ACTAMEDINDONESACTAMEDINDONES

Acta Medica IndonesianaActa Medica Indonesiana

Latar belakang: kejadian acute kidney injury (AKI) di unit perawatan intensif berhubungan dengan peningkatan mortalitas, morbiditas pasca AKI dan biaya perawatan tinggi. Penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan mortalitas pasien AKI di unit perawatan intensif di Indonesia khususnya RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi AKI, angka mortalitas pasien AKI, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan mortalitas pasien AKI di unit perawatan intensif di ICU RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Metode: penelitian kohort retrospektif terhadap seluruh pasien AKI di unit perawatan intensif di RSUPN Cipto Mangunkusumo periode Januari 2015 – Desember 2016. Dilakukan analisis hubungan bivariat sampai dengan multvariat dengan STATA Statistics 15.0 antara faktor usia >60 tahun, sepsis, ventilator, durasi ventilator, dialisis, oligoanuria, dan skor APACHE II saat admisi dengan mortalitas. Hasil: prevalensi pasien AKI di unit perawatan intensif didapatkan 12,25% (675 dari 5511 subjek) dan sebanyak 220 subjek (32,59%) dari 675 subjek yang dianalisis meninggal di unit perawatan intensif. Faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan mortalitas pada analisis multivariat adalah sepsis (OR 6,174; IK95% 3,116-12,233), oligoanuria (OR 4,173; IK95% 2,104-8,274), ventilator (OR 3,085; IK95% 1,348-7,057), (skor APACHE II saat admisi)1/2 [OR 1,597; IK95% 1,154-2,209], dan durasi ventilator (OR 1,062; IK95% 1,012-1,114). Kesimpulan: prevalensi pasien AKI dan angka mortalitasnya di unit perawatan intensif RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo didapatkan sebesar 12,25% dan 32,59%. Sepsis, oligoanuria, ventilator, (skor APACHE II saat admisi)1/2, dan durasi ventilator merupakan faktor-faktor yang berhubungan bermakna dengan peningkatan mortalitas pasien AKI di unit perawatan intensif.

Prevalensi AKI pada pasien ICU di Rumah Sakit Umum Nasional Pusat Cipto Mangunkusumo tidak tinggi.namun, angka mortalitas pasien ICU dengan AKI tergolong tinggi.Sepsis, oligoanuria, penggunaan ventilator, skor APACHE II pada admission, dan durasi penggunaan ventilator secara signifikan berhubungan dengan peningkatan tingkat mortalitas pada pasien ICU dengan AKI di rumah sakit tersebut.

Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan desain kohort prospektif yang melibatkan seluruh unit perawatan intensif, untuk mengevaluasi bagaimana pengumpulan data klinis yang lengkap—termasuk status oligoanuria, skor APACHE II, penggunaan ventilator, dan durasi ventilasi—memengaruhi akurasi prediksi mortalitas pada pasien ICU dengan AKI serta memungkinkan identifikasi faktor risiko tambahan yang mungkin terlewat pada studi retrospektif sebelumnya. Selain itu, uji intervensi randomisasi yang membandingkan pemberian dialisis dini dengan terapi konservatif pada pasien AKI berisiko tinggi dapat mengidentifikasi apakah pendekatan terapeutik awal secara signifikan menurunkan angka kematian, mengurangi komplikasi pulmonal, dan meningkatkan pemulihan fungsi ginjal dalam jangka pendek maupun panjang. Penelitian juga dapat menyelidiki peran biomarker inflamasi dan fungsi ginjal, seperti interleukin‑6, procalcitonin, atau rasio neutrofil‑lymphocyte, sebagai prediktor tambahan untuk mortalitas, khususnya pada subkelompok pasien dengan sepsis, dengan tujuan mengembangkan model prognostik yang lebih sensitif dan spesifik. Akhirnya, studi multisentra yang melibatkan rumah sakit lain di seluruh Indonesia dapat menilai generalisasi temuan serta mengidentifikasi faktor risiko kontekstual—seperti variasi protokol ventilasi, kebijakan penggunaan antibiotik, dan kepatuhan terhadap pedoman KDIGO—yang belum terdeteksi dalam studi ini, sehingga memberikan dasar bagi kebijakan klinis nasional.

File size408.81 KB
Pages7
DMCAReportReport

ads-block-test