MYJOURNALMYJOURNAL

Journal of ManagementJournal of Management

Sejak Desa Tigawasa mengeluarkan Perdes No.65 tahun 2020 untuk melestarikan populasi burung yang menurun, penduduk yang bekerja sebagai penarik burung khawatir pekerjaannya akan hilang. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana burung dan manusia dapat hidup berdampingan dengan keuntungan timbal balik, sebagaimana ditunjukkan oleh para pendukung keberlanjutan dan ekowisata di Desa Tigawasa, Buleleng, Bali. Metode kualitatif deskriptif digunakan dalam studi ini, dengan data yang dikumpulkan melalui tinjauan pustaka. Keterlibatan masyarakat yang sudah memahami nilai keberlanjutan, dalam contoh ini anyaman bambu, sangat penting bagi keberhasilan pengelolaan ekowisata di Desa Tigawasa.

Peraturan desa yang melarang perburuan burung, kegiatan birdwatching, fotografi burung, adopsi sarang, pelepasan burung, serta kebun kopi organik di bawah naungan pepohonan merupakan contoh bagaimana pariwisata dan kegiatan Bali Starling dapat saling mendukung dan memberi manfaat antara burung dan masyarakatnya.Burung memperoleh ketenangan dan keberlanjutan untuk bernyanyi serta berkembang biak, sementara masyarakat mendapatkan manfaat material dari pariwisata berkelanjutan dan lingkungan.Berbagai aktivitas lain, seperti fotografi burung, adopsi dan pelepasan burung, serta perluasan lahan untuk tanaman organik homogen (misalnya tanaman kopi) dengan tujuan memperluas habitat burung, berpotensi dikembangkan sehingga kegiatan pariwisata dan keberlanjutan di Desa Tigawasa dapat hidup berdampingan.Diharapkan contoh yang telah dilakukan oleh masyarakat Jatilmulyo dapat menjadi model bagi komunitas di tempat lain sehingga upaya keberlanjutan dapat memberikan manfaat yang saling menguntungkan.

Penelitian selanjutnya dapat melakukan evaluasi kuantitatif tentang dampak ekonomi ekowisata dan program adopsi sarang burung terhadap pendapatan rumah tangga di Desa Tigawasa, dengan membandingkan data sebelum dan sesudah penerapan Perdes No.65. Selanjutnya, studi komparatif dapat dilakukan pada beberapa desa di Bali untuk menilai perubahan populasi burung selama lima hingga sepuluh tahun pasca penerapan regulasi perlindungan, guna mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan konservasi. Terakhir, penelitian longitudinal dapat meneliti keberlanjutan jangka panjang praksis kopi organik naungan pohon terhadap kualitas habitat burung dan kesuburan tanah, sehingga dapat memberikan rekomendasi praktik pertanian ramah lingkungan yang optimal bagi komunitas lokal.

Read online
File size225.43 KB
Pages9
Short Linkhttps://juris.id/p-1uR
Lookup LinksGoogle ScholarGoogle Scholar, Semantic ScholarSemantic Scholar, CORE.ac.ukCORE.ac.uk, WorldcatWorldcat, ZenodoZenodo, Research GateResearch Gate, Academia.eduAcademia.edu
DMCAReport

Related /

ads-block-test