UNIMALUNIMAL

Journal of Renewable Energy, Electrical, and Computer EngineeringJournal of Renewable Energy, Electrical, and Computer Engineering

Tanaman nilam merupakan salah satu komoditas pertanian utama di Indonesia dengan luas areal mencapai 64,67 ha. Limbah padat yang dihasilkan dari industri penyulingan mencapai sekitar 98% dari total bahan baku. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap karakteristik biomassa limbah padat dari industri minyak atsiri nilam yang dipanen dari Lhokseumawe, Indonesia. Sifat biomassa nilam sebelum dan sesudah penyulingan dianalisis menggunakan berbagai teknik termasuk analisis proksimat, kalorimeter bom, TGA-DTG, DSC, dan analisis lignoselulosa. Lima kilogram biomassa dikumpulkan setelah panen nilam kemudian diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu daun, cabang, batang, dan campuran semua bagian. Satu set biomassa residu lain dikumpulkan setelah proses penyulingan dan dikelompokkan serupa dengan yang dikumpulkan sebelum penyulingan. Semua sampel kemudian dikeringkan, digiling, dan disaring hingga ukuran 50 mesh. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai kalor tertinggi diamati dari sampel daun nilam yang dikumpulkan sebelum proses penyulingan dengan nilai 15,65 MJ/kg di mana kandungan zat menguapnya adalah 81,26%. Analisis komposisi lignoselulosa menunjukkan bahwa 27% dalam cabang pra-penyulingan. Campuran semua bagian ditemukan mengandung 35% selulosa yang merupakan nilai tertinggi. Kandungan lignin dengan nilai 42% ditemukan di batang setelah penyulingan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji lignoselulosa, komponen nilam yang menghasilkan kandungan hemiselulosa terbesar sebesar 27% adalah ranting sebelum penyulingan, kandungan selulosa terbesar sebesar 35% adalah campuran setelah penyulingan, dan kandungan lignin terbesar dalam nilam terdapat pada batang setelah penyulingan (42%).Berdasarkan hasil uji pada komponen nilam, bagian yang memiliki nilai karbon tetap terbesar adalah daun sebelum penyulingan (4,18%), sedangkan nilai kalor terbesar terdapat pada daun sebelum penyulingan (15649 kJ/kg).Limbah nilam setelah penyulingan memiliki kandungan kadar air dan abu yang tinggi sedangkan nilam sebelum penyulingan mengandung zat mudah menguap dan karbon tetap yang besar.

Penelitian lanjutan bisa mengeksplorasi bagaimana variasi suhu penyulingan memengaruhi efisiensi konversi residu nilam menjadi biofuel yang lebih murni, sehingga membantu menemukan metode terbaik untuk meningkatkan produksi energi dari limbah ini tanpa merusak kualitas minyak atsiri. Selain itu, studi bisa ditujukan pada pengujian kompatibilitas residu nilam dengan bahan biomassa lain untuk menghasilkan biokomposit yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan, seperti mencampurnya dengan serat alami lainnya dalam proses pembuatan energi terbarukan. Penelitian lain bisa menginvestigasi dampak jangka panjang penggunaan residu nilam sebagai sumber bioenergi terhadap kesehatan tanah di daerah pertanian, seperti apakah ini bisa meningkatkan kesuburan tanah atau memicu masalah erosi, sebagai langkah pencegahan yang penting untuk mempertahankan produktivitas lahan. Dengan menggabungkan temuan ini, peneliti dapat merancang eksperimen yang menguji proses fermentasi atau gasifikasi hibrid untuk mengoptimalkan ekstraksi komponen bioaktif dari nilam, sehingga menciptakan sumber energi yang lebih efisien dan berkelanjutan bagi masyarakat lokal. Akhirnya, arah studi bisa diperluas ke analisis ekonomi dari skala industri, dengan mempertanyakan apakah residu nilam bisa dijadikan dasar untuk pengembangan teknologi biomasa skala besar yang mengurangi emisi karbon, yang tentunya membutuhkan data lebih lanjut untuk membuktikan kelayakannya.

  1. Thermal and Physical Properties of Patchouli Essential Oil Industry Residue as Renewable Feedstock for... doi.org/10.29103/jreece.v2i1.6644Thermal and Physical Properties of Patchouli Essential Oil Industry Residue as Renewable Feedstock for doi 10 29103 jreece v2i1 6644
  2. Experimental Study of Thermal Decomposition and Combustion.... experimental study thermal combustion... doi.org/10.2478/lpts-2013-0018Experimental Study of Thermal Decomposition and Combustion experimental study thermal combustion doi 10 2478 lpts 2013 0018
  3. Brachymeria koehleri (Hymenoptera: Chalcididae) as a Hyperparasitoid of Lespesia melloi (Diptera: Tachinidae)... doi.org/10.1653/024.096.0457Brachymeria koehleri Hymenoptera Chalcididae as a Hyperparasitoid of Lespesia melloi Diptera Tachinidae doi 10 1653 024 096 0457
  4. EFEK SUHU PADA PROSES PENGARANGAN TERHADAP NILAI KALOR ARANG TEMPURUNG KELAPA (Coconut Shell Charcoal)... ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/NEUTRINO/article/view/1647EFEK SUHU PADA PROSES PENGARANGAN TERHADAP NILAI KALOR ARANG TEMPURUNG KELAPA Coconut Shell Charcoal ejournal uin malang ac index php NEUTRINO article view 1647
File size785.03 KB
Pages7
DMCAReportReport

ads-block-test