UNUSAUNUSA

Journal | Universitas Nahdlatul Ulama SurabayaJournal | Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia, 30‑40% kasus infertilitas disebabkan oleh faktor pria. Morfologi spermatozoa normal menjadi indikator fertilitas pria dan dapat dievaluasi melalui analisis manual maupun otomatis. Peralatan otomatis Lenshooke™ SQA X1 Pro dikembangkan seiring otomatisasi peralatan laboratorium; prinsip kerjanya meliputi pencahayaan objek, pengambilan foto dengan kamera beresolusi tinggi dan lensa optik, kemudian data gambar dianalisis oleh algoritma. Tujuan penelitian ini menguji kesesuaian alat otomatis Lenshooke™ SQA X1 Pro dengan metode manual sebagai standar emas. Subjek penelitian adalah pasien yang melakukan analisis semen di Laboratorium Patologi Klinik RSIA Restu Ibu Sragen pada Juni hingga Agustus 2020. Metode pemeriksaan meliputi penggunaan alat otomatis Lenshooke™ SQA X1 Pro serta metode manual dengan pewarnaan Papanikolaou. Hasil menunjukkan bahwa metode otomatis mencapai tingkat kesesuaian 94,4% dibandingkan metode manual berdasarkan standar WHO 2010. Uji statistik selanjutnya memperlihatkan signifikansi data morfologi spermatozoa normal sebesar 0,001, data kepala spermatozoa abnormal 0,956, dan data ekor spermatozoa abnormal 0,339. Perangkat Lenshooke™ SQA X1 Pro berbasis teknologi otomatis dapat digunakan dalam layanan laboratorium untuk analisis sperma selain metode manual, namun penggunaan alat otomatis masih disarankan dipadukan dengan metode manual.

Pemeriksaan morfologi spermatozoa penting untuk menentukan fertilitas pria.Alat otomatis Lenshooke™ SQA X1 Pro menunjukkan kesesuaian yang tinggi dengan metode manual sebagai standar emas, dengan tingkat kesesuaian 94,4% dan signifikansi data morfologi normal 0,001.Meskipun demikian, penggunaan alat otomatis tetap perlu didukung oleh metode manual untuk memastikan akurasi hasil.

Penelitian selanjutnya dapat mengevaluasi kehandalan Lenshooke™ SQA X1 Pro pada populasi pria dengan konsentrasi sperma rendah (<2 juta/mL) untuk menentukan batas deteksi alat otomatis pada kondisi fertilitas yang menurun; peneliti juga dapat membandingkan performa Lenshooke™ SQA X1 Pro dengan perangkat otomatis lain yang berbasis kecerdasan buatan guna mengidentifikasi keunggulan teknis serta biaya operasional yang lebih efisien; serta studi longitudinal dapat ditujukan untuk menilai konsistensi hasil analisis morfologi spermatozoa otomatis selama periode waktu yang lebih panjang, termasuk pengaruh variasi operator laboratorium dan kondisi penyimpanan sampel, sehingga dapat menyusun pedoman standar penggunaan alat otomatis secara mandiri atau sebagai pelengkap metode manual dalam praktik klinis.

  1. Journal | Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. journal universitas nahdlatul ulama surabaya quick jump... doi.org/10.33086/ijmlst.v4i1.2059Journal Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya journal universitas nahdlatul ulama surabaya quick jump doi 10 33086 ijmlst v4i1 2059
File size481.46 KB
Pages15
DMCAReportReport

ads-block-test