STAISAMSTAISAM

Al-Muttaqin : Jurnal Studi, Sosial, dan EkonomiAl-Muttaqin : Jurnal Studi, Sosial, dan Ekonomi

Pentingnya kontribusi Jürgen Habermas dalam mengembangkan teori hermeneutika, khususnya dalam menyeimbangkan antara obyektifitas dan subyektifitas, idealitas dan realitas, serta teoritis dan praktis. Habermas melanjutkan perjalanan hermeneutika dengan menarik konsep subyektifitas dan obyektifitas ke wilayah yang lebih radikal, mempertahankan prinsip ketidak-terpisahan antara kebenaran dan kebaikan, kenyataan dan nilai, teori dan praktik. Dalam upayanya menentang positivisme dan menolak kembali ke pandangan ontologis dan epistemologis klasik, Habermas fokus pada konstruksi teori kritis dengan orientasi pada wilayah praktis, terutama dalam wujud emansipasi manusia. Metode yang digunakan adalah library research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Habermas telah menguraikan kondisi ideal yang memungkinkan proses-belajar masyarakat berjalan dengan baik, di Indonesia masih ada jalan yang harus ditempuh untuk mencapai kondisi tersebut. Upaya untuk mengurangi represi terhadap kebebasan berpendapat dan menggeser dominasi kultur paternalistik dapat membantu masyarakat Indonesia menuju kondisi di mana dialog yang saling menghormati dan berimbang dapat terwujud.

Jürgen Habermas merupakan tokoh berpengaruh dalam dunia akademik yang memberikan kontribusi besar dalam filsafat, psikologi, ilmu politik, dan sosiologi, dengan kerangka teorinya yang holistik dan kritis terhadap hubungan sosial.Ia mengembangkan teori kritis dengan mengintegrasikan elemen hermeneutik, refleksi emansipatoris, dan analisis pengetahuan kausal, serta menekankan pentingnya komunikasi sebagai dimensi praksis yang terabaikan.Pendekatan komunikatif-integratif yang digunakannya, dengan landasan psikoanalisis Freud, menekankan hubungan antara subjektivitas dan objektivitas untuk mendorong transformasi sosial melalui dialog yang seimbang dan kritis.

Pertama, perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana penerapan teori komunikasi Habermas dalam konteks sekolah di Indonesia dapat mengurangi perilaku bullying, khususnya dengan mengeksplorasi apakah dialog yang bebas dari dominasi kekuasaan benar-benar mendorong sikap saling menghargai di kalangan siswa. Kedua, sebaiknya diteliti bagaimana budaya paternalistik di lingkungan pendidikan memengaruhi proses komunikasi antara guru dan siswa, serta bagaimana pergeseran menuju komunikasi dua arah dapat menciptakan ruang aman bagi ekspresi diri dan pengambilan keputusan kolektif. Ketiga, penting untuk mengkaji efektivitas model pelatihan komunikasi berbasis pendekatan Habermas bagi pendidik dan tenaga kependidikan dalam membangun masyarakat belajar yang demokratis dan inklusif, terutama di daerah dengan hierarki sosial yang kuat. Penelitian-penelitian ini dapat dilakukan melalui studi kualitatif lintas sekolah, observasi partisipatif, dan eksperimen kebijakan mikro di tingkat kelas. Hasilnya diharapkan dapat memberikan panduan praktis namun berbasis teori yang kuat untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih setara. Selain itu, pendekatan ini dapat diperluas untuk memahami dinamika komunikasi dalam keluarga dan komunitas lokal. Fokus pada aspek psikologis dalam komunikasi juga perlu dieksplorasi lebih dalam. Dengan memahami hambatan bawah sadar dalam interaksi sosial, intervensi dapat dirancang lebih tepat sasaran. Melalui penelitian lanjutan semacam ini, pemikiran Habermas tidak hanya tetap relevan, tetapi juga dapat diuji dan disesuaikan dengan realitas sosial Indonesia yang unik.

  1. Pemikiran Tokoh Pendidikan dalam Buku Lifelong Learning: Policies, Practices, and Programs (Perspektif... ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/JPM/article/view/1341Pemikiran Tokoh Pendidikan dalam Buku Lifelong Learning Policies Practices and Programs Perspektif ojs uhnsugriwa ac index php JPM article view 1341
  1. #teori kritis#teori kritis
Read online
File size409.46 KB
Pages14
DMCAReport

Related /

ads-block-test