UNILAUNILA

Jurnal Sylva LestariJurnal Sylva Lestari

Jati (Tectona grandis) merupakan tanaman komersial yang memiliki kayu berkualitas tinggi dan nilai ekonomi tinggi. Peningkatan dan perbaikan teknik budidaya jati diperlukan untuk memenuhi permintaan kayu jati yang cukup. Okulasi adalah teknik perbanyakan yang menggabungkan perbanyakan generatif dan vegetatif, sehingga memungkinkan memperoleh keunggulan kedua metode sekaligus. Kendala utama dalam okulasi adalah penyimpanan dan distribusi entres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelepah pisang dalam mempertahankan viabilitas entres jati dan menentukan masa penyimpanan maksimum entres jati. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua kelompok (tanpa media dan dengan media pelepah pisang) dan empat perlakuan lama simpan (0, 2, 4, dan 6 hari). Data dianalisis dengan analisis sidik ragam dan uji BNT pada taraf nyata 5%. Hasil menunjukkan bahwa penyimpanan entres jati dalam media pelepah pisang ambon selama enam hari mampu mempertahankan persentase keberhasilan okulasi sebesar 66,67%. Penyimpanan selama empat hari dalam pelepah pisang memberikan hasil yang setara dengan entres yang langsung ditempel, baik dari segi persentase hidup okulasi, rata-rata hari tumbuh tunas, maupun jumlah daun.

Penyimpanan entres jati dalam media pelepah pisang ambon selama enam hari dapat mempertahankan keberhasilan okulasi sebesar 66,67%.Penyimpanan selama empat hari dalam pelepah pisang memberikan hasil yang setara dengan entres yang langsung ditempel, baik pada persentase hidup, rata-rata hari tumbuh tunas, maupun jumlah daun.Oleh karena itu, penyimpanan entres jati lebih disarankan menggunakan pelepah pisang dan tidak dianjurkan melebihi empat hari untuk menjaga viabilitas entres.

Penelitian lanjutan dapat menguji pengaruh jenis pelepah pisang lain, seperti pisang kepok atau pisang raja, terhadap viabilitas entres jati untuk menentukan media terbaik. Selain itu, perlu diteliti bagaimana kombinasi pelepah pisang dengan bahan penyerap kelembapan seperti serat kelapa atau arang aktif dapat memperpanjang masa simpan entres jati hingga delapan hari tanpa penurunan kualitas. Terakhir, studi lebih dalam tentang perubahan fisiologis entres jati selama penyimpanan—seperti kadar hormon pertumbuhan, kadar air, dan aktivitas enzim—dapat menjelaskan mekanisme di balik ketahanan entres jati terhadap stres penyimpanan, sehingga memungkinkan pengembangan protokol penyimpanan yang lebih ilmiah dan terstandar.

File size71.76 KB
Pages8
DMCAReportReport

ads-block-test