UNILAUNILA

Jurnal Sylva LestariJurnal Sylva Lestari

Sengon laut adalah tanaman yang secara alami mampu bersimbiosis dengan bakteri penambat nitrogen (Rhizobium). Urea adalah jenis pupuk dengan kandungan nitrogen yang cukup tinggi (46%). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh inokulasi Rhizobium terhadap pertumbuhan semai sengon laut, pengaruh pemberian pupuk urea dengan berbagai konsentrasi pada pertumbuhan semai sengon laut, dan interaksi Rhizobium dan urea terhadap kolonisasi Rhizobium dan pertumbuhan semai sengon laut. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial, terdiri dari dua analisis faktor, faktor pertama adalah inokulasi Rhizobium dan faktor kedua adalah pemupukan urea dengan dosis 0, 2, 4 dan 8 gram. Hasil penelitian menunjukkan inokulasi Rhizobium mampu memacu pertambahan tinggi, pertambahan diameter, pembentukan bintil efektif, dan meningkatkan berat kering semai sengon laut; pemupukan dengan dosis 4 gram menghasilkan pertumbuhan semai terbaik jika tanpa diinokulasi; inokulasi Rhizobium tanpa pemupukan menghasilkan kolonisasi Rhizobium tertinggi dan menghasilkan pertumbuhan terbaik.

Inokulasi Rhizobium mampu memacu pertambahan tinggi, pertambahan diameter, pembentukan bintil efektif, dan meningkatkan berat kering semai sengon laut.Pemupukan dengan dosis 4 gram urea menghasilkan pertumbuhan semai terbaik jika tanpa diinokulasi.Inokulasi Rhizobium tanpa pemupukan menghasilkan kolonisasi Rhizobium tertinggi dan pertumbuhan semai terbaik.

Penelitian selanjutnya bisa fokus pada bagaimana kombinasi inokulasi Rhizobium dengan pupuk organik alternatif, seperti kompos atau biochar, memengaruhi pertumbuhan semai sengon laut tanpa bergantung pada urea kimia, karena hasil menunjukkan bahwa pupuk urea justru mengurangi kolonisasi Rhizobium pada dosis tinggi. Selain itu, perlu diteliti bagaimana pengaruh pH tanah yang dimodifikasi secara sengaja terhadap kelangsungan hidup dan efisiensi Rhizobium, mengingat pupuk urea bersifat asam dan menghambat pembentukan bintil akar. Terakhir, studi lanjutan bisa menguji apakah penggunaan benih yang telah disterilisasi secara ketat sebelum disemai dapat meningkatkan akurasi hasil inokulasi, karena ditemukan bintil akar alami pada benih yang tidak disterilkan, yang mungkin mengganggu interpretasi efek inokulasi buatan; dengan membandingkan pertumbuhan antara benih steril dan tidak steril di bawah kondisi inokulasi terkontrol, kita bisa mengetahui seberapa besar kontribusi bakteri alami terhadap pertumbuhan dan apakah penghambatan oleh urea masih berlaku dalam kondisi tanpa kontaminasi bakteri liar.

File size80.29 KB
Pages8
DMCAReportReport

ads-block-test