UNIMALUNIMAL

Journal of Renewable Energy, Electrical, and Computer EngineeringJournal of Renewable Energy, Electrical, and Computer Engineering

Indonesia memiliki sumber daya biomassa yang sangat besar karena wilayahnya sebagian besar dikelilingi oleh hutan dan area pertanian. Salah satu komoditas pertanian utama adalah kopi Arabika Gayo. Limbah agro-kopi seperti ampas kopi mengandung glukosa, bahan organik, protein, nitrogen, dan mineral tinggi. Oleh karena itu, ampas kopi dapat menjadi bahan baku potensial untuk produksi bioetanol. Untuk mengembangkan teknologi efektif dalam produksi bioetanol dari ampas kopi, diperlukan penyelidikan awal tentang cara mempersiapkan glukosa secara efektif. Dalam penyelidikan pendahuluan ini, produk glukosa dipersiapkan menggunakan dua metode: metode-I meliputi tahapan ekstraksi, delignifikasi, dan hidrolisis; sedangkan metode-II melakukan hidrolisis langsung pada suhu 100°C selama 4 jam. Pada kedua metode, proses hidrolisis untuk mendapatkan glukosa dilakukan dengan menambahkan asam sulfat (H₂SO₄) pada berbagai konsentrasi (8%, 10%, dan 12% berat). Berdasarkan hasil analisis, kadar glukosa tertinggi, yaitu 17%, diperoleh dari metode-II dengan penambahan asam sulfat 8% berat. Semakin sedikit asam sulfat yang ditambahkan, semakin tinggi kadar glukosa yang dihasilkan. Tidak ditemukan perbedaan pH antara kedua metode. Warna glukosa yang dihasilkan melalui metode-I lebih jernih dibandingkan yang dihasilkan melalui metode-II.

Glukosa dari ampas kopi Arabika Gayo berhasil dipersiapkan sebagai tahap awal produksi bioetanol dengan variasi konsentrasi asam sulfat.Kadar glukosa tertinggi (17%) diperoleh pada metode hidrolisis langsung (metode-II) dengan konsentrasi asam sulfat 8% berat, di mana penambahan asam sulfat yang lebih rendah menghasilkan kadar glukosa lebih tinggi.Meskipun metode-I menghasilkan glukosa dengan warna lebih jernih, kadar glukosanya lebih rendah (maksimum 10%) karena kehilangan selulosa dan hemiselulosa selama proses ekstraksi dan delignifikasi.

Penelitian selanjutnya dapat menguji apakah kombinasi hidrolisis asam ringan dengan pretreatment enzimatik dapat meningkatkan efisiensi pemecahan selulosa di ampas kopi tanpa menghilangkan banyak bahan padat, sehingga menghasilkan glukosa lebih tinggi sekaligus mempertahankan warna yang jernih. Selain itu, perlu diselidiki apakah penggunaan katalis asam padat atau asam ramah lingkungan seperti asam organik dapat menggantikan asam sulfat untuk mengurangi limbah korosif tanpa mengurangi hasil glukosa. Terakhir, penelitian lanjutan sebaiknya menguji langsung kemampuan ragi lokal Indonesia dalam memfermentasi glukosa dari ampas kopi menjadi bioetanol dalam kondisi skala laboratorium kecil, guna menilai potensi produksi bioetanol berkelanjutan yang sesuai dengan sumber daya lokal dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor.

File size677.37 KB
Pages6
DMCAReportReport

ads-block-test