UNIMALUNIMAL

Journal of Renewable Energy, Electrical, and Computer EngineeringJournal of Renewable Energy, Electrical, and Computer Engineering

Setiap tahun jumlah pendaki meningkat, mencapai setidaknya 70.000 orang termasuk peneliti. Peningkatan tersebut berimplikasi pada peningkatan risiko mortalitas akibat hipotermia, dengan minimal 18 orang meninggal antara tahun 2014‑2015. Risiko hipotermia dapat diminimalkan dengan memberikan kehangatan kepada korban, yang dapat diwujudkan melalui alat yang menghasilkan panas yang tepat, mudah dan aman digunakan, mudah dibawa, serta terjangkau. Penelitian ini merancang produk lampu pemanas untuk tenda sebagai upaya pencegahan hipotermia dengan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment) untuk mengolah suara konsumen, merancang konsep produk, melakukan penyaringan dan seleksi konsep, serta menganalisis desain akhir. Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data, ditemukan sepuluh kriteria kebutuhan dan minat konsumen, antara lain alat praktis dibawa, aman digunakan, dapat menghangatkan tubuh, serta memiliki fungsi tambahan sebagai charger ponsel. Konsep alternatif yang dipilih berupa tabung silindris dengan baterai Li‑Ion dan rangka dari plastik polipropilena. Dari konsep terpilih, model lampu pemanas dirancang untuk tampilan saat digunakan maupun disimpan.

Berdasarkan pemrosesan dengan metode QFD, skala prioritas menunjukkan bahwa kebutuhan konsumen yang paling penting adalah alat praktis untuk dibawa (nilai penting 4,53), diikuti oleh alat yang aman digunakan (4,52), dan terakhir kemampuan perangkat berfungsi sebagai charger ponsel.Pengurutan berdasarkan skor mentah menyoroti bahwa spesifikasi “sumber daya mudah ditemukan dan “spare part tersedia di pasar menempati urutan teratas.Konsep 1, yang menggunakan baterai Li‑Ion, bentuk silindris, dan rangka plastik polipropilena, terpilih sebagai desain optimal.

Penelitian selanjutnya dapat menguji kinerja lampu pemanas ini di lingkungan berkemah nyata dengan variasi iklim, untuk mengukur peningkatan suhu dalam tenda serta tingkat kenyamanan pengguna. Dengan membandingkan suhu rata‑rata yang dicapai dan durasi pemanasan pada kondisi suhu luar −5 °C, 0 °C, dan 10 °C, dapat ditentukan batas efektif penggunaan produk. Selanjutnya, studi dapat mengeksplorasi sumber energi alternatif, seperti panel surya terintegrasi atau baterai berbasis bahan ramah lingkungan, guna meningkatkan keberlanjutan dan mengurangi ketergantungan pada baterai Li‑Ion. Penelitian tersebut dapat melibatkan analisis biaya‑manfaat serta evaluasi tingkat pengisian ulang energi pada masa pakai beragam. Ide lain adalah melakukan kajian ergonomik terhadap interaksi pengguna dengan lampu pemanas, termasuk aspek kemudahan transportasi, kemudahan pengoperasian, serta persepsi keamanan saat kondisi basah atau hujan. Metode observasi lapangan dan survei kepuasan dapat memberikan data mengenai potensi perbaikan desain kerangka plastik dan sistem proteksi listrik. Ketiga arah penelitian ini diharapkan memperluas aplikasi produk, meningkatkan keselamatan, dan menyediakan solusi pemanasan yang lebih efisien bagi pendaki dan pecinta alam.

  1. Heater lamp product design as hypothermia prevention using qfd (quality function deployment) | Journal... doi.org/10.29103/jreece.v2i1.6630Heater lamp product design as hypothermia prevention using qfd quality function deployment Journal doi 10 29103 jreece v2i1 6630
  2. PERANCANGAN ALAT BANTU SWING OTOMATIS UNTUK MENGURANGI KEGAGALAN PRODUK PADA INDUSTRI BAHAN BANGUNAN... dinastirev.org/JIMT/article/view/191PERANCANGAN ALAT BANTU SWING OTOMATIS UNTUK MENGURANGI KEGAGALAN PRODUK PADA INDUSTRI BAHAN BANGUNAN dinastirev JIMT article view 191
File size825.48 KB
Pages7
DMCAReportReport

ads-block-test