UNYUNY

Jurnal Cakrawala PendidikanJurnal Cakrawala Pendidikan

Salah satu masalah utama dalam manajemen Sekolah Menengah Kejuruan adalah masalah pelatihan kepemimpinan kepala sekolah. Pelatihan kepemimpinan yang baik berdampak pada peningkatan kualitas sekolah, kualitas guru, dan profesionalisme guru dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) pada indikator pelatihan kepemimpinan kepala sekolah Sekolah Menengah Kejuruan berdasarkan persepsi guru, kepala sekolah, dan siswa. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif untuk mengetahui hasil CFA pelatihan kepemimpinan kepala sekolah Sekolah Menengah Kejuruan. Sampel penelitian terdiri dari 255 guru, 57 kepala sekolah, dan 315 siswa yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan KMO (Keiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy) dan Uji Sferisitas Bartlett. Metode ekstraksi yang digunakan adalah Principal Component Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel guru memperoleh nilai KMO 0,737 yang menunjukkan kesesuaian sampel tinggi (>0,5), dengan nilai MSA terendah 0,550 dan tertinggi 0,852. Nilai communalities dan komponen matriks sesuai, beban faktor pada semua variabel memenuhi syarat di atas 0,40, dan semua faktor pada instrumen pelatihan kepemimpinan kepala sekolah Sekolah Menengah Kejuruan memiliki nilai AVE lebih dari 0,5; sehingga memenuhi reliabilitas dan dapat diterima. Sampel kepala sekolah memperoleh nilai KMO 0,738, dengan nilai MSA terendah 0,556 dan tertinggi 0,859, nilai communalities dan komponen matriks sesuai, beban faktor semua variabel di atas 0,40, dan semua faktor memiliki nilai AVE lebih dari 0,5. Sampel siswa memperoleh nilai KMO 0,682, dengan nilai MSA terendah 0,556 dan tertinggi 0,859, nilai communalities dan komponen matriks sesuai, beban faktor semua variabel di atas 0,40, dan semua faktor memiliki nilai AVE lebih dari 0,5. Dengan demikian, instrumen tersebut memenuhi reliabilitas dan dapat diterima.

Salah satu masalah utama dalam manajemen Sekolah Menengah Kejuruan adalah masalah pelatihan kepemimpinan kepala sekolah.Pelatihan kepemimpinan yang baik berdampak pada peningkatan kualitas sekolah, kualitas guru, dan profesionalisme guru dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) pada indikator pelatihan kepemimpinan kepala sekolah Sekolah Menengah Kejuruan berdasarkan persepsi guru, kepala sekolah, dan siswa.Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif untuk mengetahui hasil CFA pelatihan kepemimpinan kepala sekolah Sekolah Menengah Kejuruan.Sampel penelitian terdiri dari 255 guru, 57 kepala sekolah, dan 315 siswa yang dipilih dengan teknik simple random sampling.Analisis data menggunakan KMO (Keiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy) dan Uji Sferisitas Bartlett.Metode ekstraksi yang digunakan adalah Principal Component Analysis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel guru memperoleh nilai KMO 0,737 yang menunjukkan kesesuaian sampel tinggi (>0,5), dengan nilai MSA terendah 0,550 dan tertinggi 0,852.Nilai communalities dan komponen matriks sesuai, beban faktor pada semua variabel memenuhi syarat di atas 0,40, dan semua faktor pada instrumen pelatihan kepemimpinan kepala sekolah Sekolah Menengah Kejuruan memiliki nilai AVE lebih dari 0,5.Sampel kepala sekolah memperoleh nilai KMO 0,738, dengan nilai MSA terendah 0,556 dan tertinggi 0,859, nilai communalities dan komponen matriks sesuai, beban faktor semua variabel di atas 0,40, dan semua faktor memiliki nilai AVE lebih dari 0,5.Sampel siswa memperoleh nilai KMO 0,682, dengan nilai MSA terendah 0,556 dan tertinggi 0,859, nilai communalities dan komponen matriks sesuai, beban faktor semua variabel di atas 0,40, dan semua faktor memiliki nilai AVE lebih dari 0,5.Dengan demikian, instrumen tersebut memenuhi reliabilitas dan dapat diterima.Hasil analisis faktor konfirmatori menunjukkan bahwa instrumen pelatihan kepemimpinan kepala sekolah Sekolah Menengah Kejuruan memiliki reliabilitas tinggi berdasarkan persepsi guru, kepala sekolah, dan siswa, dengan semua faktor memenuhi syarat AVE > 0,5 dan beban faktor > 0,40.Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan model pelatihan kepemimpinan kepala sekolah berbasis hasil temuan ini dengan menguji apakah pelatihan yang dirancang berdasarkan tujuh faktor utama benar-benar meningkatkan kinerja guru dan prestasi siswa dalam jangka panjang.Selain itu, penting untuk mengeksplorasi perbedaan persepsi antar kelompok responden—guru, kepala sekolah, dan siswa—dengan mengembangkan wawancara mendalam atau studi kasus untuk memahami mengapa beberapa indikator seperti komunikasi visi-misi atau sikap positif memiliki bobot berbeda di tiap kelompok.Terakhir, peneliti dapat mengintegrasikan faktor-faktor ini ke dalam sistem pengembangan kepemimpinan berbasis digital, seperti platform pembelajaran daring yang memantau perkembangan kepala sekolah secara real-time, lalu mengukur dampaknya terhadap iklim sekolah dan motivasi profesional guru, sehingga tercipta siklus umpan balik yang berkelanjutan antara pelatihan, pelaksanaan, dan evaluasi.Validitas dan reliabilitas instrumen teruji secara statistik melalui KMO, MSA, communalities, dan uji Bartlett, yang mendukung penggunaan instrumen ini sebagai alat ukur yang sah untuk mengevaluasi pelatihan kepemimpinan kepala sekolah di tingkat pendidikan kejuruan..Salah satu masalah utama dalam manajemen Sekolah Menengah Kejuruan adalah masalah pelatihan kepemimpinan kepala sekolah.Pelatihan kepemimpinan yang baik berdampak pada peningkatan kualitas sekolah, kualitas guru, dan profesionalisme guru dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) pada indikator pelatihan kepemimpinan kepala sekolah Sekolah Menengah Kejuruan berdasarkan persepsi guru, kepala sekolah, dan siswa.Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif untuk mengetahui hasil CFA pelatihan kepemimpinan kepala sekolah Sekolah Menengah Kejuruan.Sampel penelitian terdiri dari 255 guru, 57 kepala sekolah, dan 315 siswa yang dipilih dengan teknik simple random sampling.Analisis data menggunakan KMO (Keiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy) dan Uji Sferisitas Bartlett.Metode ekstraksi yang digunakan adalah Principal Component Analysis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel guru memperoleh nilai KMO 0,737 yang menunjukkan kesesuaian sampel tinggi (>0,5), dengan nilai MSA terendah 0,550 dan tertinggi 0,852.Nilai communalities dan komponen matriks sesuai, beban faktor pada semua variabel memenuhi syarat di atas 0,40, dan semua faktor pada instrumen pelatihan kepemimpinan kepala sekolah Sekolah Menengah Kejuruan memiliki nilai AVE lebih dari 0,5.Sampel kepala sekolah memperoleh nilai KMO 0,738, dengan nilai MSA terendah 0,556 dan tertinggi 0,859, nilai communalities dan komponen matriks sesuai, beban faktor semua variabel di atas 0,40, dan semua faktor memiliki nilai AVE lebih dari 0,5.Sampel siswa memperoleh nilai KMO 0,682, dengan nilai MSA terendah 0,556 dan tertinggi 0,859, nilai communalities dan komponen matriks sesuai, beban faktor semua variabel di atas 0,40, dan semua faktor memiliki nilai AVE lebih dari 0,5.Dengan demikian, instrumen tersebut memenuhi reliabilitas dan dapat diterima.

Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan model pelatihan kepemimpinan kepala sekolah berbasis hasil temuan ini dengan menguji apakah pelatihan yang dirancang berdasarkan tujuh faktor utama benar-benar meningkatkan kinerja guru dan prestasi siswa dalam jangka panjang. Selain itu, penting untuk mengeksplorasi perbedaan persepsi antar kelompok responden—guru, kepala sekolah, dan siswa—dengan mengembangkan wawancara mendalam atau studi kasus untuk memahami mengapa beberapa indikator seperti komunikasi visi-misi atau sikap positif memiliki bobot berbeda di tiap kelompok. Terakhir, peneliti dapat mengintegrasikan faktor-faktor ini ke dalam sistem pengembangan kepemimpinan berbasis digital, seperti platform pembelajaran daring yang memantau perkembangan kepala sekolah secara real-time, lalu mengukur dampaknya terhadap iklim sekolah dan motivasi profesional guru, sehingga tercipta siklus umpan balik yang berkelanjutan antara pelatihan, pelaksanaan, dan evaluasi.

  1. Factors Affecting Indonesian Pre-Service Teachers’ Use of m-LMS: A Mix Method Study | International... doi.org/10.3991/ijim.v14i06.12035Factors Affecting Indonesian Pre Service TeachersAo Use of m LMS A Mix Method Study International doi 10 3991 ijim v14i06 12035
  2. HOW IS SOCIAL MEDIA USED BY INDONESIAN SCHOOL PRINCIPALS FOR INSTRUCTIONAL LEADERSHIP? | Jurnal Cakrawala... doi.org/doi:10.21831/cp.v40i1.32925HOW IS SOCIAL MEDIA USED BY INDONESIAN SCHOOL PRINCIPALS FOR INSTRUCTIONAL LEADERSHIP Jurnal Cakrawala doi doi 10 21831 cp v40i1 32925
  3. Use of the 9-item Shared Decision Making Questionnaire (SDM-Q-9 and SDM-Q-Doc) in intervention studies—A... doi.org/10.1371/journal.pone.0173904Use of the 9 item Shared Decision Making Questionnaire SDM Q 9 and SDM Q Doc in intervention studiesAiA doi 10 1371 journal pone 0173904
  4. Sage Academic Books - Participatory Action Research for Educational Leadership: Using Data-Driven Decision... doi.org/10.4135/9781483329369Sage Academic Books Participatory Action Research for Educational Leadership Using Data Driven Decision doi 10 4135 9781483329369
File size661.06 KB
Pages20
DMCAReportReport

ads-block-test