UPIUPI

Indonesian Journal of Science and TechnologyIndonesian Journal of Science and Technology

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan model desain arsitektur sekolah menengah khas untuk anak-anak dengan disabilitas visual yang dapat diakses dan memenuhi kebutuhan perilaku mereka. Metode yang digunakan adalah metode desain rasional, sering disebut metode glass box, yang dibagi menjadi empat langkah: (1) kriteria desain; (2) perilaku anak-anak dengan disabilitas visual; (3) pemrograman; (4) pembuatan model desain. Kriteria desain dikombinasikan berdasarkan aspek aksesibilitas, ruang, kesadaran sensorial, peningkatan pembelajaran, fleksibilitas dan kemampuan, kondisi kesehatan dan kesejahteraan, keselamatan dan keamanan, keberlanjutan, integrasi alam lingkungan dan bangunan, serta adanya ruang terbuka. Prinsip‑prinsip ini diimplementasikan dari luar ke dalam bangunan serta dari situs menuju lanskap dan interior bangunan. Kami berpendapat bahwa model bangunan arsitektur ini dapat memenuhi kebutuhan siswa dengan disabilitas khusus.

Standar fasilitas pendidikan khusus di Indonesia masih belum memadai.penelitian ini menyajikan sepuluh kriteria desain untuk sekolah vokasional menengah khas bagi anak dengan disabilitas visual yang meliputi aksesibilitas, ruang, kesadaran sensorial, peningkatan pembelajaran, fleksibilitas, kesehatan dan kesejahteraan, keselamatan, keberlanjutan, integrasi alam, dan ruang terbuka.Penelitian menegaskan pentingnya penerapan kriteria tersebut untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan mendukung kemandirian siswa.

Penelitian lanjutan dapat fokus pada evaluasi implementasi model desain arsitektur sekolah khas pada beberapa lembaga pendidikan di Indonesia. Studi kualitatif dapat mengukur tingkat kenyamanan dan penggunaan fasilitas oleh siswa dengan disabilitas visual. Analisis perbandingan antara skema desain yang diusulkan dan model konvensional dapat memberikan bukti empiris mengenai peningkatan aksesibilitas dan belajar. Selain itu, penelitian dapat menjajaki persepsi guru dan tenaga kependidikan tentang aspek fleksibilitas dan keberlanjutan yang tercakup dalam kriteria. Untuk memperluas temuan, penyelidikan kuantitatif dapat mengembangkan indikator penilaian standar nasional yang lebih komprehensif berdasarkan hasil studi ini. Dengan demikian, model dapat direvisi dan diadopsi secara masal di jenjang pendidikan vokasional. Penelitian juga dapat memvalidasi efek jangka panjang terhadap kemandirian tenaga kerja siswa setelah lulus. Data yang diperoleh bisa menjadi dasar perumusan kebijakan pemerintah dan regulasi kementariat pendidikan. Implementasi di berbagai wilayah dengan kondisi geografis berbeda wajib dipertimbangkan untuk menambah relevansi. Selanjutnya, kolaborasi lintas disiplin dapat memperkaya metodologi dan analisis hasil penelitian.

File size1.6 MB
Pages13
DMCAReportReport

ads-block-test