ACTAMEDINDONESACTAMEDINDONES
Acta Medica IndonesianaActa Medica IndonesianaSeorang wanita usia 59 tahun dengan hipotiroidisme dermatitis kontak akut berkembang menjadi selulitis dengan infeksi bakteri superimposed dan cedera ginjal akut. Dia merespons penatalaksanaan awal dengan antibiotik, namun seminggu kemudian mengalami vaskulitis kulit dan sistemik. Biopsi kulit konsisten dengan vaskulitis leuko‑sitoklastik yang dimediasi imun dan hasil tes darah positif antibodi sitoplasma‑anti‑neutrofil sitoplasma (c‑ANCA). Diagnosis vaskulitis terkait ANCA ditegakkan. Wanita tersebut dirawat dengan imun supresan plasmaferesis dan dukungan hemodialisis untuk gagal ginjalnya. Laporan kasus ini menunjukkan bahwa infeksi jaringan lunak dapat memicu perkembangan vaskulitis terkait ANCA, latar belakang hipotiroidisme berfungsi sebagai faktor predisposisi karena kedua kondisi tersebut dilaporkan secara terpisah dalam beberapa studi kasus sebelumnya.
Laporan kasus ini menunjukkan bahwa selulitis dapat menjadi pemicu bagi perkembangan AAV multisistemik.Riwayat hipotiroidisme pasien dapat menjadi faktor risiko bagi perkembangan tersebut, yang sejalan dengan masih terbatasnya laporan kasus sebelumnya.Oleh karena itu, diperlukan tingkat ketakutan tinggi untuk mendeteksi AAV lebih awal dan memberikan pengobatan definitif secepatnya guna meningkatkan prognosis terhadap kondisi mematikan ini.
Penelitian lanjutan dapat meneliti apakah infeksi jaringan lunak sering mengekang AAV khususnya pada orang dengan hipotiroidisme. Studi longitudinal yang mengikuti pasien hipotiroidik yang mengalami selulitis dapat mengukur berapa persentase yang berakumulasi antibodi ANCA dalam waktu 6–12 bulan. Selain itu, penelitian eksperimental dapat menguji mekanisme imun yang terjadi saat bakteri Staphylococcus aureus menstimulasi sel B atau T, sehingga memicu produksi ANCA. Studi lain dapat membandingkan prevalensi AAV pada populasi hipotiroidis dengan populasi tanpa hipotiroidis untuk menilai peringkat risiko. Dengan data tersebut, diharapkan dapat disusun pedoman pengawasan dan pencegahan AAV pada pasien dengan infeksi kulit yang berpotensi memicu. Penelitian selanjutnya dapat mengevaluasi respons imun pasca‑vaksinasi pada pasien dengan ANCA untuk menilai apakah imunisasi dapat memodifikasi risiko sistem. Analisis meta toleransi hati juga dapat diusulkan untuk memverifikasi hubungan berulang infeksi dengan kegagalan ginjal pada ANCA. Program edukasi kepada tenaga kesehatan di wilayah rawat inap terbuka dapat dirancang untuk mengenali tanda‑tanda AAV secepatnya. Penelitian transnasional bisa menilai genetik predisposisi pada klien dengan kedua kondisi ini. Program pelaporan otomatis juga diharapkan meningkatkan data real‑time untuk penelitian lebih lanjut.
| File size | 640.7 KB |
| Pages | 6 |
| DMCA | ReportReport |
Related /
ACTAMEDINDONESACTAMEDINDONES Namun, sejauh ini belum diketahui hubungan antara glikokaliks usus pada golongan darah tertentu dengan infeksi intraabdomen. Penelitian ini bertujuan mengetahuiNamun, sejauh ini belum diketahui hubungan antara glikokaliks usus pada golongan darah tertentu dengan infeksi intraabdomen. Penelitian ini bertujuan mengetahui
ACTAMEDINDONESACTAMEDINDONES Metode: penelitian kohort retrospektif terhadap seluruh pasien AKI di unit perawatan intensif di RSUPN Cipto Mangunkusumo periode Januari 2015 – DesemberMetode: penelitian kohort retrospektif terhadap seluruh pasien AKI di unit perawatan intensif di RSUPN Cipto Mangunkusumo periode Januari 2015 – Desember
ACTAMEDINDONESACTAMEDINDONES Temuan studi ini memberikan opsi terapeutik untuk keberhasilan penatalaksanaan pasien dengan IMA. Penelitian ini membuka jalan bagi strategi pengelolaanTemuan studi ini memberikan opsi terapeutik untuk keberhasilan penatalaksanaan pasien dengan IMA. Penelitian ini membuka jalan bagi strategi pengelolaan
ACTAMEDINDONESACTAMEDINDONES Metode: penelitian ini dilakukan dengan design cross-sectional yang melibatkan 30 pasien CAD, 30 pasien SCF dan 30 pasien subjek sehat dari Desember 2017-FebruariMetode: penelitian ini dilakukan dengan design cross-sectional yang melibatkan 30 pasien CAD, 30 pasien SCF dan 30 pasien subjek sehat dari Desember 2017-Februari
Useful /
ACTAMEDINDONESACTAMEDINDONES Hasil uji validitas menunjukkan korelasi bermakna antara skor total dan SF-12. Reliabilitas tes-retest baik dengan Cronbach Alpha ≥ 0,7. Kesimpulan:Hasil uji validitas menunjukkan korelasi bermakna antara skor total dan SF-12. Reliabilitas tes-retest baik dengan Cronbach Alpha ≥ 0,7. Kesimpulan:
ACTAMEDINDONESACTAMEDINDONES Metode: uji klinis acak tersamar ganda pada pasien skleroderma stabil yang berobat jalan di RSCM dan RSHS sejak November 2015−Maret 2017 yang memenuhiMetode: uji klinis acak tersamar ganda pada pasien skleroderma stabil yang berobat jalan di RSCM dan RSHS sejak November 2015−Maret 2017 yang memenuhi
ACTAMEDINDONESACTAMEDINDONES menunjukkan bahwa suplementasi N-asetilsistein (NAC) secara oral sebesar 600 mg setiap 8 jam selama 72 jam pada pasien infark miokard akut yang menjalanimenunjukkan bahwa suplementasi N-asetilsistein (NAC) secara oral sebesar 600 mg setiap 8 jam selama 72 jam pada pasien infark miokard akut yang menjalani
PLBPLB Kritik, sebagai pendekatan umpan balik, dapat menyebabkan dialog rekomendasi yang tidak efisien. Untuk mengatasi masalah ini, teknik seleksi adaptif telahKritik, sebagai pendekatan umpan balik, dapat menyebabkan dialog rekomendasi yang tidak efisien. Untuk mengatasi masalah ini, teknik seleksi adaptif telah