STKIP SINGKAWANGSTKIP SINGKAWANG

JETL (Journal of Education, Teaching and Learning)JETL (Journal of Education, Teaching and Learning)

Mahasiswa dapat melukis dengan mengembangkan ide-ide melalui pembelajaran deduktif dan konstruktif. Mata kuliah melukis merupakan mata kuliah yang identik dengan pembelajaran keterampilan melukis. Penguasaan teknik melukis didasarkan pada bakat individu dalam proses pembelajaran melukis. Melukis yang baik menjadi kepuasan bagi pelukis. Mahasiswa diharuskan memiliki jiwa kreativitas dan mengenal diri sebagai individu yang utuh dalam kehidupannya. Untuk menumbuhkan kesadaran baru mengenai ide karya mereka, diperlukan sebuah model pembelajaran. Dengan model pembelajaran deduktif dan konstruktif yang memberikan ruang bagi setiap individu untuk tumbuh dan mengembangkan diri dalam belajar melukis, model ini dikembangkan menjadi lebih baik, lebih efektif, dan terstruktur tanpa mengurangi kekuatan ekspresi dalam pembuatan lukisan. Model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan Model Dick and Carey dan metode penelitian menggunakan model Borg and Gall. Hasil penelitian berupa model pengembangan pembelajaran melukis yang dapat meningkatkan minat, peringkat, dan wawasan dalam bidang melukis.

Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan model pembelajaran serta produk materi pembelajaran melukis yang dapat meningkatkan proses belajar mengajar pada mata kuliah seni rupa, karena dilengkapi dengan manual dosen dan panduan mahasiswa.Model tersebut memberikan pemahaman tentang realitas sosial‑kultural serta mengintegrasikan konsep, teknik, dan metodologi melukis, sehingga tujuan pembelajaran mudah tercapai dan selaras dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).Dengan penggunaan materi belajar yang terstruktur dan evaluasi formatif, model ini diharapkan dapat memperbaiki kompetensi mahasiswa dan menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum seni di masa depan.

Sebagai tindak lanjut, perlu dilakukan studi eksperimental yang membandingkan efektivitas Model Instruksional Pengembangan Melukis dengan model pembelajaran tradisional di beberapa institusi seni tinggi, guna mengukur peningkatan kreativitas, motivasi, dan pencapaian kompetensi mahasiswa. Selanjutnya, penelitian dapat menyelidiki integrasi teknologi digital, seperti realitas virtual atau aplikasi simulasi kuas, ke dalam model yang ada, untuk mengetahui dampaknya terhadap pemahaman teknik melukis dan ekspresi artistik. Selain itu, penelitian longitudinal selama tiga sampai lima tahun diperlukan untuk melacak perkembangan kemampuan konseptual dan estetika mahasiswa yang menggunakan model ini, serta hubungannya dengan persepsi mereka terhadap realitas sosial‑kultural. Penelitian lain dapat mengeksplorasi adaptasi model untuk mata kuliah seni lain, seperti patung atau desain grafis, untuk menilai fleksibilitas dan penerapan lintas disiplin. Akhirnya, analisis biaya‑manfaat dari implementasi model secara luas dapat memberikan panduan kebijakan bagi perguruan tinggi dalam pengalokasian sumber daya pembelajaran seni.

File size107.09 KB
Pages9
DMCAReportReport

ads-block-test