HTPHTP

Jurnal kesehatan komunitas (Journal of community health)Jurnal kesehatan komunitas (Journal of community health)

Keracunan makanan merupakan keadaan gawat darurat yang memerlukan penanganan serius untuk mendapatkan pertolongan pertama segera secara tepat untuk menyelamatkan nyawa. Kasus keracunan makanan sering kali terjadi yang disebabkan faktor kurangnya kebersihan lingkungan dan pengelolaan makanan kurang tepat, serta bahan yang digunakan tidak diperhatikan kebersihannya. Kasus keracunan makanan harus mendapatkan perhatian khusus, terutama di kalangan siswa. Pelatihan pertolongan pertama pada kasus keracunan makanan bagi siswa sangat diperlukan mengingat pentingnya penanganan awal pada kasus tersebut. Tujuan dilakukan pengabdian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum dan setelah diberikan pelatihan pertolongan pertama kasus keracunan makanan pada siswa Palang Merah Remaja (PMR) SMA Nurul Jadid. Metode yang digunakan berupa pelatihan yang melibatkan siswa PMR sebanyak 40 siswa dan diukur tingkat pengetahuan sebelum dan setelah diberikan pelatihan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan siswa antara sebelum dan setelah pelatihan pertolongan pertama dengan nilai sig. atau p value sebesar 0,000 (p<0,05). Kesimpulan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini mampu memberikan perubahan yang signifikan kepada siswa PMR dalam hal pengetahuan memberikan pertolongan pertama pada kasus keracunan makanan dan memberdayakan siswa PMR dalam kegiatan‑kegiatan yang berhubungan dengan masalah bantuan hidup dasar di lingkungan sekolah.

Pengetahuan siswa PMR SMA Nurul Jadid sebelum pelatihan sebagian besar berada pada kategori kurang, sedangkan setelah pelatihan meningkat signifikan ke kategori baik.Analisis statistik menunjukkan perbedaan rata‑rata pengetahuan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pelatihan.Dengan demikian, pelatihan pertolongan pertama keracunan makanan efektif meningkatkan pengetahuan siswa.

Penelitian selanjutnya dapat meneliti sejauh mana pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan tetap terjaga dalam jangka panjang, misalnya dengan melakukan evaluasi tiga dan enam bulan setelah intervensi. Selain itu, penting untuk membandingkan efektivitas berbagai metode pelatihan, seperti simulasi berbasis kasus versus ceramah tradisional, guna menentukan pendekatan yang paling optimal bagi siswa. Selanjutnya, penelitian dapat mengeksplorasi peran orang tua dan komunitas sekolah dalam program edukasi keamanan pangan, dengan menguji apakah keterlibatan mereka dapat memperluas dampak pelatihan dan mengurangi kejadian keracunan makanan di lingkungan sekolah.

  1. PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT PADA KARANG TARUNA | Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan.... journal.stikespemkabjombang.ac.id/index.php/jpm/article/view/582PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT PADA KARANG TARUNA Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan journal stikespemkabjombang ac index php jpm article view 582
File size272.79 KB
Pages6
DMCAReportReport

ads-block-test