UNP KEDIRIUNP KEDIRI

EfektorEfektor

Kualitas tidur yang buruk pada remaja dapat menyebabkan efek psikologis negatif seperti konsentrasi yang buruk dan gampang marah, membuat remaja merasa sedih, marah, atau stress lebih daripada biasanya. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur remaja utamanya berkaitan dengan variabel sleep hygiene, gangguan tidur, kondisi fisik, dan penggunaan obat tidur. Sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu 884 orang remaja, dimana menggunakan teknik cluster random sampling yang tersebar di beberapa kota di Jawa Timur. Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi logistik biner untuk mengindentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas tidur remaja berskala biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas tidur remaja yaitu sleep hygiene, gangguan tidur, kondisi fisik, dan penggunaan obat tidur secara parsial maupun simultan. Model yang didapatkan menunjukkan bahwa peningkatan variabel sleep hygiene dan kondisi fisik meningkatkan peluang kualitas tidur yang baik. Gangguan tidur dan penggunaan obat tidur menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan kedua variabel tersebut dapat menurunkan peluang kualitas tidur yang baik. Hal ini berarti bahwa pada remaja, intervensi disarankan untuk fokus pada peningkatan sleep hygiene, kondisi fisik, pengurangan gangguan tidur, serta penggunaan obat tidur, yang dapat membantu peningkatan kualitas tidur remaja secara signifikan.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas tidur remaja secara signifikan adalah sleep hygiene, gangguan tidur, kondisi fisik, dan penggunaan obat tidur.Peningkatan sleep hygiene dan kondisi fisik dapat meningkatkan peluang kualitas tidur yang baik, meskipun pengaruh kondisi fisik relatif kecil.Gangguan tidur dan penggunaan obat tidur menurunkan peluang kualitas tidur yang baik, sehingga intervensi perlu difokuskan pada perbaikan perilaku tidur sehat dan pengurangan faktor risiko tersebut.

Pertama, perlu penelitian lanjutan yang mengeksplorasi bagaimana intervensi berbasis sekolah, seperti edukasi rutin tentang sleep hygiene dan pembatasan penggunaan gadget sebelum tidur, dapat secara nyata memperbaiki kualitas tidur remaja dalam jangka panjang. Kedua, penting untuk mengkaji pengaruh aktivitas fisik terstruktur—seperti senam pagi atau olahraga terjadwal di sekolah—terhadap kualitas tidur remaja, mengingat pengaruh kondisi fisik yang signifikan namun kecil dalam penelitian ini. Ketiga, perlu dikembangkan studi tentang pola penggunaan obat tidur dan gangguan tidur yang berkelanjutan, termasuk faktor psikologis dan sosial yang mendasarinya, agar dapat dirancang program pendampingan kesehatan mental yang terintegrasi untuk remaja dengan masalah tidur kronis. Penelitian-penelitian tersebut dapat menghasilkan strategi pencegahan dan terapi yang lebih holistik, terutama dalam konteks lingkungan pendidikan dan keluarga. Fokus pada aspek edukatif, perilaku, dan kesehatan fisik sekaligus akan memberikan gambaran lebih lengkap tentang determinan tidur remaja. Selain itu, pendekatan intervensi yang melibatkan guru, orang tua, dan tenaga kesehatan layak dieksplorasi lebih lanjut. Penelitian juga bisa menilai efektivitas pendekatan multiaspek dibandingkan intervensi tunggal. Dengan demikian, kebijakan kesehatan remaja dapat dirancang lebih efektif dan berbasis bukti. Hasilnya dapat menjadi acuan bagi sekolah dan dinas kesehatan dalam merancang program keseharian yang mendukung kualitas tidur. Model pendekatan terpadu seperti ini sangat dibutuhkan mengingat kompleksnya faktor yang memengaruhi tidur remaja.

  1. #kualitas tidur#kualitas tidur
File size608.13 KB
Pages12
DMCAReportReport

ads-block-test