UPIUPI

Indonesian Journal of Science and TechnologyIndonesian Journal of Science and Technology

Penelitian ini mengkaji proses produksi karbon aktif dari kulit kelapa yang diaktifkan baik secara fisik maupun kimia untuk meningkatkan adsorpsi metilen biru. Aktivasi fisik dilakukan dengan membakar kulit kelapa pada suhu 700°C, sedangkan aktivasi kimia menggunakan aktivator H3PO4. Hasil menunjukkan bahwa karbon aktif hasil aktivasi fisik (CAP) memiliki daya serap lebih tinggi (99,42%) dibandingkan aktivasi kimia (CAC) (98,64%). Analisis morfologi permukaan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) mengindikasikan bahwa CAP memiliki morfologi yang relatif mirip dengan karbon aktif komersial (CACm). Uji adsorpsi mencakup penentuan pH optimum, laju adsorpsi, dan isoterma adsorpsi metilen biru, dengan pH optimum 8 dan waktu kontak optimum masing-masing 40, 60, dan 80 menit untuk CAC, CAP, dan CACm. Data kinetika adsorpsi mengikuti model pseudo‑order kedua dengan koefisien korelasi (R²) 0,937; 0,950; dan 0,999, sedangkan isoterma adsorpsi cocok dengan model Freundlich.

Penelitian ini menunjukkan bahwa karbon aktif yang diproduksi dari kulit kelapa merupakan adsorben yang menjanjikan untuk menghilangkan metilen biru dari larutan air pada berbagai konsentrasi.Analisis morfologi permukaan dengan SEM mengungkapkan bahwa karbon aktif fisik (CAP) memiliki morfologi serupa dengan karbon aktif komersial (CACm) dan ukuran pori yang lebih besar dibandingkan karbon aktif kimia (CAC).Kinetika adsorpsi mengikuti model orde kedua dengan koefisien 1,0497.dan 1,2571 g·mmol⁻¹·min⁻¹, sedangkan data keseimbangan sesuai dengan isotherm Freundlich dengan kapasitas adsorpsi sekitar 15,78.dan 15,48 mg/g untuk CACm, CAP, dan CAC.

Penelitian lanjutan dapat mengeksplorasi modifikasi karbon aktif kulit kelapa dengan agen kimia lain, seperti natrium hidroksida atau asam sulfat, untuk meningkatkan daya serap terhadap berbagai jenis zat pewarna sintetik serta menilai efektivitasnya secara komparatif. Selanjutnya, penting untuk menyelidiki kemampuan regenerasi dan penggunaan kembali karbon aktif tersebut dalam sistem aliran kontinu, dengan fokus pada jumlah siklus reutilisasi yang dapat dipertahankan tanpa penurunan signifikan pada kapasitas adsorpsi. Akhirnya, pengembangan adsorben hibrida yang menggabungkan karbon aktif kulit kelapa dengan material nano, misalnya nanopartikel besi atau grafena, dapat membuka peluang penghilangan simultan warna dan logam berat dari air limbah, serta mengoptimalkan mekanisme interaksi fisik‑kimia pada skala laboratorium dan pilot.

File size1.39 MB
Pages12
DMCAReportReport

ads-block-test