UPIUPI

Indonesian Journal of Science and TechnologyIndonesian Journal of Science and Technology

Dalam budidaya jamur tiram putih (P. ostreatus), masalah kontaminasi selama produksi sering ditemukan. Kontaminasi ini disebabkan oleh ketidakmampuan mengontrol suhu selama sterilisasi media (bag-log). Sterilisasi suboptimal menyebabkan pertumbuhan bakteri dan spora yang tidak diinginkan. Untuk mengurangi tingkat kontaminasi, penelitian ini bertujuan untuk mendemonstrasikan dan mengevaluasi distribusi suhu menggunakan satu pipa konveksi dengan diameter 6 dan 8 cm. Bahan bakar yang digunakan dalam proses sterilisasi adalah sekam padi. Sterilisasi dilakukan dengan cara mengukus bag-log dalam drum tradisional yang disusun dalam empat baris selama 6 jam. Pipa konveksi dipasang di dalam drum. Pengukuran suhu dilakukan dua kali menggunakan termometer inframerah ganda, dan data diinterpretasikan menggunakan MATLAB dengan metode interpolasi untuk memperoleh peta distribusi panas. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan pipa konveksi berdiameter 8 cm lebih baik daripada yang berdiameter 6 cm, terlihat dari tingkat kontaminasi jamur yang lebih rendah pada pipa 8 cm.

ostreatus), masalah kontaminasi selama produksi sering ditemukan.Kontaminasi ini disebabkan oleh ketidakmampuan mengontrol suhu selama sterilisasi media (bag-log).Sterilisasi suboptimal menyebabkan pertumbuhan bakteri dan spora yang tidak diinginkan.Untuk mengurangi tingkat kontaminasi, penelitian ini bertujuan untuk mendemonstrasikan dan mengevaluasi distribusi suhu menggunakan satu pipa konveksi dengan diameter 6 dan 8 cm.Bahan bakar yang digunakan dalam proses sterilisasi adalah sekam padi.Sterilisasi dilakukan dengan cara mengukus bag-log dalam drum tradisional yang disusun dalam empat baris selama 6 jam.Pengukuran suhu dilakukan dua kali menggunakan termometer inframerah ganda, dan data diinterpretasikan menggunakan MATLAB dengan metode interpolasi untuk memperoleh peta distribusi panas.Hasil menunjukkan bahwa penggunaan pipa konveksi berdiameter 8 cm lebih baik daripada yang berdiameter 6 cm, terlihat dari tingkat kontaminasi jamur yang lebih rendah pada pipa 8 cm.Penggunaan pipa konveksi berdiameter 8 cm menghasilkan distribusi suhu yang lebih merata dan efisien dibandingkan dengan pipa berdiameter 6 cm selama proses sterilisasi bag-log.Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan menguji pengaruh jumlah pipa konveksi terhadap distribusi suhu, misalnya dengan membandingkan satu pipa, dua pipa, atau tiga pipa dalam satu drum untuk menentukan konfigurasi optimal.Selain itu, perlu diteliti bagaimana variasi bentuk lubang pada pipa konveksi—seperti ukuran, pola, dan distribusi lubang—mempengaruhi aliran uap dan efisiensi pemanasan, karena hal ini mungkin bisa meningkatkan penetrasi panas ke bagian dalam bag-log yang sulit dijangkau.Terakhir, studi bisa dikembangkan dengan menggabungkan sensor suhu real-time dan sistem otomatisasi kontrol suhu berbasis mikrokontroler untuk mempertahankan suhu ideal secara konsisten selama proses sterilisasi, sehingga mengurangi ketergantungan pada pengamatan manual dan meningkatkan reproduktibilitas hasil di tingkat petani skala kecil.Efisiensi termal penggunaan pipa konveksi 8 cm (10,75%) juga lebih tinggi daripada pipa 6 cm (8,28%), yang menunjukkan penggunaan bahan bakar yang lebih optimal.ostreatus), masalah kontaminasi selama produksi sering ditemukan.Kontaminasi ini disebabkan oleh ketidakmampuan mengontrol suhu selama sterilisasi media (bag-log).Sterilisasi suboptimal menyebabkan pertumbuhan bakteri dan spora yang tidak diinginkan.Untuk mengurangi tingkat kontaminasi, penelitian ini bertujuan untuk mendemonstrasikan dan mengevaluasi distribusi suhu menggunakan satu pipa konveksi dengan diameter 6 dan 8 cm.Bahan bakar yang digunakan dalam proses sterilisasi adalah sekam padi.Sterilisasi dilakukan dengan cara mengukus bag-log dalam drum tradisional yang disusun dalam empat baris selama 6 jam.Pengukuran suhu dilakukan dua kali menggunakan termometer inframerah ganda, dan data diinterpretasikan menggunakan MATLAB dengan metode interpolasi untuk memperoleh peta distribusi panas.Hasil menunjukkan bahwa penggunaan pipa konveksi berdiameter 8 cm lebih baik daripada yang berdiameter 6 cm, terlihat dari tingkat kontaminasi jamur yang lebih rendah pada pipa 8 cm.

Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan menguji pengaruh jumlah pipa konveksi terhadap distribusi suhu, misalnya dengan membandingkan satu pipa, dua pipa, atau tiga pipa dalam satu drum untuk menentukan konfigurasi optimal. Selain itu, perlu diteliti bagaimana variasi bentuk lubang pada pipa konveksi—seperti ukuran, pola, dan distribusi lubang—mempengaruhi aliran uap dan efisiensi pemanasan, karena hal ini mungkin bisa meningkatkan penetrasi panas ke bagian dalam bag-log yang sulit dijangkau. Terakhir, studi bisa dikembangkan dengan menggabungkan sensor suhu real-time dan sistem otomatisasi kontrol suhu berbasis mikrokontroler untuk mempertahankan suhu ideal secara konsisten selama proses sterilisasi, sehingga mengurangi ketergantungan pada pengamatan manual dan meningkatkan reproduktibilitas hasil di tingkat petani skala kecil.

  1. Optimization and Interpretation of Heat Distribution in Sterilization Room Using Convection Pipe | Abdurrahman... doi.org/10.17509/ijost.v4i2.18177Optimization and Interpretation of Heat Distribution in Sterilization Room Using Convection Pipe Abdurrahman doi 10 17509 ijost v4i2 18177
File size2.07 MB
Pages16
DMCAReportReport

ads-block-test