APTKLHIAPTKLHI
Indonesian Journal of Forestry ResearchIndonesian Journal of Forestry ResearchPenghilangan bagian luar dari bambu pada pembuatan laminasi berbentuk datar mempunyai kelemahan pada kerapatan produknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti fiksasi bambu kompresi dari bilah berpenampang lengkung. Pengepresan bilah bambu dengan teknik densifikasi ditujukan untuk menyeragamkan kerapatannya. Selanjutnya, perlakuan uap panas dilakukan untuk mempertahankan deformasinya. Bilah bambu yang dikompresi tersebut menunjukkan bahwa kerapatan contoh uji di bagian bawah meningkat dari 0,4–0,56 g/cm3 menjadi 0,89–1,05 g/cm3 setelah dipres dengan tingkat kompresi antara 46,98–63,97%, sedangkan contoh uji di bagian tengah meningkat dari 0,7–0,83 g/cm3 hingga 1,02–1,18 g/cm3 dengan tingkat kompresi antara 32,92–41,5%. Hasil ini sedikit lebih tinggi dari pada di bagian ujung, yaitu antara 0,91–0,98 g/cm3. Pemulihan ketebalan menurun dan kehilangan berat meningkat dengan meningkatnya suhu dan waktu perlakuan uap panas. Fiksasi dari deformasi tersebut dapat dicapai pada 160°C dalam waktu 60 menit. Contoh uji bagian bawah mengalami kehilangan yang sedikit lebih besar dibandingkan dengan bagian tengah, yaitu masing-masing 8,38% dan 7,49%. Struktur anatomi bambu cenderung berubah bentuk selama proses densifikasi. Selanjutnya, perlakuan uap panas berpengaruh pada warna bambu kompresi yang menjadi lebih gelap. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembuatan bambu laminasi dari bilah bambu dapat diseragamkan kekuatannya dengan menyamakan kerapatan di bagian bawah dan tengah dengan bagian ujungnya melalui teknik densifikasi. Namun, penelitian selanjutnya perlu dilakukan untuk mengetahui delaminasi dan keteguhan geser dari bambu laminasi tersebut.
Penelitian menunjukkan bahwa melalui teknik densifikasi, kerapatan bilah bambu dapat disamakan sehingga densitas pada bagian bawah meningkat dari 0,40–0,56 menjadi 0,89–1,05 g/cm³ dan pada bagian tengah dari 0,70–0,83 menjadi 1,02–1,18 g/cm³, menghasilkan kekuatan laminasi yang lebih seragam.Fiksasi deformasi dapat dicapai pada suhu 160 °C selama 60 menit, dengan kehilangan berat sekitar 8,38 % pada bagian bawah dan 7,49 % pada bagian tengah, sementara pemulihan ketebalan menurun seiring peningkatan suhu dan waktu perlakuan uap.Namun, penelitian lanjutan diperlukan untuk mengevaluasi sifat delaminasi dan kekuatan geser pada bambu laminasi yang dihasilkan.
Penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti kekuatan delaminasi dan geser pada laminasi bambu yang telah mengalami proses densifikasi dengan variasi tingkat kompresi (30‑60 %) dan suhu uap (120‑180 °C), sehingga diperoleh hubungan kuantitatif antara kondisi fiksasi dan performa mekanik. Selain itu, penting untuk membandingkan efektivitas proses densifikasi pada beberapa spesies bambu (misalnya Dendrocalamus giganteus, Gigantochloa apus, dan Bambusa vulgaris) dengan karakteristik morfologi berbeda, guna menilai apakah keseragaman kerapatan dan peningkatan kekuatan dapat dicapai secara konsisten di seluruh jenis bambu. Selanjutnya, penelitian dapat mengeksplorasi kombinasi perlakuan kimia, seperti impregnasi resin fenolik atau asetat selulosa, sebelum perlakuan uap, untuk meningkatkan stabilitas dimensi, mengurangi kehilangan berat, dan memperpanjang umur pakai laminasi bambu dalam kondisi lingkungan yang berubah‑ubah. Ketiga arah studi ini diharapkan dapat menghasilkan panduan praktis bagi industri bambu dalam memproduksi panel laminasi yang kuat, tahan lama, dan ramah lingkungan. Selain itu, uji ketahanan jangka panjang terhadap siklus kelembaban dan paparan sinar UV perlu dilakukan untuk memastikan performa struktural laminasi bambu selama masa pakai yang panjang.
- DOI Name 10.15376 Values. name values index type timestamp data serv crossref desc bioresources bres... doi.org///10.15376DOI Name 10 15376 Values name values index type timestamp data serv crossref desc bioresources bres doi 10 15376
- . endobj xref trailer startxref b73a zlsk endstream font procset text extgstate iccbased hjd5sg bioresources.cnr.ncsu.edu/BioRes_04/BioRes_04_1_0370_Esteves_P_Wood_Mod_Heat_Treatment_Rev_367.pdfendobj xref trailer startxref b73a zlsk endstream font procset text extgstate iccbased hjd5sg bioresources cnr ncsu edu BioRes 04 BioRes 04 1 0370 Esteves P Wood Mod Heat Treatment Rev 367 pdf
| File size | 1.36 MB |
| Pages | 13 |
| Short Link | https://juris.id/p-a1 |
| DMCA | Report |
Related /
UMMUMM Terdapat beberapa mekanisme penyelesaian sengketa damai dalam UNCLOS diantarannya konsiliasi, penyelesaian mengikat, arbitrase, arbitrase khusus. PenyelesaianTerdapat beberapa mekanisme penyelesaian sengketa damai dalam UNCLOS diantarannya konsiliasi, penyelesaian mengikat, arbitrase, arbitrase khusus. Penyelesaian
SAINTEKMUSAINTEKMU Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit pisang menjadi kertas ramah lingkungan menggunakan metode organosolv. Kulit pisang dikeringkan,Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit pisang menjadi kertas ramah lingkungan menggunakan metode organosolv. Kulit pisang dikeringkan,
APTKLHIAPTKLHI Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variabel dimensi keberlanjutan yang berpengaruh langsung positif terhadap kelestarian hutan masyarakat (SCF),Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variabel dimensi keberlanjutan yang berpengaruh langsung positif terhadap kelestarian hutan masyarakat (SCF),
UMMUMM Metode yang digunakan meliputi proses pemasakan, pemblanjaan, pembentukan lembaran, dan pengeringan. Hasil menunjukkan bahwa kertas yang dihasilkan dariMetode yang digunakan meliputi proses pemasakan, pemblanjaan, pembentukan lembaran, dan pengeringan. Hasil menunjukkan bahwa kertas yang dihasilkan dari
UINUIN Ketentuan pajak ini telah meringankan beban pajak pertambahan nilai bank syariah namun mengorbankan pemenuhan prinsip syariah. Kajian ini berupaya mencariKetentuan pajak ini telah meringankan beban pajak pertambahan nilai bank syariah namun mengorbankan pemenuhan prinsip syariah. Kajian ini berupaya mencari
UNILAUNILA Medium Potato Dextrose Agar (PDA) digunakan untuk menentukan efikasi asap cair kayu medang pada pertumbuhan jamur S. Tiga jenis asap cair diperoleh dariMedium Potato Dextrose Agar (PDA) digunakan untuk menentukan efikasi asap cair kayu medang pada pertumbuhan jamur S. Tiga jenis asap cair diperoleh dari
UNILAUNILA Ditemukan 32 jenis pohon berdiameter ≥ 10 cm dengan jumlah 354 pohon, termasuk dalam 22 suku, dengan suku terbanyak adalah Dipterocarpaceae. Jenis yangDitemukan 32 jenis pohon berdiameter ≥ 10 cm dengan jumlah 354 pohon, termasuk dalam 22 suku, dengan suku terbanyak adalah Dipterocarpaceae. Jenis yang
STKIP SINGKAWANGSTKIP SINGKAWANG Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi limbah kulit pisang (Musa paradisiaca) sebagai bahan baku alternatif dalam pembuatan kertas. MetodePenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi limbah kulit pisang (Musa paradisiaca) sebagai bahan baku alternatif dalam pembuatan kertas. Metode
Useful /
UMMUMM Struktur hukum kedua negara mencerminkan upaya mereka mempertahankan integritas negara sambil membangun nasionalisme tanpa menghancurkan keberagaman masyarakat,Struktur hukum kedua negara mencerminkan upaya mereka mempertahankan integritas negara sambil membangun nasionalisme tanpa menghancurkan keberagaman masyarakat,
UMMUMM Analisis mikrostruktur dengan SEM menunjukkan distribusi cangkang telur yang merata dalam matriks plastik PP. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwaAnalisis mikrostruktur dengan SEM menunjukkan distribusi cangkang telur yang merata dalam matriks plastik PP. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa
UINUIN Dalam konteks fikih, ketentuan hudud telah disepakati baik jenis perbuatannya maupun sanksi-sanksinya. Akan tetapi, tidak semuanya tercantum sebagai materiDalam konteks fikih, ketentuan hudud telah disepakati baik jenis perbuatannya maupun sanksi-sanksinya. Akan tetapi, tidak semuanya tercantum sebagai materi
UNILAUNILA 881) dan indeks kesamarataan (J) sebesar 0. 923 menunjukkan komunitas stabil serta distribusi individu yang merata. Namun, indeks kesamaan spesies (IS)881) dan indeks kesamarataan (J) sebesar 0. 923 menunjukkan komunitas stabil serta distribusi individu yang merata. Namun, indeks kesamaan spesies (IS)