ITBITB

Journal of Engineering and Technological SciencesJournal of Engineering and Technological Sciences

Bioleaching adalah teknik untuk mengurangi kandungan logam berat pada abu batu bara dengan memanfaatkan bakteri, jamur, atau ragi. Kajian sebelumnya mengenai bioleaching logam berat pada abu batu bara telah membahas faktor-faktor yang mempengaruhi proses, namun informasi mengenai tantangan penggunaan mikroorganisme masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan memperoleh informasi komprehensif mengenai penggunaan mikroorganisme dalam bioleaching logam berat. Konsentrasi logam berat dalam abu batu bara bersifat rendah dan beragam. Komponen abu batu bara berupa kompleks yang tidak dapat meloloskan beberapa logam berat menurut studi terdahulu. Konsentrasi rendah dan komponen kompleks tersebut menyulitkan investigasi mekanisme bioleaching. Kombinasi interaksi biologis dan kimia melibatkan berbagai komponen dalam sistem ini. Konsentrasi tinggi besi dan logam berat yang terlepas dapat bersifat toksik bagi mikroorganisme. Proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ukuran partikel, pH, dan densitas pulp. Sebagian besar studi bioleaching logam berat pada abu batu bara dilakukan pada skala kecil untuk mengendalikan kondisi yang mempengaruhi proses. Kinetika bioleaching pada batu bara merupakan reaksi cair-padat yang dapat direpresentasikan oleh model inti menyusut, yang menjadi fokus utama dalam studi ini.

Penelitian ini menunjukkan bahwa abu batu bara mengandung konsentrasi logam berat yang bervariasi dan bahwa bioleaching menggabungkan reaksi biologis serta kimia melalui berbagai komponen sistem.Keberhasilan bioleaching dipengaruhi oleh kondisi seperti pH, densitas pulp, suhu, nutrisi, serta potensi toksisitas konsentrasi tinggi besi dan logam berat terhadap mikroorganisme.Sebagian besar studi masih dilakukan pada skala laboratorium dengan reaktor batch, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kinetika leaching menggunakan model inti menyusut.

Penelitian selanjutnya sebaiknya memfokuskan upaya pada skala pilot dengan mengembangkan reaktor kontinu yang memanfaatkan prinsip aliran keras untuk menilai pengaruh parameter operasional terhadap kinetika bioleaching dan transfer massa, sehingga dapat mengatasi batasan skala laboratorium yang sebelumnya dominan. Selanjutnya, diperlukan kajian tentang mikroorganisme rekayasa genetika atau konsorsium mikroba yang mampu meningkatkan toleransi terhadap konsentrasi besi dan logam berat tinggi serta mempercepat laju leaching, dengan memanfaatkan teknik omik untuk mengidentifikasi jalur metabolik kritis. Ketiga, integrasi proses bioleaching dengan tahapan pemulihan logam selanjutnya, seperti presipitasi, ekstraksi pelarut, atau elektrodeposisi, harus dievaluasi untuk menilai efisiensi total pemulihan, biaya operasional, dan dampak lingkungan, sehingga memberikan solusi yang lebih ekonomis dan berkelanjutan. Penelitian tersebut juga dapat menyertakan analisis siklus hidup (LCA) untuk menilai keuntungan lingkungan dibandingkan metode kimia tradisional. Dengan pendekatan multidisiplin ini, diharapkan dapat mengurangi gap antara hasil laboratorium dan aplikasi industri pada bioleaching abu batu bara.

File size386.81 KB
Pages12
DMCAReportReport

ads-block-test