal Ekonomi dan Bisnis

Tekanan ketaatan merupakan kondisi individu yang menerima perintah dari atasan untuk melakukan tindakan yang tidak etis. Tekanan kelompok merupakan kondisi individu yang berada di dalam kelompok yang menganggap bahwa tindakan tidak etis adalah hal yang wajar untuk dilakukan. Whistleblowing merupakan tindakan pengaduan yang dilakukan oleh whistleblower yang mengetahui adanya kecurangan yang terjadi di tempat kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kausalitas tekanan ketaatan dan tekanan kelompok terhadap niat melakukan whistleblowing. Desain penelitian ini menggunakan studi eksperimental 2 x 2 between subject. Subjek yang dilibatkan adalah mahasiswa pada salah satu program studi akuntansi di Jawa Tengah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, individu dalam tekanan ketaatan rendah memiliki niat whistleblowing lebih tinggi daripada individu dalam tekanan ketaatan tinggi. Kedua, individu dalam tekanan kelompok yang rendah memiliki niat whistleblowing yang lebih tinggi daripada individu dalam tekanan kelompok yang tinggi. Ketiga, terdapat interaksi antara tekanan ketaatan dan tekanan kelompok terhadap niat melakukan whistleblowing. Penelitian ini memberikan kontribusi pada literatur terkait whistleblowing. Serta, membantu perusahaan dalam mengembangkan sistem whistleblowing yang optimal.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa tekanan ketaatan dan tekanan kelompok memengaruhi niat whistleblowing.Individu dengan tekanan ketaatan rendah memiliki niat whistleblowing lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan tinggi.Demikian pula, tekanan kelompok rendah meningkatkan niat whistleblowing.Temuan ini mendukung pentingnya lingkungan kerja yang mendukung etika untuk meningkatkan whistleblowing.

Penelitian lanjutan dapat menguji faktor internal seperti locus of control atau Machiavellianism dalam memengaruhi niat whistleblowing. Selain itu, studi dapat memperluas subjek penelitian dengan melibatkan auditor eksternal atau internal untuk melihat perbedaan perspektif. Penggunaan metode longitudinal juga dapat dipertimbangkan untuk memahami dinamika niat whistleblowing dalam jangka panjang. Pengembangan skenario eksperimen yang lebih kompleks dapat memberikan gambaran lebih realistis tentang situasi tekanan di tempat kerja.

  1. Faktor Situasional dan Demografis sebagai Prediktor Niat Individu untuk Melakukan Whistleblowing | Jurnal... doi.org/10.21776/ub.jiap.2017.003.02.6Faktor Situasional dan Demografis sebagai Prediktor Niat Individu untuk Melakukan Whistleblowing Jurnal doi 10 21776 ub jiap 2017 003 02 6
  2. The Theory of Planned Behaviour as a Framework for Whistle-Blowing Intentions | Zakaria | Review of European... doi.org/10.5539/res.v8n3p221The Theory of Planned Behaviour as a Framework for Whistle Blowing Intentions Zakaria Review of European doi 10 5539 res v8n3p221
  3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PENGELOLA KEUANGAN MELAKUKAN TINDAKAN WHISTLE –BLOWING (Studi... ejournal.unib.ac.id/index.php/JurnalAkuntansi/article/view/7592FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PENGELOLA KEUANGAN MELAKUKAN TINDAKAN WHISTLE AeBLOWING Studi ejournal unib ac index php JurnalAkuntansi article view 7592
  1. #low group pressur#low group pressur
  2. #high group#high group
Read online
File size287.23 KB
Pages18
Short Linkhttps://juris.id/p-1lL
DMCAReport

Related /

ads-block-test