UINUIN

AHKAM : Jurnal Ilmu SyariahAHKAM : Jurnal Ilmu Syariah

Melalui aktivitas keagamaan di dunia maya, media baru menjadi salah satu alasan yang memungkinkan munculnya ulama perempuan dan telah menciptakan saluran bagi mereka untuk menunjukkan identitasnya dan bersaing sebagai pendakwah. Banyak organisasi dan masyarakat pengkaji Islam telah berkembang di media sosial, bersama dengan para pemimpin agama yang menggunakan platform untuk menyebarluaskan kegiatan pembelajaran Islam di berbagai saluran media sosial, semakin menyoroti sinyal populisme agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menilai penerimaan ulama perempuan terhadap media baru dengan menyebarkan kuesioner online kepada civitas akademika Universitas Islam. Model penelitian ini terdiri dari sebelas jalur hipotesa berdasarkan teori Technology Acceptance Model (TAM). Belum banyak penelitian tentang penerimaan teknologi dalam urusan keagamaan di Indonesia. Temuan penelitian ini adalah bahwa pengaruh sosial dari responden ini tidak mempengaruhi penggunaan media baru untuk mengakses ceramah ulama perempuan. Popularitas ulama perempuan dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan melalui media modern saat ini dapat diterima. Studi ini menyimpulkan bahwa bahkan dalam suasana homogen, ulama perempuan tetap tidak populer; ini mungkin disebabkan oleh penggunaan pendekatan tradisional yang terus menerus oleh cendekiawan perempuan dalam penyampaian dakwah dan fatwanya. Berdasarkan hasil tersebut, diperlukan pendekatan modern dalam penyampaian pesan agama untuk memperbaiki situasi dan meningkatkan dampak dakwah dan fatwa siber oleh ulama perempuan di Indonesia saat ini.

Dunia maya telah membungkam suara perempuan yang mendukung Islam sipil, di mana mereka memanfaatkan lingkungan multimedia.Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun di lingkungan homogen, popularitas ulama perempuan dalam menyampaikan pesan keagamaan rendah karena masih menggunakan pendekatan tradisional.Oleh karena itu, ulama perempuan perlu mengembangkan teknik penyampaian yang lebih efektif dan berbasis teknologi untuk memperbesar dampak dakwah dan fatwa siber mereka.

Penelitian lanjutan bisa mengembangkan model penerimaan teknologi ini dengan menguji sampel yang lebih besar dari universitas non-Islam di Indonesia untuk melihat apakah sosial influence memengaruhi penggunaan media baru oleh ulama perempuan dalam kegiatan dakwah. Selain itu, studi dapat memperluas ke negara lain seperti Malaysia atau Arab Saudi untuk memahami bagaimana budaya lokal mempengaruhi persepsi mudah digunakan dan kegunaan media baru dalam fatwa siber. Akhirnya, penelitian baru bisa meneliti dampak interaktif media sosial pada popularitas ulama perempuan dengan fokus pada analisis konten digital dari ceramah mereka, membandingkan metode tradisional versus modern dalam penyampaian pesan agama melalui survei longitudinal jangka panjang. Pendekatan ini akan melengkapi temuan awal tentang keterbatasan di lingkungan homogen dan membuka jalan untuk pengembangan aplikasi baru yang meningkatkan keterlibatan audiens. Dengan menggabungkan temuan dari maharasa yang lebih beragam, penelitian dapat mengidentifikasi faktor budaya yang kuat yang memengaruhi penerimaan teknologi dalam konteks keagamaan. Hal ini penting karena popularitas ulama perempuan terpengaruh oleh cara penyampaian, sehingga studi lanjutan perlu mengeksplorasi platform seperti YouTube atau TikTok untuk dakwah yang lebih interaktif. Untuk mengatasi keterbatasan penelitian ini yang terbatas pada universitas Islam, penelitian masa depan harus mempertimbangkan kolaborasi lintas negara untuk data yang lebih komprehensif. Ini akan membantu memahami evolusi fatwa siber di tengah populisme agama yang meningkat di media sosial.

  1. The Qur’an, Woman and Nationalism In Indonesia: Ulama Perempuan’s Moral Movement | Kusmana... doi.org/10.14421/ajis.2019.571.83-116The QurAoan Woman and Nationalism In Indonesia Ulama PerempuanAos Moral Movement Kusmana doi 10 14421 ajis 2019 571 83 116
  2. Women’s Identity in the Digital Islam Age: Social Media, New Religious Authority, and Gender Bias... journal.iainkudus.ac.id/index.php/QIJIS/article/view/7095WomenAos Identity in the Digital Islam Age Social Media New Religious Authority and Gender Bias journal iainkudus ac index php QIJIS article view 7095
  3. Komunika: Jurnal Dakwah dan Komunikasi. pengelolaan kesan kegiatan dakwah pemuda hijrah komunika jurnal... doi.org/10.24090/komunika.v12i2.1342Komunika Jurnal Dakwah dan Komunikasi pengelolaan kesan kegiatan dakwah pemuda hijrah komunika jurnal doi 10 24090 komunika v12i2 1342
File size673.59 KB
Pages24
DMCAReportReport

ads-block-test