ACTAMEDINDONESACTAMEDINDONES

Acta Medica IndonesianaActa Medica Indonesiana

Latar belakang: skleroderma merupakan penyakit autoimun yang resisten terhadap pengobatan standar, penambahan ekstrak herba ciplukan (Physalis angulata Linn) diduga dapat memperbaiki fibrosis kulit skleroderma. Penelitian ini bertujuan mengkaji peran ekstrak herba Ciplukan sebagai terapi ajuvan untuk fibrosis kulit skleroderma yang mendapat terapi standar, berdasarkan MRSS, biomarker inflamasi, imunologi dan fibrosis serum. Metode: uji klinis acak tersamar ganda pada pasien skleroderma stabil yang berobat jalan di RSCM dan RSHS sejak November 2015−Maret 2017 yang memenuhi kriteria inklusi dan menerima terapi standar. Subjek secara random terbagi dua: kelompok uji yang mendapat ekstrak herba Ciplukan 3x 250 mg/hari selama 12 minggu dan kelompok plasebo. Pemeriksaan MRSS, LED, P1NP, BAFF dan sCD40L dilakukan setiap 4 minggu hingga akhir penelitian. Hasil: lima puluh sembilan subjek menyelesaikan penelitian, 29 subjek kelompok uji dan 30 subjek kelompok plasebo, rerata usia 41 (SB 9) tahun, proporsi wanita : pria = 9 : 1. Ditemukan perbaikan fibrosis kulit bermakna pada kelompok uji dengan penurunan relatif MRSS sebesar 35,9% dibandingkan plasebo 6,3% dengan p < 0,001 dan penurunan relatif bermakna kadar P1NP sebesar 17,8% dibandingkan plasebo 0,7% dengan p = 0,002. Tidak ditemukan penurunan kadar LED, BAFF dan sCD40L pada kedua kelompok. Terdapat korelasi positif bermakna antara MRSS dengan kadar P1NP (r = 0,236, p = 0,036).

Pemberian ekstrak etanol herba ciplukan dosis 3 x 250 mg selama 12 minggu sebagai terapi ajuvan pada skleroderma dalam terapi standar, secara klinis dan statistik menunjukkan perbaikan kelainan fibrosis kulit berdasarkan MRSS dan biomarker fibrosis P1NP serum secara bermakna dibandingkan kontrol.

Penelitian lanjutan sebaiknya mengeksplorasi dosis yang lebih bervariasi dari ekstrak ciplukan untuk menentukan dosis optimal yang dapat memberikan efek terbaik pada pasien skleroderma. Selain itu, penting untuk melakukan studi yang lebih panjang untuk menilai efek jangka panjang dari penggunaan ekstrak ciplukan pada penderita skleroderma, termasuk komorbiditas yang mungkin muncul. Penelitian juga bisa difokuskan untuk mengeksplorasi mekanisme molekuler dari ekstrak ciplukan dalam pengobatan skleroderma, dengan meneliti perubahan pada biomarker spesifik dan jalan biokimia yang terlibat dalam progresi penyakit.

  1. #ciplukan physalis angulata#ciplukan physalis angulata
  2. #ekstrak etanol kurma#ekstrak etanol kurma
File size778.62 KB
Pages8
DMCAReportReport

ads-block-test